Pages

  • Home
  • Tumblr
  • linked
facebook linkedin twitter youtube

Rumah Dialektika

    • About Me
    • Renjana
    • Cerita Pendek
    • Opini
    Hei Bilong!

    Sapaan itu seakan terasa bahwa aku adalah Hikmah Bimo ya? Maaf. Bagaimana kabarmu bil? Baikkah? Bagaimana dengan pekerjaan barumu menjadi editor? Apakah menyenangkan? Semoga kamu betah ya? Kemarin Eyang a.k.a Mustofa ngewatsap aku dia tanya kabarmu. Ku katakan bahwa kamu bosan seperti apa katamu padaku. Iya, padahal kamu baru bekerja seminggu lho ini. Bertahanlah lebih lama lagi.

    Tidakkah kamu sering pergi ke pasar bersama Geng Srimulatmu dulu? Tidakkah kamu melihat bagaimana manusia-manusia yang jauh-jauh dari desa ke kota--dimana pasar berada--hanya untuk menjual hasil panen mereka? Tidakkah kamu melihat kuli panggul di pasar legi  menggendong penuh beras untuk dibawa ke dalam pasar dan dihargai dengan recehan rupiah. Bil, dunia memang keras tanpa kamu tahu. Mereka bekerja lebih keras daripadamu. Ketika Tuhan menghendaki salah satu doamu untuk melarikan diri dari tekanan "untuk tidak kuliah" maka lakukanlah sampai akhir. Kamu jangan gampang menyerah, ya sayang! Semua ini perihal bagaimana kamu mememanajemen rasa syukurmu.

    Aku akan berada di belakangmu. Tenanglah!


    Akan aku tampilkan beberapa gambar yang pernah dijepret oleh adikmu, Zidni. Semoga dengan hanya melihat kamu sadar bahwa apa yang kamu lakukan sekarang adalah proses pendewasaanmu untuk menjadi 'siapa' dirimu di masa depan.






    Aku pernah membaca sebuah artikel bahwa perempuan masih rendah partisipasinya dalam bekerja. Kebanyakan dari mereka nyaman pada posisi "ibu rumah tangga". Tidak! Aku tidak menyalahkan mereka. Aku hanya membandingkan mereka dengan dirimu ini. Kamu tidak punya tanggung jawab apapun. Lakukanlah apapun yang membuatmu bahagia. Bahkan pekerjaan membosankan sekalipun. Toh yang penting, seperti apa maumu, kamu termasuk golongan "senang" karena tidak harus bertemu dengan banyak orang. Kamu hanya menghadap layar komputer berjam-jam tiap harinya untuk mengedit. Kamu bisa sekalian nyolong-nyolong waktu membaca artikel national geographic.

    Cukup sudah ya, galau-galau masalah kemarin. Waktu tetap harus bergerak maju. Kamu bukan Edgar dan Ellen yang bisa menyabotase jam kota untuk menghentikan waktu. Wkwkwk, maaf aku sedang bercanda. Agar kamu terhibur dengan jokes recehku. Tapi kamu mengerti poinku kan?

    Saat aku menuliskan suratku ini, sudah hampir sore. Sebentar lagi pertandingannya RRQ, aku tahu kamu ingin melihat kehebatan Lemon memainkan kuda. Jadi begini bil, kalau kamu tengah berjuang melakukan pekerjaan yang kamu tidak suka--at least katamu membosankan itu--Semangat! Kamu harus melakukannya semaksimal mungkin. Siapa tahu apa yang kamu lakukan sekarang membawamu ke arah yang luar biasa nanti.

    Aku berharap, kalau ini sebuah kisah, aku akan menantikan kemunculan deus ex machina-mu itu siapa. Siapa tahu dia tengah membaca surat terbukaku ini untukmu. Menyelesaikan problematik benang kusut yang ada di hidupmu. Perlu aku aminkan kan ini?


    Salam,


    Dariku.
    Yang berharap Nabila tersenyum puas malam ini karena sebuah kemenangan game.
    24-Feb-2019
    15.39

    :::









    Continue Reading
    Hei,

    Mumpung lagi nyuwung! Ditemani hujan siang hari dan kopi hitam. Sebelum menjadi budak-budak peradaban yang memaksa untuk bekerja lebih keras dari biasanya. Bekerja 8 jam dalam seharinya, sedangkan saya masih glundang-glundung tidak jelas. Saya masih di posisi jaga warung dan fotocopy-an. Menyelesaikan problematik Jolie Manon dan Gabriel Delange karya Laura Florand. Setelah kemarin, seharian agak kecewa dengan Unforgettable Chemistry--yang jadi bahan obrolan aku dan Pipit di WA karena ehem, kita sepakat untuk tidak menyetujui konfliknya-- tapi sayangnya, buku itu aku selesaikan juga. Hahaha~

    Hidup ini indah ya gaes!  #EdisiMenghiburDiri


    Aku ingin bercerita. Lagi-lagi tentang deretan nama yang ingin aku sebut karena berjasa dalam membesarkan / mendewasakan dan berproses bersamaku. Hal ini aku lakukan untuk mengingat kebaikan orang ini serta membuat content. Yes, I am content creator! Gak usah muluk-muluk buat video di yutub tapi membuat narasi singkat di blog kesayangan. Biar gak sepi-sepi banget ini blog. Ajang balas dendam juga sih, karena selama kuliah isi kontennya kurang produktif. Sekaligus mengisi kolom My Friends & I. Bismillah, ingin aku coba memproduktifkannya kembali.

     
    Bila foto ini diperlebar maka tampaklah nyamuk yang sedang menggigit pipimu :) 


    Bagian I. Perkenalan


    Tentang sahabat bernama Uun. Namanya sering aku dengungkan sebenarnya dalam narasi aku bercerita di blog ini. Dalam perjalanan mahasiswa biasa sampai bisa lolos ke Pimnas dan cerita tentang bagaimana dia menderita bolak-balik Solo-Wakatobi untuk berjuang di Bogor. Tentang muka kucelnya yang naudzubillah aku ingin rasanya sabar, wkwk. Dan tentang gairah hidupnya yang entah kenapa--hm, hm, sebagai analis luar--agak meredup. Kemungkinan besar hal pertama itu terjadi karena kehilangan sosok ayahnya. Orang yang polos dan semangat hidupnya yang perlu aku tiru. Aku terapkan dalam keseharian sehari-hari. 


    Sebenarnya aku kenal dengan Uun karena kebutuhan. Sebagai mahasiswa yang berusaha untuk menjadi sempurna dalam tugas kelompok, aku sudah kena kapok berkali-kali karena tidak mendapatkan partner kelompok yang tepat. Sempurna dalam arti kita berproses dan berpendidikan bersama. Itulah tujuan dari perguruan tinggi, bukan? Sayangnya, sebagai mahasiswa beberapa teman kami sering mengandalkan. Biar orang ini saja yang menyelesaikan tugas ini. Kan, yang namanya tugas kelompok harus diselesaikan bersama-sama. Come on! Ada lagi, saat sudah diselesaikan dengan pembagian tugas yang jelas, kadang mereka asal-asalan, mungkin karena mereka merasa bakal ada editor yang akan mengkoreksi dan menambahkan tambahan hal untuk tugas kelompok mereka.

    Ah sudahlah. Kampus memang mendidikmu begitu keras. Halah haha!


    Mungkin terjadi di tahun 2015-an. Waktu itu aku lagi merangkak naik ikut organisasi sana sini, bahkan sudah join menjadi volunteer Solo Mengajar angkatan 10--haloh gaes!. Aku lelah ya, mendapati ketidaksesuaian antara masalah akademik kampus dengan berkegiatan di luar kampus. Jadi, mendapatkan partner bekerja kelompok yang sesuai itu seolah menjadi oase tersendiri. Sama-sama mengalami ketidaksesuaian, agar algoritma hidup ini berjalan dan berkesesuaian, kita join menjadi kelompok bersama. Gimana caranya, agar setiap kerja kelompok aku bersamanya. Kemudian, masuklah Mustofa. Jadi, begitulah kami hidup selanjutnya!

    Dari sering berkelompok, aku mengajak dua anak ini--Mustofa dan Uun--menjadi kelompok strategis yang tidak hanya berkumpul kalau pas ada tugas kelompok di kampus saja. Aku mengajaknya untuk ikut membuat PKM. Waktu itu aku masih jadi Kepala divisi Pengembangan RISET SSC, di bawah komando Gun Gun Gunawan. Jadi, kegiatan ilmiah itu perlahan kita ikuti. Bahkan masing-masing dari kami mengajukan judul yang berbeda-beda, tetapi rolling untuk menjadi salah satu anggota peneliti di semua judulnya. Haha, agak curang emang. Tapi yah bagaimana. Jika ada peluang maka tercipta kesempatan!


     Mengerjakan deadline PKM adalah hal menegangkan. Kalau ingat bulan September, maka ingatlah akan deadline PKM yang selalu hadir di bulan tersebut. Awalnya agak kesesusahan harus mengikuti aturan main PKM yang berganti setiap tahun. Awal mulanya kami iseng ikut PKM yang diadakan oleh kampus kami sendiri, UNS. Jadi sesama mahasiswa diadu ide dan gagasannya dengan iming-iming bahwa PKM yang diadu didalam universitas ini bakal lebih mudah diterima untuk mengikuti PKM dari Dikti. Menurutku tidak juga. Karena pada hakikatnya, Dikti tidak menilai bahwa PKM yang diajukan oleh mahasiswa itu sudah diuji terlebih dahulu atau tidak, melalui universitasnya. Yah, setidaknya gelora untuk adu ide dan gagasan itu ada. Jadi, kami ikutan saja.

    PKM yang diselenggarakan di Universitas tidak membuahkan hasil baik. Kalau tidak salah, kami (aku, uun, dan eyang) hanya mengajukan satu judul. Tetapi hal yang berbeda terjadi saat mendekati deadline PKM Dikti. Kami mengajukan tiga judul sekaligus. Haha. Sehari menjelang deadline kami harus mendapatkan satu personil tambahan. Agar sesuai dengan aturan, maka harus adik tingkat. Maka terpilihlah Avivah yang masuk menjadi kelompok kami. Gara-gara dia lewat di jalan gazebo, dan aku langsung minta CV dan datanya. Wkwkwk :)


    Full Squad bersama dengan adek, Avivah. Eyang yang moto!

    Selanjutnya, petualangan sesungguhnya dimulai. Dari yang awalnya kaget dapat dana untuk penelitian. Waktu itu dana agak seret sih. Jadi kami meneliti dengan dana pribadi. Tapi alhamdulillah, setelah monev ekstern selesai kami dapat sisa dana keseluruhan. Haha, PKM kalau kata orang bisa dikatakan sebagai Program Korupsi Mahasiswa, bukan Kreativitas wkwk. Yasudahlah. Itu orang syirik aja gegara PKM-nya gak didanai. Dasar julid!

     Saat menemukan sebuah pesanggrahan untuk beristirahat sejenak karena selesai mbolang di Keraton Kasunanan.

    Selesai Monev, aku punya keyakinan penuh sih. Bahwa judul kita bakal lolos PIMNAS. Dan thats it! Hari pengumuman itu datang. Judul kami lolos untuk di uji, dan beradu di Bogor. Mana pada waktu itu musim KKN. Sedangkan Uun ambil KKN di luar Jawa, yaitu Wakatobi. Ya, nangis darah dan penuh pengorbanan sih. Apalagi dia ketua peneliti kami. Ngos-ngosan sih berproses bersama itu. Pokoknya semua bermula dari keiisengan yang hakiki. Mulai memproduktifkan diri, menambah deretan CV dan tentu saja punya kontribusi. Waktu itu Pak Pardjo, Wakil Dekan III bagian Kemahasiswaan, ikut seneng. Karena ada tiga judul yang mewakili FIB untuk bertandang di PIMNAS. Aku pernah cerita lengkap, klik disini!



    Bagian II. Proses Dialektika


    Sok-sok'an kasih nama Dialektika, haha. Biar kata ini menjadi suatu pertarungan bagaimana sekarang kamu berperang terhadap dirimu sendiri. Bukannya pertemanan kami selesai, bukan. Tapi proses bagaimana kamu mendewasakan pikiranmu untuk terus berjuang.

    Kenapa?

    Kami berproses dengan skripsi yang berbeda-beda. Tidak ada teman. Tidak ada meja untuk berbagi. Karena sesungguhnya proses skripsi adalah proses dimana kamu bekerja individu. Yaiyalah. Serta bagaimana semangatmu tetap terbakar dalam nadi untuk tetap konsisten. Semua mahasiswa akhir akan mengalami bagaimana ketidakkonsistenan selalu menghantui. Bagaimana pencarian data sekecil apapun kadang menjadi momok untuk berhenti. Dan, bagaimana orang bodoh untuk lebih pintar memanipulasi. Kan, semuanya berkelindan. Menjadi satu kesatuan makna yang dimana produk skripsi itu dihasilkan. Itu definisi menurutku, lho ya!

    Uun mengalami perubahan produk ide yang dihasilkan. Mulai dari penelitian tentang Pakualaman yang kadang dua atau seminggu sekali dia harus ke Jogja untuk mencari data. Penelitian hampir lebih dari satu tahun, dan kemudian dia menyerah. Karena beberapa pertimbangan, salah satunya ada kompilasi buku tentang Pakualaman yang menjadi subjek dan objek yang sama dengan penelitiannya. Ia takut terkena delik plagiasi atau apa. Akhirnya, dia menyerah juga.

    Saat aku selesai skripsi tapi harus menyelesaikan urusan birokrasi, suatu waktu pernah kujumpai Uun di kantor dosen. Lagi kikuk dan mengajukan pergantian judul. Aku dan Eyang agak menyayangkan sejujurnya. Tapi bagaimana lagi. Uun berkata bahwa tidak ada jalan keluar selain mengganti judul.Waktu itu pula, sebenarnya aku gundah gulana karena seminggu setelah itu adalah pendaftaran berkas S2. Dan aku menggalau dong ditemenin Imaf. Di saat kamu sedang berjuang dengan judul baru skripsimu (dua hari sebelum puasa Ramadhan 2018). Di sini aku meminta maaf,--yeah, minta maaf secara onlen karena hanya sebentar menemanimu.

     
    Tahun 2016 dan dua kelompok ini memutuskan untuk buka puasa bersama di pinggir jalan. Nice memory!

    Bagian III. Kuharap Akhir yang Indah


    Hei Un, setelah berbulan-bulan aku tidak tahu kabarmu. Bahkan saat kamu menghubungiku di bulan Juli (hariku wisuda), aku tidak tahu lagi bagaimana kondisimu. Hingga di akhir Desember aku dan eyang menjengukmu. Hanya kunjungan ringan dan kami sepakat untuk tidak membahas skripsimu. Aku tahu kamu tengah berjuang. Katamu, kamu sering main ke Gentan. Aku masih sering pinjam buku sebenarnya di  perpustakaan Ganesha. Membahas dunia kerja. Dan kapan ada lagi perjumpaan setelah itu.

    Susahnya komunikasi antara kita membuat aku sering mendengungkan doa ke langit. Agar kondisi dan keadaanmu baik-baik saja. Masih sering dikunjungi Sinchan, Icik dan Ista. Mendengar kabar dari mereka aku sudah senang kalau kamu berprogress baik.

    Aku tidak tahu, akhir tulisan ini akan membentuk narasi seperti apa. Un, kuharap dirimu baik-baik saja. Tetap konsisten. Tetap berjuang untuk apa yang tengah kau perjuangkan. Rumahku masih sama. Di Jalan Lempuyang I No.09. Kamu bisa mampir untuk menyambangi pengangguran berkualitas seperti aku ini di sini. Lalu, kita bisa memulai obrolan kita.

    Aku baik-baik saja!

    Aku hanya butuh kalimat itu terucap di dirimu.



    Nabila Chafa,
    yang merindukan hujan deras dan panasnya matahari secara bersamaan.
    14/02/2019
    14:51 pm

    :::

    Daripada memori ini terekam hanya di laptop Toshiba-ku yang sekarang sudah berganti kepemilikan menjadi milik adikku. Maka kubagikan saja secara onlen. Haha :)


    Cheers!
    Keep fight and Stay Bright!






    Continue Reading
    Hei,

    Ada yang bertanya kabarku?

    Hei, aku Nabila N. Chasanati, S.Hum dan aku baik-baik saja--dalam retoris yang menyenangkan, tapi sebenarnya tidak! Setengah tahun aku lulus sarjana, aku tidak baik-baik saja karena bergelut tentang diri sendiri yang ditekan untuk "lanjut kuliah S2" tapi hati berkata tidak. Susah emang. Pertimbanganku sungguh rumit, tapi entahlah. Insya Allah jika hal itu memang sejalan, akan aku laksanakan tahun ini. Halo 2019, be nice ya! Hahaha :)

    Beruntung, setelah lulus aku--bisa dikatakan pengangguran bermanfaat--karena hanya jaga warung, fotocopy (dan you know, itu menjanjikan karena samping rumah kampus STIKES Nasional, tapi tidak ada yang membuka bisnis fotocopy); sama jualan snack. Itu masih konsisten aku tekuni. Yah, walaupun aku ambil gaji 50.000 per minggu buat jajan, sisanya dibelanjakan lagi buat modal. Biar uangnya muter kayak mesin cucian! Kondisi bisnisku: ceklis, baik-baik saja. Malah posisinya stabil.

    "Menganggur" artinya tidak berkegiatan. Tapi istilah itu memang cocok untukku, karena aku kerja bebas dan nikmat. Tanpa ada yang mengatur hidupku. Bacaanku sehari-hari, tontonan dramaku, bahkan tontonan youtube-ku. Tidak enaknya hanya satu, aku sendiri. Bergelut dengan diri sendiri lagi hanya akan menambah deretan panjang ketidaknyamanan. Tapi aku syukuri. 


    Berbicara tentang makhluk yang kufur nikmat ini, kondisi yang aku jalani memang bukan pilihan. Karena jawaban dari 'menjeda' adalah menunggu kabar baik dariku untuk melepas kenyamanan yang aku peroleh ini. Yah, beberapa waktu lalu ada panggilan wawancara dari perusahaan penerbitan yang mengontakku. Menguji nyali, menguji profesionalitasku menuju dunia kerja. Tapi belum jatah atau bagaimana, kabar itu belum kunjung datang. Jadi yasudahlah. Kita harus melatih hidup untuk legowo. Itu bukan rejekiku. Mungkin rejeki adik tingkatku. Siapa tahu? Rejeki tidak akan pernah salah kamar, selama kita panjatkan doa dan ikhtiar kita, insya Allah apa yang sudah ditetapkan menjadi milik kita adalah milik kita. Bila bukan, ya belum saatnya. 

    Captain Lemon berkata dalam captionnya:

    Kadang Di atas, Kadang Di bawah. Itu Biasa :///


    Betul Mon! Aku paham posisimu karena hujatan netijen atas kekalahan kemarin. Posisiku tidak berada di atas, tapi bukan di bawah juga sih Mon.

    Aku mengambil  kalimat Lemon ini untuk menginterpretasikan diriku. Walaupun sebenarnya, kalimat itu untuk nyindir netijen yang dua kali turnamen RRQ kalah atas Onic (Game ke-4 konyol sih, harusnya RRQ menang, tapi blunder). Hm, maksudku dibanding pencapaian RRQ yang lain, ini kondisi yang stabil dan tidak terpuruk-puruk banget sih. Karena kondisi terpuruk-seterpuruknya sudah dilalui yaitu kehilangan Captain Marsha dulu. 

    Sama seperti OG yang ditinggal Fly dan malah pindah ke Evil Geniuss, di saat itu n0tail harus membangun, mempererat, dan men-solidkan tim OG lagi, yang mungkin retak karena harus kehilangan Fly. Soalnya aku--kapan gitu--ngliat recap salah satu turnamen yang bertempat di Rusia antara Virtus Pro vs OG dimana Fly (bagiku seperti ayah/kakak tertua) yang benar-benar ngebangun komunikasi antar team mate-nya bagus banget apalagi bisa dapat poin saat poin mereka tertinggal. Disamakan, akhirnya jadi 2-2. Dan Game ke-5 (karena Best of Five) mereka ngrebut poin terakhir dengan kemenangan OG 3-2.

    Posisinya, hidupku saat ini masih di tengah-tengah. Kenyamanan yang nyaman aku dapatkan. Bukan terpuruk-seterpuruknya, bukan lagi di puncak-sepuncak-puncaknya. Belajar memosisikan diri untuk lebih banyak syukur. Kadang liat orang-orang yang belum beruntung dibanding aku, merasa harus bersyukur -sesyukur-syukurnya. Tapi merasa terpacu untuk lebih giat saat kita melihat orang yang berada di atas kita. Biar seimbang antara melihat atas dan bawah.

    Ketika suatu saat kita berada di atas, kita memang perlu jatuh. Bukan untuk dicemooh karena ketidakkonsistenan atau ketidakstabilan, tapi untuk menjeda. Jangan terlalu keras dalam berlari. Takut dijegal ditengah jalan, dan jatuh sejatuh-jatuhnya. Terkadang kita harus mensyukuri keberadaan kita berada di bawah, agar nikmat pengorbanan itu tetap membara dalam nadi kita. Bagaimana indahnya mendaki ke puncak lagi setelah kegagalan yang kita alami. Nikmatnya memang harus dirasakan, ketika kita berada di bawah, diatas alih-alih di tengah. Semoga kita mendapatkan nikmat dalam setiap posisinya. Amiin!

    Tuturu sehari setelah kekalahannya, live streaming di channelnya. Banyak netijen bertanya dan dia dengan selow menjawab:

    Kenapa kalah? Karena belum rejeki gaes!

    Dear Nabila di masa depan, akan ku katakan kalimat yang sama padaku suatu hari nanti.

    Kenapa belum dipanggil kerja? Kenapa belum ini? Kenapa belum itu?

    Belum rejeki, gaes!



    Dear Captain, mari kita berjuang bersama ya. Tak tahu harus menembus badai lautan, angin topan dan guncangan alam yang tidak menentu, posisinya sekarang nahkodamu ke Paris Saint German (PSG), sedangkan aku akan ke Alaska sebentar (haha). Siapa tahu kita bertemu di lautan Pasifik. #lhoh





    Nabila, 
    yang memulai membaca si kembar Edgar Ellen untuk mengembalikan nuansa Abegenya.
    12/02/2019
    13:07 pm

    :::

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About Me!

    About Me!

    Arsip

    • ►  2023 (1)
      • ►  Jan 2023 (1)
    • ►  2021 (34)
      • ►  Aug 2021 (1)
      • ►  Jul 2021 (3)
      • ►  Jun 2021 (3)
      • ►  May 2021 (4)
      • ►  Apr 2021 (8)
      • ►  Mar 2021 (6)
      • ►  Feb 2021 (4)
      • ►  Jan 2021 (5)
    • ►  2020 (64)
      • ►  Dec 2020 (4)
      • ►  Nov 2020 (4)
      • ►  Oct 2020 (4)
      • ►  Sep 2020 (4)
      • ►  Aug 2020 (5)
      • ►  Jul 2020 (6)
      • ►  Jun 2020 (6)
      • ►  May 2020 (5)
      • ►  Apr 2020 (9)
      • ►  Mar 2020 (6)
      • ►  Feb 2020 (9)
      • ►  Jan 2020 (2)
    • ▼  2019 (12)
      • ►  Jul 2019 (1)
      • ►  May 2019 (4)
      • ►  Apr 2019 (1)
      • ►  Mar 2019 (2)
      • ▼  Feb 2019 (3)
        • Dariku Untukmu~
        • Doaku untuk Yunitta Axnes Pratika!
        • Captain Lemon: Kadang Diatas, Kadang Dibawah. Itu ...
      • ►  Jan 2019 (1)
    • ►  2018 (6)
      • ►  May 2018 (2)
      • ►  Apr 2018 (1)
      • ►  Jan 2018 (3)
    • ►  2017 (9)
      • ►  Dec 2017 (1)
      • ►  Nov 2017 (2)
      • ►  Oct 2017 (1)
      • ►  Sep 2017 (5)
    • ►  2016 (3)
      • ►  Sep 2016 (1)
      • ►  Apr 2016 (1)
      • ►  Mar 2016 (1)
    • ►  2015 (7)
      • ►  May 2015 (6)
      • ►  Mar 2015 (1)
    • ►  2014 (25)
      • ►  Nov 2014 (1)
      • ►  Oct 2014 (2)
      • ►  Jun 2014 (1)
      • ►  May 2014 (2)
      • ►  Apr 2014 (6)
      • ►  Mar 2014 (3)
      • ►  Feb 2014 (7)
      • ►  Jan 2014 (3)
    • ►  2013 (12)
      • ►  Dec 2013 (7)
      • ►  Oct 2013 (2)
      • ►  May 2013 (1)
      • ►  Jan 2013 (2)
    • ►  2012 (12)
      • ►  Dec 2012 (3)
      • ►  Nov 2012 (2)
      • ►  Jun 2012 (2)
      • ►  May 2012 (2)
      • ►  Jan 2012 (3)
    • ►  2011 (14)
      • ►  Dec 2011 (3)
      • ►  Nov 2011 (11)

    Labels

    Artikel Ilmiah Bincang Buku Cerpen Curahan Hati :O Essay harapan baru Hati Bercerita :) History Our Victory Lirik Lagu little friendship Lomba menulis cerpen :) Memory on Smaga My Friends & I My Poem NOVEL opini Renjana Review Tontonan Story is my precious time Story of my life TravelLook!

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • bloglovin
    • youtube
    • pinterest
    • instagram

    recent posts

    Powered by Blogger.

    Total Pageviews

    1 Minggu 1 Cerita

    1minggu1cerita

    Follow Me

    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top