Mampu atau Tidak Indonesia Bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN?

12:40 AM

nabila chafa:


Nabila Nurul Chasanati C0513036 FSSR UNS
Chafa.nabila27@gmail.com ) 085643664804


November 2002, para pemimpin ASEAN menyetujui prakarsa Perdana Mentri Goh Chong Tong untuk membentuk proses integrasi ekonomi ASEAN sebagai pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN. MEA memungkinkan pembuatan adanya wilayah Asia Tenggara menjadi suatu pasar dan  landasan produksi tunggal. Karena agenda kerjasama ekonomi ASEAN memusatkan perhatian pada upaya integrasi. Sasaran pencapaian suatu pasar dan landasan produksi tunggal, dengan pemanfaatan itulah peranan Indonesia di dalamnya tak kalah penting.
Posisi perekonomian Indonesia selalu berada dalam kestabilan. Tahun 2010 Indonesia berada 6,1 tahun berikutnya 6,5 dan terakhir pada tahun 2012 Indonesia berada pada 6,2 persen. Hal ini berbeda jauh dengan angka pertumbuhan Negara-negara kawasan Asia Tenggara lainnya yang bahkan mengalami perbedaan yang signifikan tiap tahunnya yang cenderung turun persentasenya. Hingga survey yang dilakukan McKinsey ekonomi Indonesia akan berada di peringkat nomor-7 dunia pada tahun 2030.
Kekayaan Sumber Daya Alam, kualitas demografi penduduk, keuntungan geografis dan keragaman budaya dan pariwisata menjadi modal penting bagi Indonesia. Kawasan Indonesia yang terdiri dari banyak pulau membuat Indonesia kaya akan budaya, karena terdiri dari berbagai suku bangsa, dan bahasa inilah sebuah keberagaman menjadi sebuah nilai tambah dalam mendayagunakan semaksimal mungkin bagi terciptanya iklim potensial bagi perekonomian. Karena adanya hal tersebut didukung pula oleh bentukan alam seperti danau, gunung api, pantai dan potensi alam lainnya ini dapat memajukan pariwisata Indonesia. Kerja dari ekonomi akan berkembang di sektor tersebut.
Data kependudukan Indonesia masih menunjukkan bahwa angka usia produktif masih besar hingga berpotensi menjadi tolak ukur untuk pembangunan di Indonesia. Pergerakan wirausaha oleh masyarakat sudah menunjukkan suatu indeks percepatan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja dalam menanganinya. Ini bisa menjadi sebuah pisau tajam agar pemerintah lebih memaksimalkan potensi SDM Indonesia agar mempunyai daya guna. Inilah yang membuat Indonesia optimis dapat mengoptimalkan ekonominya dengan adanya Masyarakat ASEAN 2015 besok.


Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan fundamental yang perlu diwaspadai, antara lain kualitas infrastruktur indonesia yang masih belum memadai. Mulai dari transportasi Udara seperti halnya Bandara Soekarno Hatta yang didesain hanya mampu menampung 18 juta penumpang tiap tahunnya tetapi dipaksakan menampung sekitar 43,7 juta penumpang yang akan terus tumbuh ± 15-20% per tahun. Lalu, Indonesia mempunyai pantai sepanjang 81.000 km namun hanya menampung 32 pelabuhan laut besar yang sekitar satu pelabuhan 2.500 km panjang pantai hingga menyebabkan kelebihan kapasitas (over capacity). Jalan di Indonesia hanya 48% dalam keadaan baik, 30% dalam keadaan sedang dan yang rusak 20%, sisanya rusak parah. Hal ini membuktikan bahwa jalan di Indonesia dipandang tidak layak.  Dalam hal pembangkit tenaga listrik tahun 2011, rasio elektrifikasi di Indonesia baru 72,95%, jauh tertinggal dibandingkan Singapura dengan rasio elektrifikasi 100%, sedangkan Malaysia dan Brunei sekitar 80%. Harga listrik produksi PLN juga tergolong mahal karena masih menggunakan BBM dan batubara yang harganya terus meningkat. n

Di samping itu, kualitas dan kapabilitas SDM di Indonesia masih dibawah sebagian negara ASEAN. Meskipun seperti yang penulis paparkan diatas, indeks pertumbuhan usia penduduk yang produktif relatif tinggi tidak mampu menjadi sumber kekuatan ekonomi mandiri kita. Karena Indonesia memiliki 450.000 wirausaha atau 0,18% dari total populasi, masih sangat jauh di bawah angka ideal. Perlu ekosistem yang kondusif untuk mendorong kewirausahaan yang melibatkan berbagai pihak. Seperti pemerintah sendiri untuk membangun infrastruktur agar lebih baik lagi, mengembangkan regulasi pendukung dan menyederhanakan proses perijinan. Dari Universitas misalnya bisa  Memodifikasi metode & kurikulum pengajaran untuk mendorong kewirausahaan dan mengembangkan lingkungan yang kondusif bagi siswa dan wirausaha untuk berinteraksi.
Dengan cara-cara inilah, kesiapan Indonesia dalam menyambut era baru Asia yaitu masyarakat ekonomi ASEAN dapat dimaksimalkan oleh banyak pihak demi tercapainya suksesi bahwa Indonesia harus menjadi pemenang dalam era baru ini. Semoga…

Endnotes:
Abdul Rahman, Peluang dan Tantangan Indonesia dalam Mendorong ASEAN dalam sebagai Kekuatan Baru Asia, disampaikan dalam PATA Hub City Forum: Yogyakarta 11 Oktober 2013


You Might Also Like

0 Comments