Pages

Sunday, December 13, 2020

Ketika Tangan Saling Bertautan

Suasana siang ini hanya diisi dengan cerita temanku. Oke, untuk hal yang penuh dana, temanku ini menceritakan hal indah yang dialaminya.

Begini cerita singkatnya. 

Memandang garis pantai terhampar di hadapannya. Dia tak sendirian. Ada sosok laki-laki yang berada di dekatnya. Tangan gadis dan laki-laki yang duduk bersebelahan itu saling tertaut.

Tentu saja, laki-laki ini membisikkan kalimat rayuan yang memabukkan. 

Oh Darling,
Dont be afraid to let me in
We'll stick together now
Doesnt where we've been
Oh honey
Hold me close and Hold me tight

Berdendang lagu Oh honey, Luke James Shaffer. Saling memandang langit biru. Melihat bocah bocah saling berkejaran di bibir pantai. Suasananya cukup membuat tenang hari ini. 

Namun suatu ketika, ketika menghadapi masalah pelik. Entah kesibukan yang menerjang atau perubahan suasana hati yang berubah sewaktu waktu. Sepasang ini hanya perlu bicara dengan keterterdiaman. Cukup alunan musik yang menjelaskan segala hal. 

Memang semua masalah tak akan mampu terselesaikan dengan baik dengan cara ini. Tapi segala sesuatunya butuh jeda. Agar suasana menjadi baik. 

Sutu ketika, mereka tidak akan pernah menemukan birunya langit, atau lengangnya laut di kedalaman, seperti saat mereka bersama seperti ini. Mereka hanya perlu denyut napas. 

Debat jantung masih ada. Hanya itu yg bisa dipastikan. Tidak semuanya berjalan baik baik saja sesuai kemauan kita. 

Ah, aku bicara apa. Jika menciptakan ketidakmungkinan itu terbuka lebar. Maka pasangan itu hanya mempercayai secuil kemungkinan. 

Saling menggenggam mimpi masing masing. Dengan tangan saling bertautan. Kembali memuat replay musik kesukaan mereka. 

Kali ini Hollow Coves mengalun, Evermore. 

(*) 

18.48
13.12.2020 
Habis selesai nyelesein novel 260 hlm dalam waktu singkat

1 comment: