Cerita—Inspirasi—Mengabdi
11:07 PMWaktu bergulir setiap hari. Setiap detik. Setiap menit. Bahkan akan berujung dengan pergantian tahun. Tetapi kesannya bahwa hidup ini hanya mengikuti aliran air. Tunduk pada sang matahari pagi. Hanya bergumul dengan waktu dan jam yang sama. Tidak adanya aktifitas yang menghasilkan dan berproduktif. Inilah hakikatnya hidup yang kita jalani. Hanya sebatas mengalir. Dari pagi sampai tenggelamnya senja.
Pemerintah dihadapkan oleh persoalan
yang pelik. Sejarah mencatat bagaimana perkembangan negeri ini sampai di titik
dinamika permasalahannya yang membuatnya semacam pelik. Turbulensi atas
ketimpangan, ketidakseriusan, dan kelalaian dari pemerintah, akankah kita
membiarkannya begitu saja. Karyaku untuk Indonesia dalam hal ini saya akan
mengangkat bagaimana kita berkontribusi dalam memajukan peradaban Indonesia
untuk lebih baik lagi kedepannya melalui semangat cerita. Cerita memang suatu
karya sastra yang sederhana. Tetapi penuh makna bila dilihat dari perspektif
yang berbeda. Cerita dapat menggambarkan suatu imajinasi liar yang berbeda
dibandingkan dengan bentuk visual. Karena pembacanyalah yang hanya mampu melukiskannya. Tetapi lewat cerita pula, kita mampu
mendobrak semangat, menanamkan nilai-nilai kehidupan, menentukan sikap dan
tindakan atau bahkan sebuah protes sosial.
Saya senang menulis. Bukan menulis
hal-hal yang berat-berat, tetapi menulis cerita. Cerita yang mengalir sederhana
mengenai kehidupan, secercah pemberi semangat akan rasa dan suasana. Saya
hidupkan melalui untaian kata-kata dan menyesatkan diri ke dalam imajinasi yang
saya bangun. Menciptakan kota yang bebas sampah, kota yang rapi, bahkan
potongan rumput seolah dibuat sama rata tingginya, hanya bisa saya ungkapkan
melalui cerita. Atau mengenai gelandangan di pinggir jalan dengan gerobak yang
bertumpukan rongsokan, sedang mengais di tengah gerimis bulan Februari hanya
bisa saya deskripsikan melalui cerita. Dapatkah cerita mampu menjadi kontribusi
bagi negeri ini? Saya jawab: Iya.
Sesederhana cerita, mengalun lewat
ketikan panjang, menjadi buah dari inspirasi masa depan. Saya ingin membuat
kota yang layak huni menurut deskripsi saya, bisa saya tulis dengan melihat
kenyataan yang tidak saya dapati di alam ‘nyata’ saya. Melalui menulis cerita
kita memberikan kepemahaman yang berbeda dari realita yang ada. Toh, bukankah
karya sastra jaman orde lama mampu menggerakkan masyarakat. Bahkan aparat
pemerintahan saja sampai teriak-teriak untuk membungkamnya. Walaupun itu hanya
cerita, yang kata orang hanya imajinasi saja. Dan hanya berisi omong kosong
penulisnya saja.
Pramoedya Ananta Toer mampu
membuktikan bahwa lewat cerita yang ia tuturkan bisa membuat ideology yang ia
kaguminya menjadi semakin banyak basis massa yang mendukung. Lewat karyanya itu
pula, ia harus dihadapkan oleh tindakan sewenang-wenang aparat sampai ia
dibungkam dalam penjara. Lewat tuturan ceritanya itu pula ia tidak segan-segan
mempropagandakan ajaran sosialis.
Sebagai mahasiswa Ilmu Sejarah,
lewat sastra pula saya bisa mengkomunikasikan peristiwa yang terjadi di masa
lalu dan terefleksikan oleh peristiwa masa kini. Sehingga hal itulah yang
menjadikan nilai kesejarahan menjadi hidup dan punya sudut pandang yang berbeda.
Hal itu pula yang mendorong salah satu budayawan yang sekaligus dosen sejarah
di Yogyakarta, Kuntowijoyo dalam merefleksikan peristiwa sejarah menjadi bentuk
karya sastra.
Masihkah jaman galau di era sekarang ini?? Banyak pilihan hidup yang mewajibkan kita memilih satu dari sekian banyak pilihan yang disodorkan. Ini memang tidak masuk akal. Tapi satu pilihan itu mampu menjawab berbagai ragam pertanyaan akan keeksistensi diri kita pribadi. Hanya orang malas yang masih merisaukan masalah masa depan mereka sendiri tanpa disertai sebuah action. Seakan masa depan yang tak terlihat itu bisa dijadikan factor kegalauan anak remaja saat ini. Bukan waktunya untuk menyalahkan diri sendiri karena ketidaksiapan kita dalam menghadapi persaingan yang ada. Semakin majunya jaman semakin kuat pula persaingan yang ditawarkan. Contohnya lapangan pekerjaan. Banyak orang berpikir, kalau ambil ilmu sejarah, mau jadi apa besok? Itukah yang sedang menjadi trend topic kegalauan seorang mahasiswa? Justru inilah momentum yang tepat untuk memulai membuat rencana strategis dan memantapkan akan pilihan yang kita sudah ambil.
0 Comments