Pages

  • Home
  • Tumblr
  • linked
facebook linkedin twitter youtube

Rumah Dialektika

    • About Me
    • Renjana
    • Cerita Pendek
    • Opini
    Kekasih, jika di tempatmu hujan sampai petir berteriak begitu perih, sempatkah berpikir tentang ku?
    Jika tumpukan pekerjaan di kota itu membuatmu muak, sempatkah suara jeritku kau dengar merdu?

    Bila kau saja lelah untuk mengembuskan napas yang berat itu, sempatkah kerutanmu itu meninggi? Ataukah terbawa dengan hasrat membaramu? 

    Ketika kamu menyadari bahwa dunia bergerak dengan begitu munafik, lantas kapan kau luangkan waktu. Pelan-pelanlah, Kasih.

    Sudah lama kau tidak mencukur rambutmu sampai begitu panjang karena matamu selalu berjibaku. 

    Kasih, sempatkanlah malam ini ukir senyum manjamu pada langit. Aku yang jauh dari satu cakrawala tempatmu berharap kau lakukan itu.

    Bukan untuk menenangkanku. Tidak menginginkan kamu melakukan pengorbanan itu di hadapanku. Lakukanlah dengan pelan agar hatimu tidak begitu penat mengurus bagaimana dunia ini bekerja. 

    Pelan, saja kasih. 

    (*)

    Jumat, 25 september 2020

    Terdengar Ben Platt - Vienna mengalun menemani senduku


    Continue Reading
    Mungkin sekitar satu atau bahkan dua bulan terakhir ini, aku berada di titik malas untuk menulis. Yah, menulis di blog ini. Kemudian malas melakukan apapun. Entah, aku terkadang berkaca pada perjalanan hidup. Bahwa suatu momen aku punya rasa kepercayaan diri yang besar untuk melakukan sesuatu. Di sisi lain, ada kalanya aku berasa tidak ingin melakukan apapun. 

    Plus, aku juga ada perjanjian diri pada diriku masa lalu yang membuat aku bisa bertahan untuk menulis. Pencapaian yang ingin aku lakukan juga sesederhana setiap minggu bisa menulis secara rutin. 

    Minggu ini atau bahkan belakangan terakhir ini menulis adalah sesuatu hal yang tidak aku harapkan untuk aku lakukan. Wkwk. 

    Tapi tidak masalah untuk selalu bertahan dan membuat kekonsistenan. Yaah, padahal yang sedang aku galaukan hanya itu. 

    Di sisi lain, aku merayakan mendapat subsidi gaji yang langsung aku belikan buku the black swan ini. Terlambat sih, karena buku ini keluar 2008 lalu. Tapi, tak ada yang terlambat buat baca buku kan ya. 

    Buku ini mengajari ku bahwa kita tidak mengetahui sepenuhnya rahasia yang terpendam di dunia. Kita terkadang merasa tau segalanya. Tapi bagaimana jadinya jika suatu peristiwa atau kejadian yang tiba-tiba datang dan tidak kita harapkan terjadi. 

    Pembuka buku ini sudah menarik minat. Dan mampu menggambarkan filsafat keseluruhan. Tentang keyakinan masyarakat luas bahwa angsa itu berwarna putih. Pendapat tersebut gugur, ketika penjelajah dari Eropa datang ke Australia dan menemukan angsa hitam. 

    Jadi begitulah. Aku tidak tahu apa yang tengah aku bagikan ini bermanfaat atau tidak. Mungkin salah satu faktor perenungan yang membuatku malas menulis. Mungkin? Dua bulan terakhir pikiran hanya stag di beberapa bacaan dan pikiran berlebihan soal banyak hal. 

    Yah, ku pikir kita harus hidup sehidup-hidupnya dengan kemampuan yang kita miliki. Memperjuangkan hidup, membuat realita yang menarik, dan berselonjoran sambil menghitung berapa daun yang berjatuhan di depan rumah kita. Hahaha. 

    Semoga hari-hari kita selalu menyenangkan ♥️

    19/09/2020
    Sabtu
    (*)


    Continue Reading
    Dulu aku percaya, masa ada yang menderita alergi. Tapi nyatanya aku juga mengalaminya.

    Sempat saat ikut pesantren kilat ketika SMP, aku pernah bersebelahan dengan teman. Namanya Agrit. Dia cerita kalau dia alergi es. Ah masak, tapi dia melalui alergi itu baik baik saja.

    Iyaa, hanya benjol benjol merah tapi gak gatal sama sekali.

    Tahun 2017 aku mengalami hal yang sama. Iyaa. Aku baru tahu kalau aku juga terkena alergi-alergi semacam yang diderita orang-orang.

    Pada saat sebulan menjalani kursus bahasa Inggris TOEFL di Pare, Kediri aku sempat dilanda sakit demam. Pada umumnya, aku sakit yaa minum obat paracetamol untuk meredakan sakit. Tapi kali ini beda.

    Aku meminumnya di sore hari. Sambil belajar latihan ngerjain soal di depan warung. Sudah makan dan berniat minum obat panadol yang sudah aku beli di minimarket. Saat minum, sebenarnya bukannya langsung cepat sembuh, aku harus merasakan gatal luar biasa dan tubuh bertambah hangat.

    Setelah kursus bahasa inggris selesai di bulan November, aku sempat sakit demam lagi di Januari 2018. Kali ini aku meminum obat di malam hari. Dengan niat agar cepat bisa tidur. Dalam kandungan paracetamol kan ada sedikit efek ngantuk kan ya, jadi aku pikir setelah minum obat aku segera tidur nyenyak.

    Harapan tinggal harapan, bukannya tidur nyenyak, aku justru merasa gatal luar biasa dari kepala sampai kaki. Ngeri, dan kulit berasa bengkak. Mungkin aku mengalaminya selama kurang lebih 5 jam.

    Langsunglah, dengan kekuatan hendpon jadul aku cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku baru tahu bahwa aku mengalami alergi obat. 

    Alergi bisa dikatakan ketahanan tubuh yang tidak mau terima zat zat luar. Sebagai bentuk pertahanan diri sekaligus protes yang ditunjukkan tubuh kita.

    Dari pengalaman itulah aku tahu, tubuhku tidak mau terima obat semacam paracetamol. Bahkan hingga saat ini jika aku harus mengalami sakit demam, pelarianku hanya tolak angin atau menyibukkan dengan sugesti pikiran pikiran positif.

    Sejauh ini semangkok bakso udah cukup mampu meredakan sakit demamku. Dan entah, alergi terhadap obat paracetamol akan bertahan sampai kapan. 

    ***
    14:00 12/09/2020
    Bercerita mengenai alergi seperti tema minggu ini. 
    Hampir seminggu terima subsidi gaji pemerintah, asyik 🙃
    Mari kita investasi, mumpung harga saham sedang anjlok 5 persen 🤤



    Continue Reading

    Di setiap malam yang panjang, terhitung dari hilangnya mega kemerahan hingga terbitnya fajar, kedatangan dan perpisahan bahan perbincangan kita bukan? Kita yang selalu bertemu di tempat dan waktu yang sama. Semeja kursi dan segelas kopi yang serasa. Merindu jumpa ketika pagi dan senja mulai menua, sering kita bincagkan bersama dan selalu terulang. kegelisahan itu. Saat ia yang dapat melihat kita, hanya dapat mengharap dipertemukan, walau hanya sekelebat mata tak dapat memandangnya.

    Bagiku, fajar ialah penantian dan sore tak lain hanyalah sebuah pengharapan.  Menunggu, yang nantinya tak sanggup lebih lama dalam menunggu, menggerutu kepergian karna waktu yang hanya sebatas hujan, jatuh tanpa menyentuh akar, atau hanya mendung yang berbunga tanpa buah.

    Ya, berdua yakin itu tak akan terjadi. Hanya peranggapan-peranggaan yang menganggap kita itu, berbeda. Jika tahu kita sama,  kita memiliki perbedaan waktu, tempat dan cara berlabuh kita yang hanya sementara, lalu pulang. Tugas kita pun sedemikian, sudah tak lagi sama. Engkau adalah sebuah harapan bagi mereka, tempat berpikir dan merealisasikan aktivitas hidup yang hanya sementara dan akulah yang akan menjaga di setiap lelap mata terpejam, menciptakan mimpi dan imajinasi esok yang akan datang, dan melukis teka-teki bagi jiwa yang tiada sempurna.

    Di senja dan esok akan tiba, saat kita saling menanam harap untuk jumpa, dan di atas doa-doa. Kala itu juga kita akan berpisah.

    Kita dirindukan.

    ***

    18:41

    04/09/2020

    My Queen of Virgo's Birthday


    Menjamu Matahari Malam



    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About Me!

    About Me!

    Arsip

    • ►  2023 (1)
      • ►  Jan 2023 (1)
    • ►  2021 (34)
      • ►  Aug 2021 (1)
      • ►  Jul 2021 (3)
      • ►  Jun 2021 (3)
      • ►  May 2021 (4)
      • ►  Apr 2021 (8)
      • ►  Mar 2021 (6)
      • ►  Feb 2021 (4)
      • ►  Jan 2021 (5)
    • ▼  2020 (64)
      • ►  Dec 2020 (4)
      • ►  Nov 2020 (4)
      • ►  Oct 2020 (4)
      • ▼  Sep 2020 (4)
        • Kekasih
        • Kemalasanku dan Sedikit Ngomongin Black Swan
        • Berbicara Mengenai Alergi
        • Menjamu Matahari Malam
      • ►  Aug 2020 (5)
      • ►  Jul 2020 (6)
      • ►  Jun 2020 (6)
      • ►  May 2020 (5)
      • ►  Apr 2020 (9)
      • ►  Mar 2020 (6)
      • ►  Feb 2020 (9)
      • ►  Jan 2020 (2)
    • ►  2019 (12)
      • ►  Jul 2019 (1)
      • ►  May 2019 (4)
      • ►  Apr 2019 (1)
      • ►  Mar 2019 (2)
      • ►  Feb 2019 (3)
      • ►  Jan 2019 (1)
    • ►  2018 (6)
      • ►  May 2018 (2)
      • ►  Apr 2018 (1)
      • ►  Jan 2018 (3)
    • ►  2017 (9)
      • ►  Dec 2017 (1)
      • ►  Nov 2017 (2)
      • ►  Oct 2017 (1)
      • ►  Sep 2017 (5)
    • ►  2016 (3)
      • ►  Sep 2016 (1)
      • ►  Apr 2016 (1)
      • ►  Mar 2016 (1)
    • ►  2015 (7)
      • ►  May 2015 (6)
      • ►  Mar 2015 (1)
    • ►  2014 (25)
      • ►  Nov 2014 (1)
      • ►  Oct 2014 (2)
      • ►  Jun 2014 (1)
      • ►  May 2014 (2)
      • ►  Apr 2014 (6)
      • ►  Mar 2014 (3)
      • ►  Feb 2014 (7)
      • ►  Jan 2014 (3)
    • ►  2013 (12)
      • ►  Dec 2013 (7)
      • ►  Oct 2013 (2)
      • ►  May 2013 (1)
      • ►  Jan 2013 (2)
    • ►  2012 (12)
      • ►  Dec 2012 (3)
      • ►  Nov 2012 (2)
      • ►  Jun 2012 (2)
      • ►  May 2012 (2)
      • ►  Jan 2012 (3)
    • ►  2011 (14)
      • ►  Dec 2011 (3)
      • ►  Nov 2011 (11)

    Labels

    Artikel Ilmiah Bincang Buku Cerpen Curahan Hati :O Essay harapan baru Hati Bercerita :) History Our Victory Lirik Lagu little friendship Lomba menulis cerpen :) Memory on Smaga My Friends & I My Poem NOVEL opini Renjana Review Tontonan Story is my precious time Story of my life TravelLook!

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • bloglovin
    • youtube
    • pinterest
    • instagram

    recent posts

    Powered by Blogger.

    Total Pageviews

    1 Minggu 1 Cerita

    1minggu1cerita

    Follow Me

    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top