Maafkanlah Aku dan Duniamu

9:03 PM

Nyanyikanlah senandungmu. Berharap nyala api yang membakar kayu itu hangus. Atau sampai pada matahari bangun dari tidurnya. Mengolet di batas ufuk. Beranikah kamu menari dengan sisa-sisa tenagamu. Hingga mendekat pada rasa puas di jiwamu. Aku bahagia bisa memotret semua yang menjadi lukisan semesta ini pada bola mataku.

Kebahagiaanku ternyata bertepuk sebelah. Kamu sendiri di antara hingar bingar orang yang memuja akan penampilanmu. Meski kau sisihkan waktu untuk mendongengiku berpeluh-peluh keringat. Ketika semua orang merasa bahagia, sedangkan kamu tidak. Aku tahu persis dongeng yang sering kamu ceritakan itu. 

Di buku tua yang menguning dan sampul yang berbau. Kau bercerita bahwa kamu sendirian. Tak ada lagi manusia yang memperhatikanmu. Tetapi sungguh harus aku mengakui, kamu aktor yang handal. Kamu seolah-olah peduli bahwa mereka memedulikanmu. Bibirmu manis madu ketika mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Mencintai dunia sekelilingmu.

Bukankah kamu kuat untuk melewatkan itu semua. Penderitaan yang kamu sembunyikan dan hanya terkuak melalui simbol-simbol tato tubuhmu. Kamu juga pernah mengakui bahwa cerita indah yang membuaiku itu hanya omong kosongmu saja. 

Tolonglah, maafkan mereka. Hidup dengan sehidup-hidupnya. Jangan pernah merasa sendiri. Setidaknya kamu punya aku. Yah, meskipun aku marah kemarin malam. Membahas rencana kemana saja kita akan melewatkan pergantian tahun. Tapi kamu menyuruhku untuk menari di atas lonteng. Sedangkan kamu yang akan memetik gitar. Bergurau, sampai terbitnya mentari pertama di awal tahun. Dalam sepi kita memandang malam terakhir, akumu.

Kemudian gurauan itu lenyap. Menghempaskan beban. Sebuah cerita tentang akhir indah perjalanan hidupmu. Tetapi tidak denganku. Kudapati kamu yang terbujur kaku. Kemarin adalah mimpi indah yang kuciptakan sendiri. Berharap ini hanya gurauan. Atau sekedar candaan di akhir tahun. Melalui sisa-sisa tangis yang mendera. Jika kamu ingin membuatku bersalah, memang benar sekarang aku bersalah. Berharap di lain dunia kamu memaafkanku. Memaafkan duniamu yang membuang orang sepertimu.

**

Untuk mereka yang mengakhiri hidupnya dengan cara mereka sendiri. Kemungkinan, atau besar kemungkinan kita menjadi penyebab nol koma sekian juta persen pemicunya.

sebuah mini cerpen, lagi.

10:58

Kamis, 13/08/2020

Maafkanlah aku dan duniamu

You Might Also Like

0 Comments