Sebuah Puisi | Setitik Embun pada Amanah (yang) Menguap

7:23 AM



Warna pelangi tergeser oleh silaunya pancaranmu.
Bisa saja, kristal-kristal di langit terbiaskan hingga cahayanya tak sampai pada mataku.
Kamu berbicara tentang kebersamaan kita.
Kemudian, untaian ceritamu dimulai dari kesendirian.

Sungguh. Aku ingin membantumu.
Kubah di langit mungkin tak menginginkan itu terjadi.
Entahlah~
Belati akan semakin mengiris pilu hatimu, bila ku katakan yang sejujurnya.

Amanah itu sudah selesai.
Setidaknya kau lega.
Bisa saja, kau merayakannya dengan sekedar makan bakso lima ribuan di depan fakultas.
Sembari mengolok teman-teman "siapa saja yang sudah lulus?"

Jujur!
Aku rindu senyum kebangganmu itu.
Atau senyum menghinamu itu kalau kamu sok tahu.
Hingga senyum remeh temehmu dalam berbasa-basi.

Hei, untuk pundak yang semakin ringan.
Kertas yang masih kosong itu isilah.
Setidaknya dengan kebangganmu untuk selalu mengerjakan sesuatu.
Tuhan adalah Maha Benar.
Maha Sebaik-baik Pemberi Apresiasi

Baru aku tahu, keputusan itu tak akan berlanjut.
Hanya ketukan jemari yang mengisyaratkan: Aku berhenti!
Sudahlah~
Toh, itu keputusanmu.

Tapi jangan lupakan hari ini.
Saat gerimis turun ke bumi dan dambaanmu sudah selesai.
Jangan pernah kau menghilang.
Untuk bersembunyi ataupun untuk lari.

Senang atau tidak, kamu harus berani melewati.
Hingga kuncup kumbang datang di kelopak mawar, aku selalu menunggu waktumu.
Kemudian, aku tidak akan segan-segan untuk datang dan menepuk pundakmu.
Lagi!

Hei, kita bisa bercerita kembali. Tentang "hal apa yang sudah kita lalui"
Bukan kita, tapi antara aku, kamu dan mereka semua.
Aku harap kamu mengingatnya di lorong kehidupan masa mudamu.
Sekedar untuk datang dan kembali, kini aku pamit!

::::




Apresiasi tertinggi setelah kepengurusan SSC periode 2017
Dan, terutuk kalian yang selesai dalam menyelesaikan amanahnya.
Sembari menunggu tanggung jawab yang lain datang.


::::

I don't even know why I'd do this anymore
Reality Club_Is it this answer_Playing Now!
Tuesday, 12nd Desember 2017
22.10 pm

dan...


Happy Birthday to me!
N  a  b  i  l  a    C  h  a  f  a, 
selamat bertahan di umur 23 tahun sejak 3 Desember 1994.
Aku mengapresiasi diriku, yang tegar, kuat, bakoh dan masih banyak kontradiksi dalam setiap kata itu. Setidaknya, Allah sebaik-baik pemberi Apresiasi.

::::

You Might Also Like

0 Comments