Menjamu Matahari Malam
4:44 AMDi setiap malam yang panjang, terhitung dari hilangnya mega kemerahan hingga terbitnya fajar, kedatangan dan perpisahan bahan perbincangan kita bukan? Kita yang selalu bertemu di tempat dan waktu yang sama. Semeja kursi dan segelas kopi yang serasa. Merindu jumpa ketika pagi dan senja mulai menua, sering kita bincagkan bersama dan selalu terulang. kegelisahan itu. Saat ia yang dapat melihat kita, hanya dapat mengharap dipertemukan, walau hanya sekelebat mata tak dapat memandangnya.
Bagiku,
fajar ialah penantian dan sore tak lain hanyalah sebuah pengharapan. Menunggu, yang nantinya tak sanggup lebih
lama dalam menunggu, menggerutu kepergian karna waktu yang hanya sebatas hujan,
jatuh tanpa menyentuh akar, atau hanya mendung yang berbunga tanpa buah.
Ya,
berdua yakin itu tak akan terjadi. Hanya peranggapan-peranggaan yang menganggap
kita itu, berbeda. Jika tahu kita sama,
kita memiliki perbedaan waktu, tempat dan cara berlabuh kita yang hanya
sementara, lalu pulang. Tugas kita pun sedemikian, sudah tak lagi sama. Engkau
adalah sebuah harapan bagi mereka, tempat berpikir dan merealisasikan aktivitas
hidup yang hanya sementara dan akulah yang akan menjaga di setiap lelap mata
terpejam, menciptakan mimpi dan imajinasi esok yang akan datang, dan melukis
teka-teki bagi jiwa yang tiada sempurna.
Di
senja dan esok akan tiba, saat kita saling menanam harap untuk jumpa, dan di
atas doa-doa. Kala itu juga kita akan berpisah.
Kita
dirindukan.
***
18:41
04/09/2020
My Queen of Virgo's Birthday
0 Comments