Ironi sebuah hati untuk menanti…
6:34 PM
nabila chafa:
Untuk tanggal yang sangat teristimewa. Untuk kamu yang
sedang merayakannya.Bersyukurlah kamu akan nikmat Tuhan yang memberikanmu umur
sejauh ini. 12 April 2014…
Untuk kamu dengan gagah berani walaupun berbadan pendek. Mungil dan menggemaskan. Kemudian mampu meremas semua perasaanku untuk tunduk akan satu jiwa di dalamnya.
Sebuah repetisi yang sering aku dendangkan akan sebuah
arti bahwa… aku bersyukur bisa menemukanmu. Dari makhluk bumi yang beratus
milyar ini. Saya hanya ingin berterima kasih kepada Tuhan yang tak sengaja
mengijinkaku sebagai takdir di sebuah rasa kehidupan yang begitu berwarna.
Lalu aku ucapkan, Hei selamat untuk 19 tahun hidupmu.
Semoga sukses dan sehat selalu. Semoga apa yang kamu citakan terkabul dengan
kerja kerasmu. Dimana pun kamu berada, tidak salah jika hati ini menemukan
pilihannya. Itu kamu… jadi terima kasih sekali.
Sebuah puisi turut mendedikasikan untuk hari
besarmu…
Malaikat jatuh kala itu,
Dia tergiris kesakitan, Kesakitan yang
teramat sangat.
Aku termangu, tak jauh dati tempatnya
berada.
Angin yang kemudian menyapaku untuk
membantunya.
Lalu
tak sadar…
Kesunyian
pun menderaku perlahan.
Satu
detik… Dua detik… Tiga detik…
Lalu
perlahan menghilang.
Aku
terjerembab. Kemudian kesakitan.
Cinta yang membutakan semuanya itu hanya
paradoks tak bertuan.
Sebuah rasa, diikuti asa, lalu telungkup
dalam harapan biasa.
Tiada yang teristimewa.
Aku men cintainya. Aku akui sesungguhnya.
Aku ingin menyayanginya.
Dia malaikat. Walaupun jemari ini susah
untuk meraihnya.
Walaupun detik ini begitu menyiksa.
Menghempaskanku untuk beberapa saat.
Setidaknya
aku tidak akan menyesal. Untuk sementara.
Menghitung
bilangan decimal sampai kesekian angkanya.
Cinta
tidak dibuktikan dengan bulat bilangan.
Nasib hanya datang sesaat. Presentasinya
juga akan mengecil.
Semuanya berawal dari nol koma.
Di titik itu aku berdiri tegang lalu
mencumbu.
Tentang kamu… sebuah kesederhanaan dalam
asa.
Takdir
tak sepenuhnya bisa dituntut.
Gelombang
pasang masih saja menghantam.
Jikalau
tanaman ini bertahan lebih lama.
Demikian
pula yang akan mungkin terjadi dengan cintaku… lalu kamu,
Kemudian
menyatu…
Rangga pernah mengatakan, aku akan kembali
dalam satu putaran penuh.
Untuk menanyakan jawaban akan cintanya.
Bukan untuknya, bukan untuk orang lain,
tetapi untuk diriku sendiri.
Tentang perasaan yang sudah saya pendam
padanya.
Kemudian
aku akan menunggu lebih lama lagi.
Apa
mungkin ada nama andi yang tersebar di luar sana?
Dan
kemudian, berdirilah seorang malaikat yang ingin menyapaku dengan namanya.
Menanyakan
keberadaanku, bagaimana keadaanku.
Seorang
malaikat yang baru saja jatuh dari puncak Semeru.
Jauh
datang hanya untuk menemuinya.
Tak ada lagi seandainya. Lalu lagi…
0 Comments