Pages

Friday, September 4, 2020

Menjamu Matahari Malam

Di setiap malam yang panjang, terhitung dari hilangnya mega kemerahan hingga terbitnya fajar, kedatangan dan perpisahan bahan perbincangan kita bukan? Kita yang selalu bertemu di tempat dan waktu yang sama. Semeja kursi dan segelas kopi yang serasa. Merindu jumpa ketika pagi dan senja mulai menua, sering kita bincagkan bersama dan selalu terulang. kegelisahan itu. Saat ia yang dapat melihat kita, hanya dapat mengharap dipertemukan, walau hanya sekelebat mata tak dapat memandangnya.

Bagiku, fajar ialah penantian dan sore tak lain hanyalah sebuah pengharapan.  Menunggu, yang nantinya tak sanggup lebih lama dalam menunggu, menggerutu kepergian karna waktu yang hanya sebatas hujan, jatuh tanpa menyentuh akar, atau hanya mendung yang berbunga tanpa buah.

Ya, berdua yakin itu tak akan terjadi. Hanya peranggapan-peranggaan yang menganggap kita itu, berbeda. Jika tahu kita sama,  kita memiliki perbedaan waktu, tempat dan cara berlabuh kita yang hanya sementara, lalu pulang. Tugas kita pun sedemikian, sudah tak lagi sama. Engkau adalah sebuah harapan bagi mereka, tempat berpikir dan merealisasikan aktivitas hidup yang hanya sementara dan akulah yang akan menjaga di setiap lelap mata terpejam, menciptakan mimpi dan imajinasi esok yang akan datang, dan melukis teka-teki bagi jiwa yang tiada sempurna.

Di senja dan esok akan tiba, saat kita saling menanam harap untuk jumpa, dan di atas doa-doa. Kala itu juga kita akan berpisah.

Kita dirindukan.

***

18:41

04/09/2020

My Queen of Virgo's Birthday


Menjamu Matahari Malam



No comments:

Post a Comment