Sebuah Kegelisahan: Tentang Lampu yang Cemburu!
7:28 AM
Hei jiwa yang terlelap!
Sapalah salam semangatku lewat ketikan panjang keyboard ini. Membentuk alunan suara harmonis yang receh. Aku ingin bertanya dalam sendu, apakah kamu pencemburu?
Ada seorang teman yang mengaku dia seorang pencemburu. Masalah sepele ketika tidak banyak orang yang memperhatikan berbicara, dia merasa cemburu diduakan. Ketika tidak banyak orang yang menyambutnya dalam sebuah perayaan, dia cemburu dengan memasang wajah kusam.
Wajar~
Aku akan bercerita singkat masalah lampu yang pencemburu. Lampu
ini juga bisa cemburu, ketika dia hanya menyala sendirian. Dia tidak terang
seperti lampu lampu lain yang punya daya magis luar biasa. Dia memberikan
percikan saja, tanpa bermaksud menerangi. Untuk membaca satu huruf pun terasa
kepayahan. Lantas, apakah dia berhenti menerangi? Tidak. Dia sebisanya
melakukan tugasnya.
Lampu itu juga menyadari, dia tidak suka jika keramaian tercipta. Biarkan hidupnya mengalun sesederhana. Asalkan menjadi percikan semangat, apalah daya untuknya terus menyala terang. Jika hiruk pikuk membunuhnya perlahan.
Semoga kamu dimanapun kamu, juga menerangi. Sebisamu!
Aku,
yang masih merindu.
2 Mei 2018. 21.23 pm
0 Comments