The 7 Laws of Happinnes

12:02 AM

nabila chafa:


The 7 Laws of  Happinnes
 Ringkasan :
           
            Banyak orang yang meracunkan kebahagiaan dengan kesenangan. Kesenangan bisa dicapai dari hal-hal yang bersifat fisik. Ini menghasilkan kepuasan, tetapi kepuasan yang dihasilkannya tidak akan bertahan lama. Kebahagiaan dan Kesenangan adalah dua jalan yang membentang dengan arah yang berlawanan. Dengan demikian, ketika memilih jalan kesenangan, kita sebenarnya sedang berjalanan menjauhi jalan kebahagiaan. Sebagai manusia, kita memang lebih mudah terjebak ke dalam jalan kesenangan ketimbang menyusuri jalan kebahagiaan.
             Jalan kebaikan senantiasa berakhir pada kebahagiaan sementara jalan kesenangan sering berakhir pada kesengsaraan. Sukses berarti mendapatkan apa yang Anda inginkan, sementara bahagia adalah menginginkan apa yang anda dapatkan. Sukses ukurannya adalah kuantitas. Ukuran kebahagiaan adalah kualitas. Kebahagiaan tidak mengacu pada pencapaian, tetapi pada proses.
                        Menjadi Bahagia…
                        Kita tidak membutuhkan apa-apa.
                        Kita hanya membutuhkan diri kita sendiri.
                        Untuk menjadi Bahagia…
                        Anda tidak perlu membuat target-target.
Anda tidak perlu mengejar apa pun.
Menerima keberadaan Anda apa adanya,
Bersatu dalam kepasrahan dan dalam kekinian.
Pikiran adalah kunci utama perubahan. Seluruh diri kita adalah hasil dari yang telah kita pikirkan. Jadi, apa yang terjadi pada diri kita sekarang ini adalah hasil dari pikiran kita pada masa yang lalu. Apa yang akan terjadi pada kita di masa yang akan datang adalah hasil dari yang sedang kita pikirkan sekarang.
Prinsip-prinsip Pikiran :
1.      Kekuatan terbesar kita adalah kemampuan memilih pikiran.
2.      Kita tidak dapat mengontrol perasaan kita secara langsung, tetapi dapat mengontrol perasaan kita dengan cara mengontrol pikiran.
3.      Kita tidak dapat berhenti berpikir. Dalam kondisi apa pun, kita selalu memasukkan makanan ke pikiran kita.
4.      Kita hanya dapat memikirkan satu hal dalam satu waktu.
Tak mungkin mengerjakan beberapa hla sekaligus. Kita melakukannya secara bergantian, bergantung pada stimulasi yang paling menarik perhatian saat itu.
5.      Pada saat kepala terinfeksi pikiran negatif, anda dapat membuangnya saat itu juga.
6.      Kemampuan mengubah pemikiran adalah seperti otot; dapat tercipta berkat latihan dan disiplin yang sungguh-sungguh.
7.      Pikiran tidak dapat membedakan mana kejadian yang telah lama terjadi dan mana kejadian yang baru saja terjadi. Begitu memikirkan kejadian yang Anda alami walaupun telah berlangsung lama, Anda akan merasa seolah-olah kejadian tersebut baru saja terjadi.
The 7 Laws of Happiness atau Tujuh Rahasia Hidup yang Bahagia adalah Tiga rahasia yang pertama berkaitan dengan hubungan kita dengan diri kita sendiri. Tiga rahasia kedua berkaitan dengan hubungan antara kita dan orang lain. Satu rahasia yang terakhir berkaitan dengan hubungan antara kita dan Tuhan.
Rahasia 1: Sabar (Patience)
Sabar adalah dasar dari segala hukum yang lain. Tanpa sabar, tak mungkin pula kita bisa menemukan kesederhanaan dalam setiap masalah yang kita hadapi. Tanpa sabar, kita tidak akan pernah mencapai kepasrahan.
Sabar adalah kunci dari segala kunci, sumber dari segala sumber kebahagiaan. Bagi orang sabar, tak ada kata tak bisa. Tak ada kata tak mungkin untuk dilakukan. Keberhasilan hanyalah masalah waktu. Hanya orang yang sabar yang akan mendapatkan keinginannya.
Rahasia 2: Syukur (Garatefulness)
Bersyukur adalah sebuah proses berhenti sebentar di setiap momen dan menikmati momen tersebut. Kombinasi sabar dan syukur akan menghasilkan kebahagiaan yang luar biasa. Bersyukur tidak ditentukan oleh sesuatu yang kita dapatkan (factor eksternal) tetapi lebih pada kondisi internal. Rasa syukur juga akan sangat ditentukan oleh karakteristik diri Anda sendiri. Rasa syukur juga bergantung pada seberapa besar usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
Semakin besar rasa syukur kita, semakin besar pula kenikmatan yang kita peroleh. Keberhasilan adalah mendapatkan yang kau inginkan, kebahagiaan adalah menginginkan yang kau dapat. Jika tak mampu bersyukur atas apa yang kau peroleh, bersyukurlah karena hal yang tak kau dapat.
Ada 3 musuh Kedamaian Pribadi :
1.      Penyesalan akan kesalahan kemarin.
2.      Kecemasan akan masalah besok.
3.      Tidak adanya rasa syukur untuk hari ini.
Rahasia 3: Sederhana (Simplicity)
Simplicity atau membuat jadi sederhana adalah kemampuan kita melihat hakikat. Yang terjadi di dunia ini sangatlah sederhana, tetapi kita sering melihatnya dengan sangat rumit. Masalah terlihat rumit karena kita kehilangan perspektif. Kita tidak dapat melihat masalah sebagai mana adanya. Kita melihat masalah dari tempat dimana kita berada. Tempat ini sangat terbatas dan inilah yang membuat kita tidak dapat menemukan esensi persoalan yang sebenarnya. Solusinya sangat sederhana saja, kita “keluar dari kotak” dan memandang masalah tersebut dari sudut pandang yang berbeda.
Rahasia 4: Kasih (Love)
Bagi orang-orang yang mencintai, cinta itu sendiri telah menjadi sebuah kebahagian dan kemengan sejati, apalagi bagi orang yang di cintai. Cinta yang di bicarakan di The 7 Laws of Happiness adalah cinta yang universal, bukan cinta birahi. Inilah cinta yang paling mendasar, cinta yang paling universal, cinta yang bersifat melepaskan, dan cinta yang tidak mementingkan diri sendiri. Cinta yang dimaksud adalah sebuah cinta yang jauh lebih fundamental dan universal. Sedangkan cinta birahi diwarnai dengan oleh gairah, hasrat, serta keinginan untuk memiliki dan menguasai. Cinta birahi terkait dengan membutuhkan segala sesuai dengan harapan kita. Karena cinta ini bersifat transaksional.
Cinta universal adalah cinta yang kita berikan dengan cuma-cuma. Orang yang kita cintai itu bisa saja tidak menguntungkan kita, mengecewakan kita, tidak memenuhi harapan kita, tetapi kita tidak berhenti mengasihinya. Inilah cinta yang murni, yang tidak didasarkan pada kalkulasi untung rugi, tetapi bersifat Transformasional dan Mencerahkan. Cinta yang dimaksud lebih didorong oleh keinginan manusia untuk meraih kebahagiaan, yang intinya adalah kerinduan akan kesatuan, untuk mengatasi perasaan terpisah kita.
Rahasia 5: Memberi (Giving)
Manifestasi kasih selalu dalam tindakan memberi, apapun bentuk pemberiannya. Kasih adalah paradigma, sementara memberi adalah perilakunya. Dengan melihat factor ini, kita dapat mengelompokkan perilaku manusia ke dalam 4 tipe :
1.      Orang yang mengasihi tetapi tidak memberi.
2.      Orang yang mengasihi dan mewujudkan kasih itu dalam bentuk tindakan memberi.
3.      Orang yang memberi tetapi pemberiaan tersebut bukanlah didasari oleh kasih.
4.      Orang-orang yang tidak mengasihi dan juga tidak memberi.
Kebaikan dalam kata-kata menghasilkan keyakinan. Kebajikan dalam pikiran menghasilkan kedalaman. Kebajikan dalam memberi menghasilkan rasa kasih.
Rahasia 6: Memaafkan (Forgiving)
Memaafkan adalah melepaskan masa lalu. Memaafkan berarti tidak memberikan tempat bagi masa lalu merusak kesempatan kita untuk berbahagia dimasa sekarang. Memaafkan sangat diperlukan karena hanya dengan memaafkan kita dapat menutup masa lalu yang kelam dan menyongsong masa kini yang begitu indah dan begitu penuh. Orang yang tidak dapat memaafkan pastilah tidak dapat menikmati masa kini dan menyongsong masa depan.
Salah satu cara yang efektif untuk memaafkan orang lain adalah berusaha memahami orang tersebut. Memahami dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, Memahami ketidaksempurnaan.  Perlu pemahaman bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan bahwa sesungguhnya kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Kedua, memahami orang lain dengan cara menempatkan diri kita diposisi orang tersebut. Kita senantiasa berusaha menempatkan diri kita diposisi orang lain, tetapi kenyataannya tidak bisa melepaskan posisi kita sekarang.
Kekesalan memberimu keberhasilan. Jadilah orang yang pertama kali memaafkan; senantiasa memaafkan dirimu lebih dulu.
Rahasia 7: Pasrah (Surrender)
Pasrah adalah kata kunci dari semua perjalanan kita. Pasrah adalah kata pamungkas yang akan menyadarkan kita bahwa segala usaha dan kemampuan kita ada satu kekuatan yang berada diatas segala kekuatan. Memasrahkan diri secara total kepada Tuhan dapat kita yakini sepenuhnya bahwa Tuhan dapat dipercaya.
Tingkat 1: Menyakini bahwa Tuhan itu ada.
Tingkat 2: Percaya bahwa Ia senantiasa melindungi.
Tingkat 3: Percaya bahwa Ia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Tingkat 4: Percaya bahwa Ia senantiasa memilihkan yang terbaik untuk kita.
Pasrah barulah dapat dilakukan setelah Anda lakukan kerja keras. Dengan kerja keras dan kemudian memohon pertolongan Tuhan, Anda sebenarnya sedang memohon peluang Tuhan untuk bekerja.

Menyerahkan semuanya kepada Tuhan akan membuat kita pasrah, tenang dan relaks. Hal ini akan sangat sulit dilakukan apabila kita tidak percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Kepercayaan seperti ini, adalah bentuk kepercayaan tertinggi karena kita tidak sekedar percaya bahwa Ia ada, tetapi kita benar-benar menyerahkan segala diri kita sepenuhnya dalam kehendak-Nya.

You Might Also Like

1 Comments