Perjalanan langit sampai ke palung

2:26 AM

Langit membiru. Burung-burung melakukan migrasi besar-besaran. Mencari tempat hangat untuk berteduh dari dinginnya suhu di belahan dunia. Persinggahan mereka tepat di kotaku.

Aku berhenti di perempatan jalan besar kota. Melihat banyaknya migrasi burung itu aku hanya membatin. Sejauh itu langkah besar mereka berpetualangan. 

Aku hanya mengarah pada situasi yang serba salah. Tidak bisa lepas dari digencetnya lingkungan sosial. Andaikan, burung itu membawaku ikut serta. 

Membicarakan soal langit luas membiru dan tanpa batas adalah hal yang menyenangkan. Ketika di SMA dan berjalan ke perpustakaan sendirian, aku melihat satu buku tata surya yang menarik. Dari buku itu aku tahu bagaimana cantiknya tempat bernama Titan. Meski hanya sebuah satelit bagi saturnus dan tak miliki banyak karbon untuk hidup. 

Ah hidup dengan kedinginan merupakan hal yang menyakitkan. Kenapa tidak memilih untuk menjadi hangat dibanding dingin. 

Perjalanan halusinasiku sempat membawaku pada ikan paus di lautan antartika. Ahh, sejauh itu dia membawa tubuhnya yang berton-ton itu membawa ke lintas samudra besar. 

Ada kartun di sctv saat masih kecil. Ada ikan paus yang rela tidak menyelam demi punggungnya dijadikan tempat berlayar anak kecil itu. Aku lupa tepatnya apa. 

Halusinasiku kembali membawa seperangkat alat hebat doraemon. Andaikan memiliki teman yang memiliki alat-alat canggih luar biasa. 

Kemudian konyolnya, pikiran kembali membawa kenangan di awal tahun 2000. Waktu itu aku ingin memiliki tas yang seperti koper. Ada dua roda di salah satu sisinya. Aku tak perlu membawa di panggung. Kasihan membawa banyak buku untuk 6 jam belajar. 

Terima. Kasih. Pikiran abstrakku membawaku berkelana. 

Nanti kita lanjutkan lagi. Aku merasa memiliki keistimewaan mengkhayalkannya. Memikirkan perjalanan hebat ke atas langit sampai turun ke palung bumi. 

(*) 

29 Januari 2021
17.25


You Might Also Like

0 Comments