Tentang Nindi!

5:24 AM

Hei.

Dilatarbelakangi oleh postingan alayku. Yang berjudul →Friendship ; betapa ke-alay-anku bertahan. Jijay banget deh. Tapi aku tidak ingin menghapusnya. Menghapus sama saja menghapus memori yang sudah ada. Aku bukan makhluk sempurna yang tiba-tiba sejak awal buat blog tulisanku sudah Boom. Kan ya enggak kan? Pasti melalui proses dimana /sejujurnya untuk membuka postingan lama membutuhkan ketahanan hati yang ekstra karena kadang geli juga/ tulisan agak menjijikkan. Kemudian terpikirkan untuk membuat semacam rekaman dari setiap orang di sekitarku.

Agar menjadi kenangan baik, yang suatu saat ketika harus membuka blog ini lagi dan menemukan arsip/catatan tentang mereka. Betapa nyata bahwa kebaikannya selalu kita kenang. Mengenal batapa berharganya mereka. Betapa berartinya hidup ini kalau tidak mendeskripsikan mereka dengan baik. Semoga menjadi catatan amal kebaikan mereka. 


Perkenalkan, aku ingin menampilkan sosok teman. Masuk dalam lingkaran orang yang cukup dekat. Bahkan kata 'dekat' menjadi metafora tersendiri, karena di banyak hal kita tidak selalu dekat. Karena dalam beberapa rahasia saja kita tidak pernah saling menukarkan. Dan hanya, hm.. beberapa diantaranya saja. Ya, begitulah.







Namanya Nindi. Dia asli Jogja, Bantul lebih tepatnya. Akhir tahun lalu (2017) sekitar bulan Juli/Agustus  [aku lupa tepatnya] ibunya meninggal dunia. Tepat ketika boom drama korea the king mask, karena perjalanan layatan Solo-Jogja, Hasan selalu menontonnya. Apalagi saat ban motor Azmil meletus di tengah jalan. Hm, intermezzo yang berlebihan. Dia perempuan yang lemah, meskipun berjuang untuk kuat. Terkadang harus terjatuh dan mencari pegangan untuk membuatnya berdiri. Dalam kata "cilik ati" adalah bagaimana aku mendiskripsikan hatinya. Mungkin rapuh, mungkin sehalus bulu angsa, atau bahkan serapuh karang yang terus menerus diterjang ombak.

Menurutku luar biasa, bisa mengenal dan menjadi bagian memori tersendiri mengenal nama ini. Bahkan, diantara kami pernah terjadi kesalahpahaman. Mungkin sekitar awal tahun 2016, terjadi pergesekan hati. /Halah/ Sepele memang. Tetapi membekaskan sedikit luka akan kekecewaan. Tetapi sudahlah, toh 'waktu' membuat kami sepakat untuk saling melupakan. Karena pada dasarnya, aku ini orangnya juga rada baperan. Haha...

Dia adalah sosok luar biasa dalam membuat berteman menjadi nyaman. Tak harus menjadi dia-dia-dia yang lainnya, ketika kamu mampu menjadi apa adanya dirimu. Dia orang yang sangat telaten. Teratur. Tertib dalam memanajemen waktu. Beberapa hal kecil yang sering dia lupakan, dia selalu mencatat.

Kebaikan yang aku ingat adalah dia membantuku membungkus kardus snack di hari kedua dan ketiga (kalau tidak salah/karena lupa). Dia selalu mengingatkan. Tatkala aku kadang-kadang gatal ingin melihat hp. Dia selalu bilang. "Ih bil, ini lho kardusnya." lagi-lagi itu membuatku harus tunduk pada tanggung jawabku menyelesaikan steplesan kardus-kardus itu. Aku merasa tidak enak hati, saat dia tengah berjibaku, masa iya aku harus mainan hp. Bahkan aku tidur di kosannya. Itu tidur pertamaku sebagai anak rumahan di kosannya teman.

Nindi adalah tipekal yang gampang sekali tidur. Dia sekali mapan untuk bersiap tidur, tidak sampai lima menit, sudah melayang alam bawah sadarnya. Luar biasa memang. Mengingat bahwa aku orangnya agak susah untuk tidur. Maksudku memulai untuk benar-benar tidur membutuhkan waktu sekitar 20 menit sampai 1 jam bahkan. Tergantung tingkat stress per hariku. /halah/

Aku sempat heran. Kenapa dia mempunyai banyak stok drama tetapi jarang untuk menonton. Kadang, drama yang menurutnya bagus, enggak bagus saat aku lihat. Sepertinya kita memang memiliki selera yang berbeda. Tapi tidak masalah, aku selalu copy kok dramanya. Apalagi tetangga kosannya adalah orang-orang yang update pada masalah per-drakor-an.

Ohya, dia juga adalah teman kuliah yang pertama kali menginap di rumahku. Kejadiannya tidak tahu kapan. Saat Musang FMS atau SSC ya? Lupa! Sekitar tahun 2014/2015 sekitar tahun itu. Soalnya terjadi di awal masuk kuliah. Karena pada saat itu aku ditinggal orang satu rumah pergi. Aku juga lupa pada pergi kemana waktu itu, yaa, kita beli nasi kucing bungkusan di deket ISI dan makan malam di rumahku. Setidaknya aku melewati malam dengan tidak ditemani kehororran.

Kemudian, di akhir-akhir tahun ini. Kalau bertemu dengan Nindi, yang diobrolin adalah kisah cinta islami yang dia baca di wattpad. Terkadang memang harus membuatku memasukkan koleksi yang dia suka ke rak bacaanku. Yaaang, pada akhirnya tidak aku baca juga. Soalnya kalau Nindi sudah cerita sama saja aku sudah membaca seluruh isi ceritanya sih. Haha..

Nindi, adalah orang yang aku proyeksikan akan memulai petualang berharganya di masa depan. Dia pasti akan menjadi seorang wanita hebat kedepannya. Hati selembut sutra. Tidak terbantahkan lagi, mengingat bagaimana kinerjanya membuat Irfan, direktur SSC harus kembali ke pelukan tanggung jawabnya. Ini kocak sih! Asli. Kepengurusan SSC yang penuh drama/sitkom/yang berseries. Wanita yang menjadi kuat untuk adik, kakak dan keluarganya. Waktu yang membentuknya terkadang merindukan ibunya. Aku belajar, Nin. Bagaimana cara untuk menghargai setiap proses waktu yang digulirkan Tuhan pada semesta.

Dear Nindi, jika aku katakan "Kuatlah Nin." aku yakin kamu pasti jauh dari kata itu. Jika aku katakan, "Sabar Nin." Kamu pasti sudah sabar sebelum aku mengatakannya. Mungkin aku terlambat menyadari, bahwa kamu dengan semua yang kamu miliki, bisa membuat orang-orang disekitarmu menjadi nyaman.

Teruntuk Nindi, terima kasih. Semoga kita menjadi teman, tidak hanya di dunia. Dan hanya kamu orang yang pertama aku pikirkan untuk dihadiahi Al-Qur'an di hari wisudamu.Senang rasanya bisa mengenal dan berteman denganmu.


Y-o-u-r---l-o-v-e-l-y---f-r-i-e-n-d-s-,



--- n a b i l a   c h a f a ---

30/1/2018
20.23 pm


*) next part siapa yang menjadi orang yang aku ceritakan. Semoga aku konsisten membuat ini. Amin!

:
::
:::
:::
::
:

Moment with Nindi-ng!





You Might Also Like

0 Comments