Dariku Untukmu~

12:45 AM

Hei Bilong!

Sapaan itu seakan terasa bahwa aku adalah Hikmah Bimo ya? Maaf. Bagaimana kabarmu bil? Baikkah? Bagaimana dengan pekerjaan barumu menjadi editor? Apakah menyenangkan? Semoga kamu betah ya? Kemarin Eyang a.k.a Mustofa ngewatsap aku dia tanya kabarmu. Ku katakan bahwa kamu bosan seperti apa katamu padaku. Iya, padahal kamu baru bekerja seminggu lho ini. Bertahanlah lebih lama lagi.

Tidakkah kamu sering pergi ke pasar bersama Geng Srimulatmu dulu? Tidakkah kamu melihat bagaimana manusia-manusia yang jauh-jauh dari desa ke kota--dimana pasar berada--hanya untuk menjual hasil panen mereka? Tidakkah kamu melihat kuli panggul di pasar legi  menggendong penuh beras untuk dibawa ke dalam pasar dan dihargai dengan recehan rupiah. Bil, dunia memang keras tanpa kamu tahu. Mereka bekerja lebih keras daripadamu. Ketika Tuhan menghendaki salah satu doamu untuk melarikan diri dari tekanan "untuk tidak kuliah" maka lakukanlah sampai akhir. Kamu jangan gampang menyerah, ya sayang! Semua ini perihal bagaimana kamu mememanajemen rasa syukurmu.

Aku akan berada di belakangmu. Tenanglah!


Akan aku tampilkan beberapa gambar yang pernah dijepret oleh adikmu, Zidni. Semoga dengan hanya melihat kamu sadar bahwa apa yang kamu lakukan sekarang adalah proses pendewasaanmu untuk menjadi 'siapa' dirimu di masa depan.






Aku pernah membaca sebuah artikel bahwa perempuan masih rendah partisipasinya dalam bekerja. Kebanyakan dari mereka nyaman pada posisi "ibu rumah tangga". Tidak! Aku tidak menyalahkan mereka. Aku hanya membandingkan mereka dengan dirimu ini. Kamu tidak punya tanggung jawab apapun. Lakukanlah apapun yang membuatmu bahagia. Bahkan pekerjaan membosankan sekalipun. Toh yang penting, seperti apa maumu, kamu termasuk golongan "senang" karena tidak harus bertemu dengan banyak orang. Kamu hanya menghadap layar komputer berjam-jam tiap harinya untuk mengedit. Kamu bisa sekalian nyolong-nyolong waktu membaca artikel national geographic.

Cukup sudah ya, galau-galau masalah kemarin. Waktu tetap harus bergerak maju. Kamu bukan Edgar dan Ellen yang bisa menyabotase jam kota untuk menghentikan waktu. Wkwkwk, maaf aku sedang bercanda. Agar kamu terhibur dengan jokes recehku. Tapi kamu mengerti poinku kan?

Saat aku menuliskan suratku ini, sudah hampir sore. Sebentar lagi pertandingannya RRQ, aku tahu kamu ingin melihat kehebatan Lemon memainkan kuda. Jadi begini bil, kalau kamu tengah berjuang melakukan pekerjaan yang kamu tidak suka--at least katamu membosankan itu--Semangat! Kamu harus melakukannya semaksimal mungkin. Siapa tahu apa yang kamu lakukan sekarang membawamu ke arah yang luar biasa nanti.

Aku berharap, kalau ini sebuah kisah, aku akan menantikan kemunculan deus ex machina-mu itu siapa. Siapa tahu dia tengah membaca surat terbukaku ini untukmu. Menyelesaikan problematik benang kusut yang ada di hidupmu. Perlu aku aminkan kan ini?


Salam,


Dariku.
Yang berharap Nabila tersenyum puas malam ini karena sebuah kemenangan game.
24-Feb-2019
15.39

:::









You Might Also Like

2 Comments

  1. Nabilaaaa aku terharu dengan postinganmu kamu yg ini. Kamu benar, terkadang Kita kurang bersyukur. Padahal beban Kita lebih ringan dari orang2 yg kamu temui di pasar. Aku merasa tertampar, terima kasih sudah mengingatkan :)

    Dariku,
    Teman lamamu yg lama menetap di Bogor

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete