Captain Lemon: Kadang Diatas, Kadang Dibawah. Itu Biasa :/
11:03 PM
Hei,
Ada yang bertanya kabarku?
Hei, aku Nabila N. Chasanati, S.Hum dan aku baik-baik saja--dalam retoris yang menyenangkan, tapi sebenarnya tidak! Setengah tahun aku lulus sarjana, aku tidak baik-baik saja karena bergelut tentang diri sendiri yang ditekan untuk "lanjut kuliah S2" tapi hati berkata tidak. Susah emang. Pertimbanganku sungguh rumit, tapi entahlah. Insya Allah jika hal itu memang sejalan, akan aku laksanakan tahun ini. Halo 2019, be nice ya! Hahaha :)
Beruntung, setelah lulus aku--bisa dikatakan pengangguran bermanfaat--karena hanya jaga warung, fotocopy (dan you know, itu menjanjikan karena samping rumah kampus STIKES Nasional, tapi tidak ada yang membuka bisnis fotocopy); sama jualan snack. Itu masih konsisten aku tekuni. Yah, walaupun aku ambil gaji 50.000 per minggu buat jajan, sisanya dibelanjakan lagi buat modal. Biar uangnya muter kayak mesin cucian! Kondisi bisnisku: ceklis, baik-baik saja. Malah posisinya stabil.
"Menganggur" artinya tidak berkegiatan. Tapi istilah itu memang cocok untukku, karena aku kerja bebas dan nikmat. Tanpa ada yang mengatur hidupku. Bacaanku sehari-hari, tontonan dramaku, bahkan tontonan youtube-ku. Tidak enaknya hanya satu, aku sendiri. Bergelut dengan diri sendiri lagi hanya akan menambah deretan panjang ketidaknyamanan. Tapi aku syukuri.
Berbicara tentang makhluk yang kufur nikmat ini, kondisi yang aku jalani memang bukan pilihan. Karena jawaban dari 'menjeda' adalah menunggu kabar baik dariku untuk melepas kenyamanan yang aku peroleh ini. Yah, beberapa waktu lalu ada panggilan wawancara dari perusahaan penerbitan yang mengontakku. Menguji nyali, menguji profesionalitasku menuju dunia kerja. Tapi belum jatah atau bagaimana, kabar itu belum kunjung datang. Jadi yasudahlah. Kita harus melatih hidup untuk legowo. Itu bukan rejekiku. Mungkin rejeki adik tingkatku. Siapa tahu? Rejeki tidak akan pernah salah kamar, selama kita panjatkan doa dan ikhtiar kita, insya Allah apa yang sudah ditetapkan menjadi milik kita adalah milik kita. Bila bukan, ya belum saatnya.
Captain Lemon berkata dalam captionnya:
Kadang Di atas, Kadang Di bawah. Itu Biasa :///
Betul Mon! Aku paham posisimu karena hujatan netijen atas kekalahan kemarin. Posisiku tidak berada di atas, tapi bukan di bawah juga sih Mon.
Aku mengambil kalimat Lemon ini untuk menginterpretasikan diriku. Walaupun sebenarnya, kalimat itu untuk nyindir netijen yang dua kali turnamen RRQ kalah atas Onic (Game ke-4 konyol sih, harusnya RRQ menang, tapi blunder). Hm, maksudku dibanding pencapaian RRQ yang lain, ini kondisi yang stabil dan tidak terpuruk-puruk banget sih. Karena kondisi terpuruk-seterpuruknya sudah dilalui yaitu kehilangan Captain Marsha dulu.
Aku mengambil kalimat Lemon ini untuk menginterpretasikan diriku. Walaupun sebenarnya, kalimat itu untuk nyindir netijen yang dua kali turnamen RRQ kalah atas Onic (Game ke-4 konyol sih, harusnya RRQ menang, tapi blunder). Hm, maksudku dibanding pencapaian RRQ yang lain, ini kondisi yang stabil dan tidak terpuruk-puruk banget sih. Karena kondisi terpuruk-seterpuruknya sudah dilalui yaitu kehilangan Captain Marsha dulu.
Sama seperti OG yang ditinggal Fly dan malah pindah ke Evil Geniuss, di saat itu n0tail harus membangun, mempererat, dan men-solidkan tim OG lagi, yang mungkin retak karena harus kehilangan Fly. Soalnya aku--kapan gitu--ngliat recap salah satu turnamen yang bertempat di Rusia antara Virtus Pro vs OG dimana Fly (bagiku seperti ayah/kakak tertua) yang benar-benar ngebangun komunikasi antar team mate-nya bagus banget apalagi bisa dapat poin saat poin mereka tertinggal. Disamakan, akhirnya jadi 2-2. Dan Game ke-5 (karena Best of Five) mereka ngrebut poin terakhir dengan kemenangan OG 3-2.
Posisinya, hidupku saat ini masih di tengah-tengah. Kenyamanan yang nyaman aku dapatkan. Bukan terpuruk-seterpuruknya, bukan lagi di puncak-sepuncak-puncaknya. Belajar memosisikan diri untuk lebih banyak syukur. Kadang liat orang-orang yang belum beruntung dibanding aku, merasa harus bersyukur -sesyukur-syukurnya. Tapi merasa terpacu untuk lebih giat saat kita melihat orang yang berada di atas kita. Biar seimbang antara melihat atas dan bawah.
Ketika suatu saat kita berada di atas, kita memang perlu jatuh. Bukan untuk dicemooh karena ketidakkonsistenan atau ketidakstabilan, tapi untuk menjeda. Jangan terlalu keras dalam berlari. Takut dijegal ditengah jalan, dan jatuh sejatuh-jatuhnya. Terkadang kita harus mensyukuri keberadaan kita berada di bawah, agar nikmat pengorbanan itu tetap membara dalam nadi kita. Bagaimana indahnya mendaki ke puncak lagi setelah kegagalan yang kita alami. Nikmatnya memang harus dirasakan, ketika kita berada di bawah, diatas alih-alih di tengah. Semoga kita mendapatkan nikmat dalam setiap posisinya. Amiin!
Ketika suatu saat kita berada di atas, kita memang perlu jatuh. Bukan untuk dicemooh karena ketidakkonsistenan atau ketidakstabilan, tapi untuk menjeda. Jangan terlalu keras dalam berlari. Takut dijegal ditengah jalan, dan jatuh sejatuh-jatuhnya. Terkadang kita harus mensyukuri keberadaan kita berada di bawah, agar nikmat pengorbanan itu tetap membara dalam nadi kita. Bagaimana indahnya mendaki ke puncak lagi setelah kegagalan yang kita alami. Nikmatnya memang harus dirasakan, ketika kita berada di bawah, diatas alih-alih di tengah. Semoga kita mendapatkan nikmat dalam setiap posisinya. Amiin!
Tuturu sehari setelah kekalahannya, live streaming di channelnya. Banyak netijen bertanya dan dia dengan selow menjawab:
Kenapa belum dipanggil kerja? Kenapa belum ini? Kenapa belum itu?
Belum rejeki, gaes!
Kenapa kalah? Karena belum rejeki gaes!
Dear Nabila di masa depan, akan ku katakan kalimat yang sama padaku suatu hari nanti.Kenapa belum dipanggil kerja? Kenapa belum ini? Kenapa belum itu?
Belum rejeki, gaes!
Dear Captain, mari kita berjuang bersama ya. Tak tahu harus menembus badai lautan, angin topan dan guncangan alam yang tidak menentu, posisinya sekarang nahkodamu ke Paris Saint German (PSG), sedangkan aku akan ke Alaska sebentar (haha). Siapa tahu kita bertemu di lautan Pasifik. #lhoh
Nabila,
yang memulai membaca si kembar Edgar Ellen untuk mengembalikan nuansa Abegenya.
12/02/2019
13:07 pm
1 Comments
Tep semangat apapun jalanmu :)
ReplyDelete