Pages

  • Home
  • Tumblr
  • linked
facebook linkedin twitter youtube

Rumah Dialektika

    • About Me
    • Renjana
    • Cerita Pendek
    • Opini

    2020 sebentar lagi berakhir. Sedikit aku ingin merefleksikan apa yang sedang terjadi di tahun penuh ujian ini. 

    First thing first, kita masih bersyukur melewati cobaan di tahun pandemi ini dengan sedikit tersenyum. Kecut memang, tak apa. Terpenting adalah kita masih baik-baik saja. Masih bernapas dan menghelanya dengan sempurna. 

    Januari, 2020.

    Kilas balik yang terjadi di awal tahun adalah pertemanan. Selesai bekerja di perusahaan penerbitan, aku rehat selama 2 bulan. Aku banyak menghabiskan untuk bercengkrama dengan beberapa teman. Memotivasi salah seorang teman yang masih berjuang di skripsian. Kemudian merencanakan perjalanan. Ya, aku, imaf dan yayak sempat merencanakan perjalanan singkat di Jogja, ke rumah Yayak, niatnya.

    Februari, 2020.

    Awal. Tepat tanggal 3 Februari akhirnya terealisasi juga liburan mini kita. Akhirnya ke penginapan jadinya bukan di rumah yayak yang sedang membangun. Jadi gitu. Kita mempunyai ruang dan waktu yang istimewa. Alhamdulillah. Mengingat 2020, maka aku akan mengingat bulan Januari - Februari sebagai bulan dimana aku banyak menjejaring pertemanan sehatku.

    Dan, bulan ini pula aku masuk ke perusahaan baru. Selamat tinggal yang lama. Alhamdulillah, Allah kabulkan sesuai permintaanku. Aku menginginkan perusahaan yang menerima karakter seterbuka aku. Eh jebul, dikasihnya benar-benar yang terbuka. Perusahaan yang kinerjanya benar-benar diukur pakai angka, haha, karena dilihat dari traffic. 

    Jadi begitulah.

    Maret, 2020.

    Awal Maret sudah diumumkan bahwa ada 2 pasian Covid-19 pertama di Depok. Kemudian di tanggal 15 Maret Solo sudah ditemukan pasien lanjutnya. Selanjutnya, kami Kejadian Luar Biasa Covid-19. Meliburkan sekolah, dan perkantoran pun terpaksa WFH.

    Untung aku masih belum wfh. Masih suka ngantor. Suka ngdrama bareng teman-teman kantor. Ujan juga lagi datang deras-derasnya. Alhamdulillah. 

    April, 2020 - Desember 2020

    Yeay, kerja di rumah dan apa yang kamu harapkan, hah?

    Jeda waktu yang sangat lama ini aku banyak-banyam instropeksi diri. Banyak orang yang harus di PHK gara-gara pandemi. Kemudian, aku sadar pentingnya uang dana darurat. Saat ini pun masih aku kumpulkan. Alhamdulillah udah di angka 11 jutaan. Kemudian, aku belajar soal reksadana saham. Baru nyoba main di saham, baru 3 bulan terakhir. Alhamdulillah, nggak banyak return-nya tapi menjanjikan. 

    Banyak drama yang aku tonton, banyak pula aku bosan di rumah. Banyak buku yang baca, banyak pula aku ngalamunnya.

    Bersyukurnya, kita masih baik-baik saja. Dan semoga saja seterusnya seperti itu.

    Bapak - Ibu alhamdulillah sehat. Meski ibu tumbang di awal November. Bapak tumbang di awal desember, tapi kita baik-baik saja. Kita melewatinya dengan syukur alhamdulillah. Benar deh, bener-bener alhamdulillah terus. Ucap syukur terus.

    Kini,

    Sekarang aku sudah berbesar hati. 2020 ajang aku melupakan masa laluku. Hal-hal yang aku nggak suka, semacam organisasi berbelit macam perusahaan lamaku. Dijauhkan dari orang-orang munafik. Baik di depan, nggak tau dibelakang. Alhamdulillah, punya circle pertemanan terbaik. Punya orang tua yang suopportive. Punya keuangan sehat. Punya adik-adik lucu menggemaskan yang sering aku mintain tolong.

    Alhamdulillah, bener-bener alhamdulillah. 

    2021 di depan mata. Tentu aku mengharapkan akan datangnya jodoh eh coret untuk waktu dan ketentuan yang berlaku. Hehe. Semoga aja. Tapi entahlah, masih suka stag. Benar-benar menginginkan kehidupan seperti ini terus, jujur. Waduh, aku merasa nggak berkembang gitu, dan berada di tempurung.

    Apakah kamu sudah siap di tahun 2021? Tentu. Bismillah yok, bismillah.

    Untuk 2021 yang semakin kaya raya, sehat jaya, makmur, bermanfaat dan kamu datang ke sini aja. Iya kamu, aminkan dong. Hahaha.

    (*)

    Minggu 27 Desember 2020
    17:43

    Kilas Balik 2020


    Continue Reading

    Terkadang setiap apa yang kita temui di depan mata, tidak selamanya itu hal baik. Kadang kita tidak siap. Menelan mentah-mentah omong kosong orang. 

    Membuang muka saat di sapa. Bersikap manis tapi sebenarnya ada maunya. Atau berpura-pura ramah dan melakukan yang tidak masuk akal. 

    Kamu ingin dikategorikan yang mana?Aku ingin mengisahkan seseorang yang tidak percaya diri. Dia selalu bersembunyi pada waktu. 

    Berharap waktu menelannya bulat-bulat. Dia tidak suka kegaduhan yang diciptakan semesta. 

    Dia lebih suka bersembunyi dan menciptakan suasanannya sendiri. Seperti jalanan kampung pada pukul 9 malam yang senyap tiada orang. 

    Bahkan, dia bisa saja berteman dengan hantu di kamar mandi.

    Suatu ketika dia menghadapi realita hidup yang membingungkan. 

    Hidupnya bak seperti bola pingpong. Digiring kesana kemari tanpa arah, hanya terpelanting lewat arus. Aku hanya tak ingin kau seperti dia. Alasannya sederhana. 

    Dia pembawa sial. Jadi, dia menyuruh semua orang menjauhinya. Tanpa pikir panjang sebenarnya banyak orang yang tidak menyukai untuk dekat orang seperti dia. 

    Perkembangan teknologi dengan akses tak terbatas menguntungkan dirinya. 

    Meskipun dunia penuh hingar bingar, mereka toh tidak pernah terhubung untuk berbicara. Dunia serba teks. 

    Untaian kalimat singkat saja lebih manis daripada membawakannya dengan petikan gitar. Ia tenggelam dalam kebosanan.

    Dia hanya mampu berbicara pada bonekanya. Dia pula yang tidak ingin memaksakan semesta untuk mendengarnya, dia hanya butuh berbicara.  

    Dan berharap menemukan seseorang untuk bisa diajaknya bicara.

    *) mini cerita

    *

    17:28
    lockdown hari ke bla-bla-bla
    hampir 10 bulan kerja di rumah aja
    20/12/2020




    Sudut Pandang Pertemuan

    Continue Reading
    Suasana siang ini hanya diisi dengan cerita temanku. Oke, untuk hal yang penuh dana, temanku ini menceritakan hal indah yang dialaminya.

    Begini cerita singkatnya. 

    Memandang garis pantai terhampar di hadapannya. Dia tak sendirian. Ada sosok laki-laki yang berada di dekatnya. Tangan gadis dan laki-laki yang duduk bersebelahan itu saling tertaut.

    Tentu saja, laki-laki ini membisikkan kalimat rayuan yang memabukkan. 

    Oh Darling,
    Dont be afraid to let me in
    We'll stick together now
    Doesnt where we've been
    Oh honey
    Hold me close and Hold me tight

    Berdendang lagu Oh honey, Luke James Shaffer. Saling memandang langit biru. Melihat bocah bocah saling berkejaran di bibir pantai. Suasananya cukup membuat tenang hari ini. 

    Namun suatu ketika, ketika menghadapi masalah pelik. Entah kesibukan yang menerjang atau perubahan suasana hati yang berubah sewaktu waktu. Sepasang ini hanya perlu bicara dengan keterterdiaman. Cukup alunan musik yang menjelaskan segala hal. 

    Memang semua masalah tak akan mampu terselesaikan dengan baik dengan cara ini. Tapi segala sesuatunya butuh jeda. Agar suasana menjadi baik. 

    Sutu ketika, mereka tidak akan pernah menemukan birunya langit, atau lengangnya laut di kedalaman, seperti saat mereka bersama seperti ini. Mereka hanya perlu denyut napas. 

    Debat jantung masih ada. Hanya itu yg bisa dipastikan. Tidak semuanya berjalan baik baik saja sesuai kemauan kita. 

    Ah, aku bicara apa. Jika menciptakan ketidakmungkinan itu terbuka lebar. Maka pasangan itu hanya mempercayai secuil kemungkinan. 

    Saling menggenggam mimpi masing masing. Dengan tangan saling bertautan. Kembali memuat replay musik kesukaan mereka. 

    Kali ini Hollow Coves mengalun, Evermore. 

    (*) 

    18.48
    13.12.2020 
    Habis selesai nyelesein novel 260 hlm dalam waktu singkat

    Continue Reading
    Tepat 3 Desember kemarin aku bertambah usia. Alhamdulillah, Allah titipan anugerah terindah sampai di titik ini masih bisa menarik napas dengan baik. Melihat adikku yang berjibaku mencari giveaway. Bapak yang masih bekerja. Ibuk yang baru saja naik pangkat. Alhamdulillah, Allah Maha Baik sekali. 

    Tidak ada yang spesial. Hanya saja doaku begitu eksplisit dan konkret. Berkaca sama apa yang dihadapi Yayak yang pas 2019 menginginkan 2020 lebih slow, eh diijabah beneran. Bener bener slow. Maka aku harus membuat doanya begitu konkret. 

    2021 aku pandang sebagai ladang rejeki. Sehampar lapangan Kwarasan yang menyatakan bahwa aku harus bekerja keras lagi. Tidak mudah. Tidaklah mudah. 

    Optimisku berkelindan membawa semua tubrukan. Banyak hal yang tumpang tindih yang harus aku urai satu per satu. Tapi yang jelas, 1) Aku ingin kaya. Itu jelas, amin ya Allah. Mumpung hujan, zona terbaik doa dikabulkan. 2) Bapak Ibuk Adek dan Aku sehat selalu. Bismillah ya Allah. Tahun 2021 sudah ada vaksin covid-19. Sudah ada harapan akan berakhirnya pandemi. 3) Kebebasan pada perkara jodoh selesai. Nah ini konflik terpendam dan begitu mengagitasi pikiran.

    Maka kusimpulkan kita menyongsong harapan indah yang akan terukur sempurna karena Kehendak-Nya.

    Untuk 2021 yang lebih kaya raya, bermanfaat, sehat dan berwibawa. 

    (*) 

    6 Desember 2020
    20.17
    Adek memburu harapan
    Dan mendapatkan kado bagus dari uungs ♥️


    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About Me!

    About Me!

    Arsip

    • ►  2023 (1)
      • ►  Jan 2023 (1)
    • ►  2021 (34)
      • ►  Aug 2021 (1)
      • ►  Jul 2021 (3)
      • ►  Jun 2021 (3)
      • ►  May 2021 (4)
      • ►  Apr 2021 (8)
      • ►  Mar 2021 (6)
      • ►  Feb 2021 (4)
      • ►  Jan 2021 (5)
    • ▼  2020 (64)
      • ▼  Dec 2020 (4)
        • Kilas Balik 2020
        • Sudut Pandang Pertemuan
        • Ketika Tangan Saling Bertautan
        • Untuk 2021 Lebih Kaya Raya, Bermanfaat, Sehat, dan...
      • ►  Nov 2020 (4)
      • ►  Oct 2020 (4)
      • ►  Sep 2020 (4)
      • ►  Aug 2020 (5)
      • ►  Jul 2020 (6)
      • ►  Jun 2020 (6)
      • ►  May 2020 (5)
      • ►  Apr 2020 (9)
      • ►  Mar 2020 (6)
      • ►  Feb 2020 (9)
      • ►  Jan 2020 (2)
    • ►  2019 (12)
      • ►  Jul 2019 (1)
      • ►  May 2019 (4)
      • ►  Apr 2019 (1)
      • ►  Mar 2019 (2)
      • ►  Feb 2019 (3)
      • ►  Jan 2019 (1)
    • ►  2018 (6)
      • ►  May 2018 (2)
      • ►  Apr 2018 (1)
      • ►  Jan 2018 (3)
    • ►  2017 (9)
      • ►  Dec 2017 (1)
      • ►  Nov 2017 (2)
      • ►  Oct 2017 (1)
      • ►  Sep 2017 (5)
    • ►  2016 (3)
      • ►  Sep 2016 (1)
      • ►  Apr 2016 (1)
      • ►  Mar 2016 (1)
    • ►  2015 (7)
      • ►  May 2015 (6)
      • ►  Mar 2015 (1)
    • ►  2014 (25)
      • ►  Nov 2014 (1)
      • ►  Oct 2014 (2)
      • ►  Jun 2014 (1)
      • ►  May 2014 (2)
      • ►  Apr 2014 (6)
      • ►  Mar 2014 (3)
      • ►  Feb 2014 (7)
      • ►  Jan 2014 (3)
    • ►  2013 (12)
      • ►  Dec 2013 (7)
      • ►  Oct 2013 (2)
      • ►  May 2013 (1)
      • ►  Jan 2013 (2)
    • ►  2012 (12)
      • ►  Dec 2012 (3)
      • ►  Nov 2012 (2)
      • ►  Jun 2012 (2)
      • ►  May 2012 (2)
      • ►  Jan 2012 (3)
    • ►  2011 (14)
      • ►  Dec 2011 (3)
      • ►  Nov 2011 (11)

    Labels

    Artikel Ilmiah Bincang Buku Cerpen Curahan Hati :O Essay harapan baru Hati Bercerita :) History Our Victory Lirik Lagu little friendship Lomba menulis cerpen :) Memory on Smaga My Friends & I My Poem NOVEL opini Renjana Review Tontonan Story is my precious time Story of my life TravelLook!

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • bloglovin
    • youtube
    • pinterest
    • instagram

    recent posts

    Powered by Blogger.

    Total Pageviews

    1 Minggu 1 Cerita

    1minggu1cerita

    Follow Me

    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top