Pages

  • Home
  • Tumblr
  • linked
facebook linkedin twitter youtube

Rumah Dialektika

    • About Me
    • Renjana
    • Cerita Pendek
    • Opini
    Hei Maf!

    Mumpung yu ada di Jepang. Momen yang sangat tepat bagiku untuk menulis tentangmu. Haha, gimana? Kerasan gak? Dingin banget lho. Jangan sampai kamu merindukanku. Rindu itu berat, Maflahah. Tidak apa. Dingin itu mudah, yang jauh lebih berat adalah melupakan dia. Cuaca dingin merupakan waktu yang tepat untuk menggalau-in dia yo maf. Nikmatilah saja! Kan katamu, kamu lagi menuju move on. Loh?




    Ingat pada pertemuan pertama kita, Maf. Saat itu seleksi wawancara Bakti Nusa. Karena aku datang paling awal dibanding semua peserta di hari Minggu waktu itu, aku mendoakan agar kamu diterima. Haha. Lucu sih. Aku kenal kamu aja enggak. Tetapi memang kok Maf, waktu wawancara itu aku begitu bodoh. Dan melihat pertama kali sosok Maflahah, aku yakin kamu lolos. Daaan yah, memang Allah menakdirkan aku untuk mengenalmu lebih lama setelah itu.

    Berbicara tentang hidupnya Maflahah itu sebenarnya biasa saja. Tetapi kalau dia cerita, seakan-akan heboh gitu. "Oh ya?" dan kata 'ya'-nya itu rada melengking ke atas. Sesekali kalau diceng-ceng-in selalu keluar satu kata. "Horok i." Ohya, dari sekian nama yang sering diceng-ceng-in adalah Mas Doni. Cocok sih. Udahlah maf, akui saja. Srimulat siap mengiringi kebahagiaan kalian berdua.

    Berbicara tentang nama ini sebenarnya banyaaak banget yang aku ingin omongkan. Satu laman ini saja sepertinya sudah tidak muat. Tapi ya sudah. Memang satu orang harus mendapatkan satu porsinya masing-masing.

    Ada satu film yang mengantarkanku pada tidur kemarin malam. Film dengan judul Train to Spain. Ceritanya tentang dua orang Bapak-bapak yang liburan ke Spanyol. Jalan ceritanya membosankan. Relevansinya apa? Relevansinya adalah kisah cinta Maflahah juga tak kalah membosankan. Haha!

    Sebenarnya mencintai dalam hati itu berat Maflahah. Mengalahkan segepok rindunya Dilan. Kamu sendiri juga sadar bahwasanya tidak ada keromantisan dalam kisah cintamu, ya kan? Akui saja! Yang ada malah kita jengkel sendiri dengan semua alurnya. Saat temu "Konsolidasi Internal" di tempatnya Eli, kita bertiga saja (Aku, Eli, Syuga) gregetan banget sama alur yang datar dan kurang "boom!" Sesekali dalam setiap momen kamu cerita, selalu kita potong. "Harusnya itu kesempatan emas, Maflahah. Kenapa harus disia-siakan!" Atau kalimat yang lain, yang membuatmu akan menyesal seumur hidupmu.

    Terima kasihlah kepada bebek-bebek di Balekambang, Maflahah. Jika tanpa bantuan mereka, kamu tidak akan menabung cinta selama 4 tahun. FIX sih, harusnya memang kamu kredit motor aja. Lak yo lunas, Maf. Daripada nabung cinta yang lama-kelamaan membuatmu sakit hati. Di tinggal kemana lagi kamu Maf? Luar kota kan. Jarak memang membuat segalanya begitu kejam ya, Maf. Kalau seandaianya doi ada disini, cukupkah  mampu kamu move on, wahai Maflahah?

    Detail cerita tentang kamu dan doi itu panjang, begitu rumit, dan kurang menggelegar. Kenapa  rumit? Karena kamu tidak membuatnya mudah. Hanya berdiri bersisian di dekat jendela, dan melihatnya dari jauh. Saat doi masuk asrama, hanya ngliatin aja. Melihatnya saja sudah sangat cukup untuk bersyukur ya Maf. Diberikan sama Allah fitrah menyukai. Walaupun dalam hati. /Halah/

    "Sebelum dan sesudah tidur, siapa yang aku lihat, Bil? Dia!" katamu suatu waktu.

    Iya Maf, kamu melihatnya hampir setiap saat. Tuhan itu sudah mempertemukan kalian di segala kesempatan yang ada. Bagiku, waktu dan kesempatan itu termasuk rejeki. Tetapi memang sangat disayangkan. Kamu melewatkannya begitu saja. Padahal Maflahah yang aku kenal, adalah sosok yang pemberani. Strong woman! Tetapi memang ya Maf, kita sebagai perempuan memang harus berpikir berkali-kali lipat saat menghadapi sosok yang teramat nyaman tetapi harus bermain hati di dalamnya. Huhu.

    Dari Maflahah, aku belajar bagaimana memasak yang baik dan benar. Menjadi sesosok perempuan yang pemberani. Menjadi orang yang membuat nyaman orang disekitarnya. Menjadi orang yang peduli. Menjadi apa adanya diri kita tanpa perlu berpura-pura. Menjadi loyal. Itulah kenapa geng-mu bisa menahanmu begitu lama. Itulah kenapa kamu menjadi ruh dari jiwanya Srimulat. Tanpa kamu Maflahah, aku mungkin hanya sereceh debu yang berterbangan di angkasa. Haha. Serius, asli!

    Terima kasih untuk bisa sedekat ini, hingga aku berani menuliskan semua hal tentangmu. Habis ini kita wisuda, Maflahah. Sedih banget! Kamu sedih, ndak? /Alay/

    Dear Mbokdhe!

    Kamu senang aku memanggilmu, Mbokdhe? Ini aku Maf, Nabila yang memanggil. Bukan Mas ___, jadi jangan seneng dulu, Eh maaf kalau nggak seneng. Aku justru seneng kalau membuatmu gak seneng. Haha. Srimulat tanpa Maflahah hanya akan menjadi seonggok daging tanpa tulang. Ambyar Maf! Harapan-harapan kedepan, semoga kamu sukes selalu. Diberi kemudahan dalam membuat pilihan. Alhamdulillah ya Maf, sekarang galau milih diantara dua pekerjaan. Hm~ kamu memang terbaik Maf. Rejeki lancar teruuus. Dan jangan lupakan Nabila. Ini penting! Dan semoga kamu mendapatkan jodoh orang Solo dan sekitarnya, sesuai impianmu. Aku pasti jagong Maf. Haha.

    Maflahah, aku rindu. Semoga perjalananmu menyenangkan di sana.



    t_e_m_a_n__b_e_r_k_e_n_d_a_r_a_m_u__,



    nabila chafa.,
    Ska, 1/2/2018
    10.33 am



    *) Jadi, siapakah selanjutnya!


    """

    Akhir Tahun 2017 Bersama Maflahah!






    ***
    Continue Reading
    Hei Khaira,

    Selepas pendadaran, aku posting kalimat yang dibuat temanku yang sok-sokkan ke Jepang. Ingin mengalahkan Maflahah katanya. Haha, orang kedua setelah Zealandia Sarah adalah Keyra. Hingga dia balas status di WA-ku.

    "Kamu kompre kok nggak bilang-bilang. Tahu gitu aku ke Solo." katamu.

    Aku pikir itu kalimat basa-basi. Palembang-Solo jauh cuy. Tidak tahunya, dan aku baru tahu kalau dirimu balik lagi ke Pare. Parah sih nggak bilang-bilang! Bahkan sudah 3 minggu. Itu waktu yang lama tanpa aku sadari. Oh oke, maaf! Mungkin aku terlelap pada kesibukan /preketek/ ngurus berkas buat sidang bulan ini. /Hari terakhir bulan Januari adalah hari ini, cuy!/


    Saat kemarin aku menuliskan tentang Nindi, sebenarnya sekelebat aku memikirkan sosok yang hampir mirip. Tapi beda karakter. Dan orang itu adalah Kei. Nama sebenarnya adalah Khaira Ukhtiyani. Tetapi nama Kei adalah nama panggilan yang dibuat sendiri oleh Miss Aini. Karena aku juga susah, atau lebih tepatnya terlalu malas untuk memanggil namanya dengan baik dan benar, jadilah aku mengikuti jejaknya Miss Aini dengan memanggilnya Kei. Sesekali aku panggil Ira. Kalau lagi mood aku panggil namanya lengkap, Khaira. Asli Lampung tetapi merantau ke Palembang. Kuliah jurusan Pendidikan Ekonomi, UNSRI.

    Dia adikku. Jelas. Sama aku, masih tua-an aku. Ini kayak berasa aku suka akan fakta bahwa aku sudah tua. Haha. Kemarin Desember dia wisuda. Selamat! Maaf ya, tidak datang. Jarak memang alasan yang tepat untuk aku ajukan. Semoga kamu mengerti dan memahami. Padahal dia sedang MFB di Banten. Luar biasaaaah memang. Sepulang dari Pare, diberi waktu sekitar 2 mingguan setelah itu kamu mengabdi. Btw, di UNS tidak ada yang berangkat MFB di kloter bulan Desember. Harusnya sih ada, si abay. Tapi dia mendadak mundur di H-2 keberangkatan. Parah sih! Oke cukup untuk intermezzo yang berlebihannya. 

    Khaira orang yang tidak aku kenal sebelumnya. Bahkan ketika FLC di Bandung pun kita tidak saling menyapa dengan benar. Halah. Justru aku pertama kali menyapa dia saat SLT. Dan waktu itu, kita menginap di rumah kontrakkannya Desy di Bogor. Ingat tidak orang itu saat aku menyapanya dan dia berjibaku dengan pekerjaan mengoreksi anak didiknya. Kata dia, dia sedang dalam masa PPL. Atau semacam magang di sekolah untuk para calon guru. 

    First impresion pertama ketika aku melihat Kei adalah dia orangnya pasti lurus-lurus saja. Seorang ukhti-ukhti. Ya bener sih, nama belakangnya saja Ukhtiyani. Ya, semacam orang yang sengaja membuat jarak, begitu sih. Persepsi awalku. Untung saja, kita sekamar ya buk selama sebulan di Pare. Dan ternyata kita bisa tahu lebih banyak hal ketika kita bersama. Dari mulai kebiasaan-kebiasaannya. Sampai ke hal yang tidak penting lainnya.

    Persis mirip dengan Nindi. Dia adalah orang yang bisa tidur dengan mudah dan gampang. Kalau siang tidak ada kelas gitu, dia tidur. Kalau malam sebelum tidur, dia pasti youtube-an nonton American Gots Talent. Atau bentuk reality show lainnya. Dan teman sekamar satunya, sibuk dengan streaming nonton Stranger Things. Kalau aku nonton apa, sudah tahu dong. Kita teman sekamar yang sangat toleran satu sama lain terhadap perbedaan. Keren sih! Ingin mengulang masa-masa itu lagi, sungguh!

    Hei, kita bahkan pernah semalam tidak tidur malah curhat gak jelas padahal besoknya kita scoring. Parah sih! Hm... Kayaknya kita mengganggu Zealan deh. Dia tidur di tengah, diantara aku dan Kei. Tapi kita curhatnya juga saling berjauhan. Kayak lagi marahan. Halah, apaan sih. Lucu juga. Dari malam itu, kita masing-masing bertiga sudah saling bongkar satu sama lain. Apapun! Klasik memang. Gegara di Batch sebelumnya, sudah saling bongkar gitu. Dan kita mah hanya bisa merealisasikannya dengan teman sekamar. 

    Kita juga pernah melewatkan hujan-hujanan bersama. Haha. Waktu itu aku lagi sakit. Parah sih. Demam gtu dan pingin banget makan bakso. Sudah tahu ya, di luar mendung dan sudah dipastikan akan turun hujan lebat, tetap saja ngeyel keluar. Alhasil, kita pulangnya hujan-hujanan. Saat kita berteduh itu, aku berhasil mengabadikan momen kita berdua. Sayangnya tidak tampak wajahmu. Hanya sandal dan sepeda yang ditepikan di pinggir jalan. 

    Pernah suatu ketika, kamu bicara tentang jodoh. Dan kamu bilang, "kayaknya aku gak bakal jodoh deh sama orang Jawa, Bil." Hahaha, lucu sih. Saat kamu berbicara tentang kebiasaan orang Sumatra. Beberapa suku yang berada di dalamnya. Dari situ, aku menangkap keanekaragaman. Orang jawa saja banyak golongan-golongannya. Logat juga beda. Apalagi di Sumatera ya.

    Hei Kei, maafkan aku yang kadang keceplosan dan mungkin terlalu peka melihat gelagat aneh ketika mas "itu" ngodein kamu. Sungguh aku tidak tahu bahwasanya teman kita yang satunya juga suka. Okee, cukup aku saja yang tahu ya. Kamu lucu juga sih membuat orang tarik ulur. Haha. Terima kasih sudah melewatkan perjalanan gila bersama. Sepertinya, mengenalmu selama sebulan tidak pernah cukup. Memang ya, manusia itu serakah dalam banyak hal. 

    Suatu siang, kamu melewatiku tanpa menyapa. Aku berhenti di depan Kosan Donal untuk beli buah, sembari menunggumu keluar dari GE Aussie. Saat lagi berbincang bagaimana caranya untuk meloakkan galon-galon kita di dalam kamar ke ibu Donal, eh kamu malah melewatiku begitu saja.  Sesampainya di Kosan, si Putsar bilang. "Teman sekamarmu itu di puk-puk dulu sana!" Lah, aku kan kaget. Tidak tahunya kamu berderai air mata.  Setelah kamu baikan dan langsung tidur siang, aku menyelinap pergi ketemu Dini untuk makan siang. Dan aku tanya, barang apa yang membuat orang merasa baikan setelah menangis. Sebagai teman sekamar, sesungguhnya aku juga bingung. Untuk membuatmu merasa baikan, maka aku belikan es krim. Dan Zealandi membelikan rujak. Fix, kita pesta makan hari itu. Hal terkocak selanjutnya adalah saat mau masuk kelas Mister Maul di sorenya, kita semua memparodikan waktu menangismu. Parah sih. Kita memang bukan teman yang baik. Haha!

    Untuk Kei, kita saling mendoakan untuk setiap kebaikan. Semoga kamu lancar dalam raihan impianmu. Amin. Jangan merasa terpuruk ketika keadaan memaksamu untuk jatuh. Percayalah bahwa Allah akan menegakkan bahumu. Semangat terus! Jangan dianggap beban. Anggap saja proses panjang yang harus kamu lalui untuk mencapai hasil maksimal. Memang sih harus berderai-derai air mata. 

    Sama seperti yang aku utarakan sejak awal. Pertemanan kita selanjutnya harus lebih lama dari jangka waktu sebulan. Aku tunggu di Solo. Dan, pesanku padamu masih sama. Jangan lupa untuk bahagia!


    y-o-u-r---r-o-o-m-m-a-t-e-, 



    n.a.b.i.l.a...c.h.a.f.a....
    Ska, 31/01/18
    09.56 am.



    *) Who's next?

    | | |

    Ketika aku bersama Kei!








    ***


    Continue Reading
    Hei.

    Dilatarbelakangi oleh postingan alayku. Yang berjudul →Friendship ; betapa ke-alay-anku bertahan. Jijay banget deh. Tapi aku tidak ingin menghapusnya. Menghapus sama saja menghapus memori yang sudah ada. Aku bukan makhluk sempurna yang tiba-tiba sejak awal buat blog tulisanku sudah Boom. Kan ya enggak kan? Pasti melalui proses dimana /sejujurnya untuk membuka postingan lama membutuhkan ketahanan hati yang ekstra karena kadang geli juga/ tulisan agak menjijikkan. Kemudian terpikirkan untuk membuat semacam rekaman dari setiap orang di sekitarku.

    Agar menjadi kenangan baik, yang suatu saat ketika harus membuka blog ini lagi dan menemukan arsip/catatan tentang mereka. Betapa nyata bahwa kebaikannya selalu kita kenang. Mengenal batapa berharganya mereka. Betapa berartinya hidup ini kalau tidak mendeskripsikan mereka dengan baik. Semoga menjadi catatan amal kebaikan mereka. 


    Perkenalkan, aku ingin menampilkan sosok teman. Masuk dalam lingkaran orang yang cukup dekat. Bahkan kata 'dekat' menjadi metafora tersendiri, karena di banyak hal kita tidak selalu dekat. Karena dalam beberapa rahasia saja kita tidak pernah saling menukarkan. Dan hanya, hm.. beberapa diantaranya saja. Ya, begitulah.







    Namanya Nindi. Dia asli Jogja, Bantul lebih tepatnya. Akhir tahun lalu (2017) sekitar bulan Juli/Agustus  [aku lupa tepatnya] ibunya meninggal dunia. Tepat ketika boom drama korea the king mask, karena perjalanan layatan Solo-Jogja, Hasan selalu menontonnya. Apalagi saat ban motor Azmil meletus di tengah jalan. Hm, intermezzo yang berlebihan. Dia perempuan yang lemah, meskipun berjuang untuk kuat. Terkadang harus terjatuh dan mencari pegangan untuk membuatnya berdiri. Dalam kata "cilik ati" adalah bagaimana aku mendiskripsikan hatinya. Mungkin rapuh, mungkin sehalus bulu angsa, atau bahkan serapuh karang yang terus menerus diterjang ombak.

    Menurutku luar biasa, bisa mengenal dan menjadi bagian memori tersendiri mengenal nama ini. Bahkan, diantara kami pernah terjadi kesalahpahaman. Mungkin sekitar awal tahun 2016, terjadi pergesekan hati. /Halah/ Sepele memang. Tetapi membekaskan sedikit luka akan kekecewaan. Tetapi sudahlah, toh 'waktu' membuat kami sepakat untuk saling melupakan. Karena pada dasarnya, aku ini orangnya juga rada baperan. Haha...

    Dia adalah sosok luar biasa dalam membuat berteman menjadi nyaman. Tak harus menjadi dia-dia-dia yang lainnya, ketika kamu mampu menjadi apa adanya dirimu. Dia orang yang sangat telaten. Teratur. Tertib dalam memanajemen waktu. Beberapa hal kecil yang sering dia lupakan, dia selalu mencatat.

    Kebaikan yang aku ingat adalah dia membantuku membungkus kardus snack di hari kedua dan ketiga (kalau tidak salah/karena lupa). Dia selalu mengingatkan. Tatkala aku kadang-kadang gatal ingin melihat hp. Dia selalu bilang. "Ih bil, ini lho kardusnya." lagi-lagi itu membuatku harus tunduk pada tanggung jawabku menyelesaikan steplesan kardus-kardus itu. Aku merasa tidak enak hati, saat dia tengah berjibaku, masa iya aku harus mainan hp. Bahkan aku tidur di kosannya. Itu tidur pertamaku sebagai anak rumahan di kosannya teman.

    Nindi adalah tipekal yang gampang sekali tidur. Dia sekali mapan untuk bersiap tidur, tidak sampai lima menit, sudah melayang alam bawah sadarnya. Luar biasa memang. Mengingat bahwa aku orangnya agak susah untuk tidur. Maksudku memulai untuk benar-benar tidur membutuhkan waktu sekitar 20 menit sampai 1 jam bahkan. Tergantung tingkat stress per hariku. /halah/

    Aku sempat heran. Kenapa dia mempunyai banyak stok drama tetapi jarang untuk menonton. Kadang, drama yang menurutnya bagus, enggak bagus saat aku lihat. Sepertinya kita memang memiliki selera yang berbeda. Tapi tidak masalah, aku selalu copy kok dramanya. Apalagi tetangga kosannya adalah orang-orang yang update pada masalah per-drakor-an.

    Ohya, dia juga adalah teman kuliah yang pertama kali menginap di rumahku. Kejadiannya tidak tahu kapan. Saat Musang FMS atau SSC ya? Lupa! Sekitar tahun 2014/2015 sekitar tahun itu. Soalnya terjadi di awal masuk kuliah. Karena pada saat itu aku ditinggal orang satu rumah pergi. Aku juga lupa pada pergi kemana waktu itu, yaa, kita beli nasi kucing bungkusan di deket ISI dan makan malam di rumahku. Setidaknya aku melewati malam dengan tidak ditemani kehororran.

    Kemudian, di akhir-akhir tahun ini. Kalau bertemu dengan Nindi, yang diobrolin adalah kisah cinta islami yang dia baca di wattpad. Terkadang memang harus membuatku memasukkan koleksi yang dia suka ke rak bacaanku. Yaaang, pada akhirnya tidak aku baca juga. Soalnya kalau Nindi sudah cerita sama saja aku sudah membaca seluruh isi ceritanya sih. Haha..

    Nindi, adalah orang yang aku proyeksikan akan memulai petualang berharganya di masa depan. Dia pasti akan menjadi seorang wanita hebat kedepannya. Hati selembut sutra. Tidak terbantahkan lagi, mengingat bagaimana kinerjanya membuat Irfan, direktur SSC harus kembali ke pelukan tanggung jawabnya. Ini kocak sih! Asli. Kepengurusan SSC yang penuh drama/sitkom/yang berseries. Wanita yang menjadi kuat untuk adik, kakak dan keluarganya. Waktu yang membentuknya terkadang merindukan ibunya. Aku belajar, Nin. Bagaimana cara untuk menghargai setiap proses waktu yang digulirkan Tuhan pada semesta.

    Dear Nindi, jika aku katakan "Kuatlah Nin." aku yakin kamu pasti jauh dari kata itu. Jika aku katakan, "Sabar Nin." Kamu pasti sudah sabar sebelum aku mengatakannya. Mungkin aku terlambat menyadari, bahwa kamu dengan semua yang kamu miliki, bisa membuat orang-orang disekitarmu menjadi nyaman.

    Teruntuk Nindi, terima kasih. Semoga kita menjadi teman, tidak hanya di dunia. Dan hanya kamu orang yang pertama aku pikirkan untuk dihadiahi Al-Qur'an di hari wisudamu.Senang rasanya bisa mengenal dan berteman denganmu.


    Y-o-u-r---l-o-v-e-l-y---f-r-i-e-n-d-s-,



    --- n a b i l a   c h a f a ---

    30/1/2018
    20.23 pm


    *) next part siapa yang menjadi orang yang aku ceritakan. Semoga aku konsisten membuat ini. Amin!

    :
    ::
    :::
    :::
    ::
    :

    Moment with Nindi-ng!





    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About Me!

    About Me!

    Arsip

    • ►  2023 (1)
      • ►  Jan 2023 (1)
    • ►  2021 (34)
      • ►  Aug 2021 (1)
      • ►  Jul 2021 (3)
      • ►  Jun 2021 (3)
      • ►  May 2021 (4)
      • ►  Apr 2021 (8)
      • ►  Mar 2021 (6)
      • ►  Feb 2021 (4)
      • ►  Jan 2021 (5)
    • ►  2020 (64)
      • ►  Dec 2020 (4)
      • ►  Nov 2020 (4)
      • ►  Oct 2020 (4)
      • ►  Sep 2020 (4)
      • ►  Aug 2020 (5)
      • ►  Jul 2020 (6)
      • ►  Jun 2020 (6)
      • ►  May 2020 (5)
      • ►  Apr 2020 (9)
      • ►  Mar 2020 (6)
      • ►  Feb 2020 (9)
      • ►  Jan 2020 (2)
    • ►  2019 (12)
      • ►  Jul 2019 (1)
      • ►  May 2019 (4)
      • ►  Apr 2019 (1)
      • ►  Mar 2019 (2)
      • ►  Feb 2019 (3)
      • ►  Jan 2019 (1)
    • ▼  2018 (6)
      • ►  May 2018 (2)
      • ►  Apr 2018 (1)
      • ▼  Jan 2018 (3)
        • Untuk Mbokdhe Imaf!
        • Hei Kei!
        • Tentang Nindi!
    • ►  2017 (9)
      • ►  Dec 2017 (1)
      • ►  Nov 2017 (2)
      • ►  Oct 2017 (1)
      • ►  Sep 2017 (5)
    • ►  2016 (3)
      • ►  Sep 2016 (1)
      • ►  Apr 2016 (1)
      • ►  Mar 2016 (1)
    • ►  2015 (7)
      • ►  May 2015 (6)
      • ►  Mar 2015 (1)
    • ►  2014 (25)
      • ►  Nov 2014 (1)
      • ►  Oct 2014 (2)
      • ►  Jun 2014 (1)
      • ►  May 2014 (2)
      • ►  Apr 2014 (6)
      • ►  Mar 2014 (3)
      • ►  Feb 2014 (7)
      • ►  Jan 2014 (3)
    • ►  2013 (12)
      • ►  Dec 2013 (7)
      • ►  Oct 2013 (2)
      • ►  May 2013 (1)
      • ►  Jan 2013 (2)
    • ►  2012 (12)
      • ►  Dec 2012 (3)
      • ►  Nov 2012 (2)
      • ►  Jun 2012 (2)
      • ►  May 2012 (2)
      • ►  Jan 2012 (3)
    • ►  2011 (14)
      • ►  Dec 2011 (3)
      • ►  Nov 2011 (11)

    Labels

    Artikel Ilmiah Bincang Buku Cerpen Curahan Hati :O Essay harapan baru Hati Bercerita :) History Our Victory Lirik Lagu little friendship Lomba menulis cerpen :) Memory on Smaga My Friends & I My Poem NOVEL opini Renjana Review Tontonan Story is my precious time Story of my life TravelLook!

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • bloglovin
    • youtube
    • pinterest
    • instagram

    recent posts

    Powered by Blogger.

    Total Pageviews

    1 Minggu 1 Cerita

    1minggu1cerita

    Follow Me

    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top