Pertanyaan untuk Bu Guru Yayak

10:27 PM


...

Hei Bu Guru Yayak!


Aku ingin menyapamu karena kemungkinan aku rindu. Hal yang paling membahagiakan bagiku adalah ketika kamu ngeshare foto anak-anak di sana. Waaah gilaa yaa senyum mereka. Hatiku --baca: kemropok-- ini mendadak tersenyum hangat untuk dua detik dan efeknya berjangka panjang. Lagi lagi tentang rasa syukur. Dan hal yang Elian share-kan juga (di statusnya) tentang Sabar dan Syukur.

Menurut teori, pikiran kita dikendalikan oleh alam bawah sadar kita. Persentasenya tinggi (pada sebuah riset) yaitu 88%. Tapi orang-orang sering mengesampingkan masalah ini. Tidak masalah, sugesti dan bagaimana pikiran positif kita harus dijaga agar tetap stabil. 

Yak~

Bagaimana sikapmu ketika anak didikmu bertindak yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku? Apakah kamu akan terus menunjuk-nunjuk jarimu ke kesalahan yang mereka buat. Ataukah sikapmu dengan bersedekap sinis sambil mengulang-ngulang kesalahan anak didikmu? Oh ya, bagaimana kamu menerapkan konsep egalitarian atau konsep bagaimana implementasi sila kemanusiaan diterapkan? Apa kamu juga belajar tentang semua materi Kompetensi Dasar yang dicapai dalam setiap pembelajaranmu? Aku mendengar cerita dari Bimo--saat dia mencari surat rekomendasi rektor UNS--ketika itu, dimana kamu (Yak) cerita tentang anak SMA di sana yang tidak tahu bagaimana membedakan was dan were. Bagaimana cara kamu mengatasinya? 

Sori, terlalu banyak pertanyaan buat Bu Guru Yayak. 

Mungkin manusia mengalami kesalahan tentang apa yang dikerjakannya. Tapi bisakah dikritik yang mendukung dengan sikap yang elegan. Dengan cara diskusi dan pemecahan masalah. Aku ingin mempermasalahkan ini yang tidak terpraktek sempurna di iklim kerjaku. Tapi, hei bil sadarlan bahwa dirimu manusia ingusan kemarin sore! Don't do that! 

Tapi...

Mendadak aku ingin berdiskusi masalah ini. 

***

Perihal Visualisasi Mimpi


Yak, dulu pas aku kecil dan main plosotan, suatu ketika ditanya sama Pakdheku. "Besok mau jadi apa?" Ku jawab, "Aku pingin jadi dokter." Menurutku dokter adalah sosok orang keren dan semua bocah berlomba-lomba menjawab hal yang sama. Tapi Pakdhe berdalih, aku sepertinya tidak mampu. Karena aku selalu ranking di bawah terus. Aku marah dong. Kenapa dia harus menjadi manusia yang menyebalkan? Kenapa konsepnya tidak sesederhana dengan mendoakan saja. Kalaupun suatu saat itu bukan jalan hidupku kan setidaknya sama-sama mendoakan. 

Siapa tahu saat doa kita diijabah?

Jadi visualisasi mimpiku selalu berkelindan setiap waktu. Memilih dan memilah mimpi mana yang patut aku perjuangkan. Jadi, yak mari kita aminkan saja mimpi-mimpi dan proses dalam perjuangan meraihnya. Ini bukan hal yang berat kan jika kita berbagi mimpi dan saling mendoakan?

Yak, semakin aku menuliskan narasi ini. Aku semakin rindu. Aku harap waktu yang akan membawanya ke arah yang tepat.


Solo, 29 Maret 2019
22.34 pm

...

terima kasih untuk foto yang dibagikan di grup Srimulat. Ini indah~


You Might Also Like

0 Comments