Pages

  • Home
  • Tumblr
  • linked
facebook linkedin twitter youtube

Rumah Dialektika

    • About Me
    • Renjana
    • Cerita Pendek
    • Opini

    Hei, beberapa hari yang lalu aku tengah sibuk merapikan playlist spotify-ku. Butuh hampir 3 jam lebih dari sahur sampai jam 8 pagi sebelum memulai kerja. 

    Dan terpikirkan (ngide) bikin tulisan alasan aku melakukan pekerjaan tidak penting ini. Haha, merapikan lagu di spotify itu semacam pekerjaan tidak penting tapi melelahkan. Menguras emosi dan nurani. Kenangan masa lalu muncul timbul dan menggetarkan.

    Tentu mengasyikkan melakukan sesuatu semenyenangkan ini. Jadi begini. Playlist spotify yang kerap aku dengerin terdiri ada 3 bagian kenangan yang menyenangkan, sendu, dan menggairahkan.

    1. at that past before we move


    Aku menyadari bahwa 2019 adalah tahun pembelajaran terbaikku. Mulai pertama kalinya bekerja. Di sebuah perusahaan individu. Berat, ah enggak juga. Kalau dipikir sekarang, aku malah ngakak. Bisa melewati semuanya dengan baik-baik saja. Menertawakan bahwa aku hidup nyaman dan bahagia saat ini. Berterima kasih atas nikmat yang luar biasa yang diberi Tuhan.

    Playlist ku masa itu, berkutat pada Tidal Wave milik Old Sea Brigade dan favoritku Rose  Petals.

    "It's heavy now, we don't change
    Come back down, keep it safe
    Spinning room, lost my mind
    Keep it up, killing time

    Don't wait up, it'll be okay
    Though it's coming at me like a tidal wave"

    (Tidal Wave - Old Sea Brigade)

    Bahkan masuk daftar Iron & Wine - Call it Dreaming, sudah membuatku berfantasi. Salah satu favorite line dari lirik Iron & Wine adalah when our hands hurt from healing, we can laugh without the reason.

    Ya, imajinasi kita ada seseorang di sebelah kita buat tertawa segetirnya ketika tengah merayakan kegagalan. Menangis pilu karena kehilangan. Dan bersemangat di satu sisi lainnya. Menggegam erat bahwa kita tidak sepenuhnya sendirian🥂.

    2. every may we'll be miss


    Sebenarnya aku bikin playlist ini di soundcloud dan sepertinya sama seperti di playlist sebelumnya juga. Tapi aku pindahin ke spotify karena 'aku sudah bayar langganan hampir satu tahun daripada mubazir' ya kan, pikirku.

    Playlist ini penyempurnaan playlist yang aku buat di bulan april 2020. Karena mengalami perpindahan dan suasana, aku bikin baru. Temanya (definitely) tentang semangat hidup. Itulah alasan 3 top lagu yang ter-capture adalah  It's A Beautiful Day dari Rob Drabkin, Sweet Arizona by East Love, daaaann tentu saja kesukaan (engga juga sih) Everything is Possible Now by Clouds And Thorns.

    Kayaknya hampir di setiap playlist selalu nyempil salah satu lagunya Clouds and Thorns deh. Gak tau kenapa. Oke movin, latar belakang playlist ini sudah ter-spill bahwa aku ingin menjalani hidup dengan semangat dan optimisme.

    Bahkan, semua playlist di folder every may we'll be miss cocok didengerin pas pagi hari. 

    Cause it's a beautiful day
    Sun on my face feeling ok
    Don't let it get away
    It's a beautiful day
    Feel so proud
    Scream it out loud
    It's a beautiful day

    (Rob Drabkin - Its a Beautiful Day)

    Dan salah satu kenangan 'nggilanik' adalah dorongan untuk memulai percakapan di saat lagi mendengarkan Everything is Possible Now by Clouds And Thorns.

    Haha 🥰

    3. when we love so much


    Adalah playlist yang belakangan bulan terakhir sering aku putar. I dont know why, tapi kecandu aja. Sebenarnya bosan juga sih haha. Itulah alasannya aku memberi nama when we love so much.

    Kamu cinta semua lagu lagunya meski bosen dan sering terputar, gitu aja sih alasannya. Gak ada spesial. Bahkan beberapa lagu adalah lagu patah hati. Coba cek yang ter-capture adalah Let Her Go by Passenger, Where's My Love dari SYML, dan Waiting Around dari Aisha Badru.

    Padahal semakin ke bawah playlist yang memastikan mampu menyelesaikan keseluruhan lagunya butuh 1 jam lebih ini, cukup menyenangkan. Ada Sign Me UP dari Mart Harke.

    "You keep me in my youth
    It gives me peace of mind
    That fifty years from now
    You'll still be in my life

    Ohhhhhhh
    I'll be here, here with you
    Ohhhhhhh
    I'll be here" 


    (Sign Me Up - Mart Harke)

    (4. the candle of June) 


    Belum juga bulan Juni, kenapa dikasih judul itu? Menarik. Alasannya karena lagu teratasku adalah I'll Just Remember dari Trevor Stott. Salah satu liriknya adalah the candle of June, jadi kenapa engga kalau dijadikan di judul playlist baru.

    Dan ini bakal jadi playlist baruku nanti. Haha. We'll see yah seberapa lama aku bertahan dengan playlist lagu di folder ini. Tapi beberapa aku spill lagu kesukaan yang harusnya aku masukkan di playlist sebelumnya, tapi buat menambah semangat buat playlist lagu baru, aku spill di sini. Salah duanya adalah Sorrow dari Plasi. Lagunya Plasi absolutely amajing, seneng banget dengerinnya. Dan Run by Horrison Storm. Ini lagu pengingat ku di saat butek ngerjain pekerjaan lama.

    Huaaaahhh.

    Noted : aku sudah kasih link di masing masing playlist. Feel Free for everybody to enjoy what i feel through my playlist 🥰🥂

    *

    12.58
    30 april 2021
    Bye April, nice to see you.
    Welcome May, be nice and kind yeah. 

    My music now Whisky and Blankets

    Darlin' it's alright, I'm not going anywhere
    I want to be right by your side
    Darlin' it's alright, I'm not going anywhere
    I want to be right by your side

    Continue Reading

    Rasanya njomplang ya.

    Kamu di sana, dan aku masih rebahan di sini. Kamu sibuk dengan hal-hal baik, aku stag memikirkan kapan gajian. Kapan aku foya-foya membelanjakan uangku.

    Mendadak rembulan bersinar terang malam ini. Menaungi kegelisahan akan hari hari esok yang suram. Ah suram kan. 

    Tetapi terangnya rembulan tak bisa memaksaku untuk terus berdiri tegap dan berharap rasa percaya diri yang timbul manenggelamkan mantra jahat. Jika waktunya tiba bakal segera tamat, tamatlah riwayatmu. 

    Hal yang kamu Sukseskan tak ubahnya bak gelombang buih. Gara-gara terus mengeluarkan hal kosong ke permukaan. Tapi meninggalkan jejak kenangan bukan. 

    Sama. Seperti kita merindukan akan mendekat bulan ketika purnama tiba. Laut tak bisa menyentuh langit, tanpa seizin Pencipta. Ya, nanti pasti akan tiba waktunya. 

    Di siklus kehidupan yang baik-baik saja ini, semuanya teratur. Sama seperti bagaimana kita menjalani hidup. Sekolah, makan, tidur, bermain. Bercerita dengan kawan lama, terus mengkhayalkan sesuatu yang tidak kasat mata. Hal membahagiakan di depan mata meski perih pada akhirnya. 

    Karena sejatinya jika takdir tidak bersahut, buat apa pula kita berharap. Nah sama seperti aku. 

    Bagaimana aku menatap jalanan ramai meski yang kupandangi hanya kesepian belaka. Bagaimana bisa aku hidup damai, meski meninggalkan luka sebelumnya. 

    Jadi mari, kita euh, bergandengan tangan. Saling memaafkan. Kemudian jatuh cinta lagi selamanya. Meski tangan kita tidak saling bertautan menggenggam tangan. 

    (*) 

    25 april
    19.01
    Habis gajian dan makan makan


    Continue Reading


    Sebentar lagi kereta akan datang. Tanda peringatan sudah dibunyikan. Petugas dengan sigap beberapa detik lagi menutup portal di jalanan ramai ini.

    Lelaki itu tak ubahnya mengeluh. Hari masih terik, es teh plastik yang dibelinya sudah hampir habis. Menyisakan cairan dari es batu.

    Pekerjaannya sama sekali tak berat. Tapi tetap saja berhubungan dengan nyawa manusia. Apapun pekerjaan yang ada pertaruhan nyawa, mana ada yang gampang. Ah hidup. Membawanya mendekat dari bilik pos jaga di sisi portal jalur masuk kereta api. 

    Penghormatan dan rasa bangganya datang ketika masinis kereta api yang melewati memberi tanda. Beberapa petugas bersikap bak rasa hormat. Itulah sudah menjadi kebanggaan. Sudah pantas untuk diceritakan pada cucunya di rumah. 

    Ah ngomong-ngomong masalah cucu. Sekarang dia kelas berapa, tak pernah tahu. Meski perkembangan teknologi sedemikian canggih, tetap saja waktu adalah hal utama. Ia bahkan sudah hampir 2 tahun tak tahu bagaimana kabar anak dan cucunya. Keluarga kecil mereka mengadu nasib di kota besar. Berharap ada secercah harapan yang membuatnya bertahan. 

    Ketika Ramadan ini kembali menjadi sia-sia lantaran tak menyimpan kenangan bersama anak dan cucunya. Ah tak apa. 

    Terkadang kita hanya perlu Menertawakan hidup yang begitu renyah dengan berbagai gejolak. 

    Dipandanginya kereta dari arah barat dan tanda sudah dibunyikan beberapa menit lalu. Petugas kereta memberinya tanda hormat dengan menyembunyikan klakson singkat. Kemudian hormat. Pria tua itu menyambutnya, meski hanya beberapa detik tak apa. 

    Sudah lebih dari cukup menemani hari harinya. 

    Minggu, 18 april 21
    21.43




    Continue Reading


    Gelombang laut apakah mereka tidak lelah untuk terus mengombak?

    Angin muson tidakkah mereka berhenti bertindak ketika musim yang ditunggu datang?

    Dan apakah kamu juga akan berhenti mencari penantian terakhirmu?

    Kala aku menuliskan pepatah asal dan aku lempar di cuitan akun twitter ku, tak kusangka bakal mendapat jawaban tak terduga dari rekan rekan. 

    Seolah mereka memang membenarkan terkait apa yang ingin aku tasbihkan. Soal pertanyaan pada 'kapan', dan diakhiri dengan 'selesai'. 


    Mengingat apa yang menjadi dasar berpikirku, semuanya tak bakal 'selesai' pada apa yang belum kita 'mulai'.

    Maka menyeruaklah semua anggapan-anggapan kosong. Bisakah dengan bijak kita lepaskan saja helaan napas penat yang mengambang ini.

    Senyum sinis itu, pikiran pikiran bodoh itu, dan kekhawatiran konyol itu. 

    Ah manusia bodoh ini kenapa harus berpikir yang tidak tidak. Seolah semua pikiran jahat itu bakal terjadi sebentar lagi.

    Kemudian terucap soal 'apakah masih ingat ini?'

    Aku mungkin tidak bisa membohongi perasaanku kan. Bahwa pada suatu masa pernah dibuat bertekuk lutut pada seseorang. 

    Aku senang. Aku gembira. Setidaknya hari-hariku punya nafasnya. Maka suasana yang datang menjadi hangat. Hati terasa ringan untuk bergerak. Pikiran hanya terfokus pada satu dua gerak kinetis yang tergambar jauh. Isi rapalan doa hanya berfokus agar Tuhan mempertemukan dengan 'indah' lagi di kemudian hari.

    Bahkan rasa penat yang menyeruak itu seakan menyerah. Bagaimana caraku memandang dengan cara berbeda. Bagaimana senyumku akan terukir berbeda dan seakan terpaksa bahagia. Seolah olah penat yang datang melanda dibayar suci pada perasaan yang sudah terkredit hampir setiap hari.

    Aku menyukai laki-laki dengan jiwa yang hangat. Senang membantu orang lain tanpa diminta. Mencurahkan waktu dan jiwa raganya untuk sesama. 

    Hei, tidaklah cukup untuk segera melepas penat dengan menyerah.


    Jika suatu saat dia benar-benar pergi. Tidak menyisakan ruang untuk hati yang tidak dianggap ini, aku masih tidak yakin aku bakal sanggup melepas. Melepas rasa bahagiamu dengan kesedihanku. Melepas senyum sumringah di hari bahagiamu dengan kepura-puraanku.

    Benar. Semuanya hanya perkara waktu saja. Akan tiba waktunya nanti aku benar-benar ikhlas, se-ikhlas-ikhlasnya. Meninggalkan kamu. Meninggalkan kehampaan. Meninggalkan jerih payah yang tidak menyisakan apa apa.

    Tapi terima kasih. Pernah membuat hatiku hangat. Meski hanya hitungan detik ketika menatapmu dari kejauhan.

    Ah, perempuan bodoh ini ternyata masih berhalusinasi, kamu akan muncul di perempatan jalan raya itu di pukul 7 pagi hari.

    (*)

    Terima kasih 7 april
    Menulis ini ndengerin lagu galau, dan feel nya pas.
    20.09


    Continue Reading

    Akhirnyaaaaaa saudara sebangsa dan setanah air. Series ini selesei kurampungkan. Agak mengharubiru emang, haru biru literally arti secara harfiah porak poranda yaaa 😵

    Oke, awal mulanya si Segeste lapor ke Varus, bapaknya Ari. Bilang kalau Ari adalah orang yang berkhianat. Dia punya rencana bakal ngrhancurin emperium Roma, gtu katanya.

    Tapi dengan kebenaran yang dia bilang, Bapaknya seolah telah ditipu daya sama Segeste. Yaiyalaaah dia bakal percaya anak angkatnya daripada Segeste kan.

    Oke. Karena percaya, Varus juga auto percaya dong sama rencana Armenius yang bakal perang sama suku yang nggak mau nyerahkan anaknya itu. Rencananya mereka bakal bawa banyak pasukan, nanti pas di sisi hutan, pasukan Roma dibagi jadi masuk ke hutan dengan barisan kayak ular memanjang gtu.



    Pasukan Barbar yang sudah bersatu langsung dong ngikutin instruksinya Arminius sebelumnya. Perintahnya cuma motong pasukan, biar enak 'ngehabisinnya' 🙄

    Arminius awalnya ikut pasukan Romawi. Sampai perintah buat nyebar masuk ke sisi hutan itu doi yang mimpin. Sementara itu, bagian sisi pasukan Barbar dipimpin sama istrinya Ari, Thusnelda. 



    Awalnya rada alot sih. Ada suku Hadgan (awalnya doi jadi calon suaminya Thusnelda, tapi apalah daya udah kalah pamor sama Ari kan ya) yang tetiba nggak mau gabung perang. Suku suku lain agak minder. Bakal berkurang banyak orang kalau Hadgan nggak gabung. Sampai si Thusnelda ini pertaruhkan matanya sendiri disilet demi membuktikan kalau Dewa bakal ada di pihak mereka.

    Iya, masa itu percaya tahayul alias peramal itu kuat banget cuy. Apalagi kan Thusnelda ini juga peramal kan.

    Udah jedeeeerrr, perang terjadi.

    Mukanya Varus udah kek pedih, perih banget ngeliat anaknya sendiri jadi musuh berbulu domba. 



    Pasukan Barbar menang banyak nerapin strateginya Arminius. Episode 6 ini adalah episode tergetir yang pernah ada. Selain Arminius ngeliat bapak kandungnya bunuh diri dengan tenggalam di Rawa, Ari juga ngeliat Varus bunuh diri dengan pedangnya. 

    Yaiyalaaah, daripada kalah perang. Pasukannya dihancurin sama anak sambungnya sendiri, dikhianati, mukanya udah hancur kalau Varus pulang ke Roma kan. Lebih baik bunuh diri. 

    Di depan kepala matinya Varus, Arminius curhat soal apa yang udah dikasih Varus ke dia. Gimana pun juga, Varus kan orang yang berjasa bikin Ari jadi saat ini. Meskipun pasukan Romawi ini ngebantai suku suku ya sendiri, Germania. 


    Berakhiiirrrr.

    Tapi ada yang ngganjal. Nasib cintanya Folkwin ke Thusnelda setelah kemenangan pasukan Barbar. Folkwin cuma ngomong gini ke Thusnelda. Bener, gimana pun Thusnelda harus bertindak. Wong strategi awalnya, Thusnelda mau dinikahi Ari cuma buat ngeyakinan para kepala suku buat perang yang berhasil mereka menangkan ini. 

    Lalu dimana janji manis Thusnelda nanti? 


    Akankah Ari yang bakal memenangkan hatinya, ataukah Folkwin?

    Nantikan season keduanya 🐎

    (*)

    2 april 21
    Hari yang indah untuk menyerah
    13.13
    Sepulang pergi bersama di umbul pelem 
    Continue Reading

    Gila gila gilaaaaa 🥴🥴🥴

    Makin berat ajaaa ya bunda yaa beban hidup kita. Bayar tagihan listrik, arisan, pdam. Belum lagi ngurusin kisah cinta segitiga Folkwin - Thusnelda - Arminius ini 🤒

    Oke lanjut.

    Folkwin Wolspeer menyerahkan tanda kutip kekasihnya, Thusnelda pada Ari. Dengan catatan, bagian strategi. Legowo banget emang. Folkwin nih kayak second lead yang menyedihkan. Pada akhirnya dia harus menyerahkan perempuan yang dicintainya atas nama bangsa mereka sendiri.

    Udah tuh, langsung dah nikah. 


    Selesei nikah. Jamuan makan, berkumpullah para kepala suku kepala suku dalam meja makan. Membahas persatuan bangsa, intinya Ari minta buat semua suku bersatu menghancurkan emperium Roma. 

    Ada satu suku yang kagak mau percaya. Iya, yang suku Bructeri. Laaah gimana mau percaya coba. Gara-gara sebelumnya Ari nih pernah menggali kepalanya kepala suku Bructeri. Jadi ajakan Ari buat bersatu ditolak. 

    Nah ada momen menarik nih. Si Folkwin kan rada rada cemburu ya, ngeliat Thusnelda nikah sama Ari. Dia mabok sendirian, ngegalau di depan perapian di tengah hutan. Bujubuneeehhh. 


    Terus al hasil, Folkwin ketangkep tuh sama pasukan Romawi. Dijadikan budak, nah kalung persahabatannya ketinggalan. Dan kalung itu ditemukan sama Tolio, anak buah Ari. 

    Trus dilaporin ke Ari dan Thusnelda. Soal penemuan kalung itu. Ari bilang, kalau kita nyerah perjuangan Folkwin sia sia. Padahal esok harinya pasangan muda ini mau ketemu ayah angkatnya Ari, Varus. 

    Pas ketemu sama Varus yaa baik-baik aja. Arminius emang orang yang bermuka dua banget deh. Di belakang jadi musuh, di depan baek baek aja ke pasukan Romawi. Thusnelda datang ngedampingi sekaligus ngenalin, nih lo bini guaaa, gtu kali ya. 



    Pada kesempatan yang terhormat itu, Varus ngasih hadiah dari kaisar Roma berupa pedang dan kenaikan pangkat, sekaligus ngasih perintah baru. Buat nyandera anak kepala suku kepala suku yang masih bocah bocah. Iyaaa kayak doi jaman dulu laah nasibnya. Perintahnya langsung dari si Varus, Thusnelda mendadak langsung takut kalau suaminya bakal khianatin rencana awal mereka.

    Soalnya Ari ngiyain aja tuh perintah Varus. Nah ternyata ada maksud tersembunyi ges.

    Maksudnya adalah anak-anak itu diambil biar di pas rapat antar kepala suku, Ari ngajak kepala suku lain buat bersatu. Mereka sepakat tuh sama apa yang dimauin Arminius kan. Ehem, luar biasa emang. Titik sorotnya adalah mbak Thusnelda yang bareng sama Ari ngeyakinin para kepala suku lain bersatu. Buat ngehajar pasukan romawi yang berlegiun-legiun itu.


    Karena pada akhirnya anak-anak kepala suku yang awalnya disandera tapi dikembaliin kan jadi bikin Varus perlu kroscek langsung sama kinerja Arminius kan ya. Kok lu kagak becus nyandera anak anak kepala suku sihhh.

    Arminius beralasan kalau ada salah satu kepala suku yang ogah ngasih anaknya. Gtu. Dia nyaranin buat ngikut 'jebakan' yang udah disiapkan Ari sama bangsa Barbar lainnya.

    Tapiiiiiii

    Hidup lagi lagi menguji kita buat nambah tantangan lagi. Bapaknya Thusnelda, Segeste ngecium bau bau pemberontakan si Arminius ini. Ari dinilai khianatin bapak sendiri. Lhaaa emang yaaa 😤 demi bisa nglawan Roma. Tapi Segeste masih sakit hati, doi nggak jadi kepala suku pengganti Segimerus (bapak kandungnya Ari).

    Ya Allaaah, nafsu kekuasaan membutaknmu pakdeeee🥴.

    Si Segeste ngadep Varus langsung lapor kalau Ari sedang ngejabakmu.

    Dengdengdeng!!!!

    (*)

    Kamis 1 april
    21.56
    Tinggal 1 eps lagi 🥰
    Continue Reading

    Ajegile ajegile ajegileeeee 😨

    Series eps 4.ini makin tambah menegangkan. Mencekam. Dan piluuuu

    Oke.

    Kita di sisi Folkwin ya. Folkwin ditemukan sama Thusnelda. Jadi pas di hutan itu sebenarnya tiga org (Thusnelda, Ari sama Folkwin) berbincang. Thusnelda bilang ke Ari, sebenarnya Ari tuh masih punya hati. Kamu udah ngizinin prosesi pemakaman keluarga Folkwin yang dibunuh Varus itu. Trus kamu juga nyelamatin Varus. Intinya, Thusnelda nodong ke Ari bahwa teman masa kecilnya itu masih berpihak sama warga Germania alias Barbar.

    Ari cuma yaa nganggap biasa aja. Wong bentar lagi gua mau dipindahtugaskan ke Roma. Dada Germania, gtu kali ya dalam hati. 

    Tapi eh ternyata. Hidup nggak semudah seperti keinginan kita Siti Jubaedaaah... 

    Berawal dari Arminius pulang dengan bawa kepala Folkwin KW, Varus percaya. Dia muji muji kemampuan anak angkatnya. Dan Ari tagih janji dong yang sebelumnya pernah diumbar bapak angkatnya itu. Iya, buat balik ke Roma! Tapi Varus malah tetiba gak mau.

    Duuuhhh tua tua tapi berkhianat 😈



    Varus nggak mau karena "Arminius itu anak Barbar, lahirmu di Germania ya kamu harus mengabdi pada Roma di kampung halamanmu", gituuu



    Di sisi lain, Varus didatangi sama Segimer, bapak kandungnya Ari alias kepala suku Cherusci. Yaa inti kedatangannya ya, babibubebo buat ngurangi pajak, upeti yang dikasi desanya buat Roma. Gak kuat lah liat rakyatnya sendiri menderita.

    Di pertemuan itu sekaligus ngebahas deh, permintaan Varus buat ngejadiin Ari jadi kepala suku di Cherusci. Niat hati biar mudah laah koordinasi atau apalah itu, ntar kalau Roma butuh apa gampang kalau sama antek Roma sendiri. 

    Tapi Segimer tentu saja nggak mau dong. Segimer bilang kalau Ari mau jadi kepala suku, maka dia harus mati dulu.

    Ehhh hari hari kelam itu datang dong. Bapak kepala suku Cherusci bunuh diri dengan menenggelamkan diri di rawa. Bunuh diri biar anaknya kandung jadi kepala suku nggantiin dia.


    Sedih banget deh perpisahan Segimer. Dia bawa kudanya keliling. Ngliatin rakyatnya. Nyapa. Trus tiba tiba ke rawa buat meninggoy.

    Kejam ya perpolitikan masa itu. Ngegeser jabatan orang taruhannya nyawa cuy.

    Oke. 

    Lanjut.

    Bapaknya meninggal yaudah pasti tahu laaah. Sedih banget pas tahu Varus minta dia gantiin bapaknya. Arminius jadi auto yatim piatu 😭


    Arminius alias Ari bawa pasukan ke kampung halaman. Sebenarnya di hari sebelumnya, bapaknya Thusnelda yang jadi kaki kanan Roma itu ngangkat dirinya sendiri sebagai kepala suku Cherusci hehe. 

    Tapi Ari langsung datang bawa pasukan Romawinya ke kampung halaman. Langsung beri maklumat kalau dia adalah kepala suku Cherusci yang baru, pengganti bapaknya. 

    Berikut foto deklarasi Ari jadi kepala suku di desanya. 


    Hari pertama jabat kepala suku, Ari ngajak salah satu pasukannya Telio buat kongkalingkong. Jadi pemberontak. Ya intinya Ari menawarkan, masak kita gak berjuang bersama suku kita, darah keturunan kita sendiri, dan mau jadi kacungnya Romawi terus. Gituuuu 

    Udah deh. 

    Setelah itu, tugas sih Talio adalah ngebawa Folkwin Wolfspeer yang asli datang. Buat berunding lalala yeye. 

    Folkwin heran kok Ari malah jadi kepala suku, katanya mau kembali ke Roma. Trus Doi jelasin kalau dia bakal jadi musuhnya Roma. 

    Arminius menawarkan diri bakal membantu Folkwin Wolfspeer buat ngehancurin Roma. Folkwin kan cuma nyerang satu legiunnya aja kan, nyomot kalimatnya si Ari, kelinci. Ari ngajakin buat ngehancurin Srigala, alias 3 legiun sekaligus. Ajegileeeee pede banget yak. 


    Fafifu waswiswus, Folkwin sama Thusnelda ng-challange sama cita cita Ari yang ngehancurin Kekaisaran Roma, saudara saudara. Sebuah negara adi kuasa yang ngejajah tanah Germania. Iyaaa pede banget emang si Ari nih. Lebih tepatnya visioner. Jelas apa yang jadi target sasarannya. 

    Syaratnya harus ngumpulin semua suku. Biar bersatu. Melawan gedenya Kekaisaran Roma. 

    Thusnelda ngledek. 'Emang lu siapee' gitu kali istilahnya. Suku suku lain pada kagak tahu siapa Ari. Kecuali kroconya Roma kan. 

    Jeng jeng, kalimat terakhir yang ditawarkan Arminius di depan Thusnelda dan Folkwin bener bener bikin gempa jagad persilatan. 


    Bang Arminius lagi nglamar Thusnelda saudara sudaraaaaaaaaa aaaahhhhhhh ♥️♥️♥️ 🔥🔥🔥

    (*) 

    Kamis, 1 april 21
    19.54

    Lanjut eps 5 gak nih. 2 lagi kelar loh, trus next season 2 🥰

    Continue Reading


    Drtdtdtdtd pale paleee, bentar lagi menghibur diri bentar 🤐 Eps 3 rada rada berat dan menimbulkan kemarahan terselubung pada ketidakadilan dan penindasan. Hm hm hm. 

    Oke. Lanjutkan.

    Jadi gini, Si Ari alias Arminius ini langsung otewe nyari mukanya si Folkwin Wolfspeer. Gimana pun caranya harus dapat.

    AT that time, si Folkwin bersama gerombolan sahabat sesuku dan saudaranya melarikan diri. Tahu kan kalau dirinya lagi diincar sama Romawi. Pokoknya ngilang deh buat keselamatan dan kesehatan.

    Nah Folkwin ketemu deh sama sebuah desa. Dimana kepala sukunya Bructeri masih punya kekerabatan dekat sama keluarganya. Di sana mereka berpesta pora. Karena Folkwin bersama pasukannya ini benar-benar disambut, ya udah mereka memutuskan buat nginap. Toh dari pihak kepala suku desa itu juga dengan tangan terbuka gtu nerima Folkwin. 



    Udah tuh. 

    Si Ari alias Arminius titik pencarian pertama di desa Chesruci ini. Ya kan sebelumnya pas Varus datang kan ada penyaliban keluarga dari Folkwin tuh. Mayatnya masih di kayu salib. 



    Warga desa yang diinisiasi mbak luar biasa bernama Thusnelda kan minta buat nurunin mayat mayat keluarga Folkwin. Awalnya ditentang sama bapak kepala suku pakai acara marah marah gtu. Iya lebih tepatnya marah sama keadaan. Kek dia gak becus aja nggak bisa ngelindungi warga desanya. Pas si Ari datang di desa tuh, yaudah its okay. 

    Mayat keluarga Folkwin akhirnya dibuat acara pengukuran yang layak sebagaimana mestinya. Udah tuh drama belum juga berakhir kawan. 

    Pas selesai acara pemakaman (dengan cara dibakar, kalau disini ngaben kali ya), Mbak Thusnelda ini mergoki Ari lagi omong omong sama pasukannya. Trus tiba-tiba pergi bawa kudanya. Thusnelda auto kepo dong, ada apa sih. 

    Langsung deh, Thusnelda ngeluarin kudanya. Gasss 🐎🌬️🌬️🌬️

    Eh malah bapaknya tahu, Segeste langsung ngurung anak gadisnya (eh sori, bukan gadis lagi ternyata). So sad 😭

    Jebuuullll, ternyata eh ternyata. Ada sumber yang bilang kemana si Ari dan pasukan Romawinya ini pergi. 

    Yup, aku baru ngehnya juga di twist akhir. Di desa yang menampung keberadaan Folkwin dan pasukannya itu ada seorang pengkhianat. Siapaaa coba? 

    Bener. Si kepala sukunya Bructeri. 

    Pas mau tidur bersama para wanita bareng sama laki-laki dari desa tersebut. Folkwin udah ngecium firasat buruk. Agak slow mo pas bagian ini. Jadi ketegangannya dapat. Awalnya ada angin yang bikin pintu ke rumah yang dihuni bareng-bareng itu. Si wanita yang tidur bareng itu eh tetiba langsung menghunuskan pedangnya ke salah seorang pasukan Folkwin. Bahkan beberapa orang berhasil kabur. Meninggalkan sosok cowok yang di eps dua pernah adu bacok sama Ari itu. Dia jadi tumbal, alias ngorbanin diri biar Folkwin sama teman-temannya berhasil lolos kabur. So sad (2) 😭

    Oke Folkwin dan pasukannya berhasil lolos sampai ketemu dengan Negeri Kegelapan atau apalah itu. Dimana legenda yang beredar itu hutan ngeri ngerong. Gak ada yang pernah memasuki hutan itu. Emang aura pengambilan gambarnya menakutkan dan menyeramkan sih. 



    Folkwin mimpiin jalan dan ada satu orang yang nggak mau gabung. 

    Eh satu orang ini, malah kepergok sama pasukan Roma yang lagi istirahat di hutan. Kan dia kecelik tuh tadi. Gara-gara gak bisa nemuin Folkwin di desa dimana dia bersembunyi sebelumnya kan. 

    Dan orang ini harus ngasi tahu dimana keberadaan Folkwin berada. Iyaaa di hutan penuh kegelapan itu. Langsung deh disusul sama Arminius. 

    Terjadilah baku hantam pas mereka ketemu di hutan tersebut. 

    Ok. Ok. Ok. Ok

    Yang paling mencengangkan di akhir episode adalah... 

    Si Arminius alias Ari bukannya ngehantam si Folkwin malah temennya sendiri (pasukan Romawi). Si Folkwin cuma cengoh dan wow. Teman masa kecil guaaaaa 😨

    Kayaknya doanya Folkwin terkabul deh, sesuai permintaannya pada dewa. 

    Nih mukanya Folkwin pas diselamatkan sama Arminius. 



    (*) 

    Kamis, 1 april 21
    Helo april
    Be nice 💪


    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About Me!

    About Me!

    Arsip

    • ►  2023 (1)
      • ►  Jan 2023 (1)
    • ▼  2021 (34)
      • ►  Aug 2021 (1)
      • ►  Jul 2021 (3)
      • ►  Jun 2021 (3)
      • ►  May 2021 (4)
      • ▼  Apr 2021 (8)
        • Merapikan Kenangan dari Playlist Spotify
        • Njomplang, Bagai Langit dan Bumi
        • Hanya Perlu Menertawakan Hidup
        • Penatkah Demi Menyerah?
        • Ngulas Barbarians Series Netflix Eps 6 : Ketika Pe...
        • Ngulas Barbarians Series Netflix Eps 5 : Ketika Ar...
        • Ngulas Barbarians Series Netflix Eps 4 : Segimer R...
        • Ngulas Barbarians Series Netflix Eps 3 : Misi Arim...
      • ►  Mar 2021 (6)
      • ►  Feb 2021 (4)
      • ►  Jan 2021 (5)
    • ►  2020 (64)
      • ►  Dec 2020 (4)
      • ►  Nov 2020 (4)
      • ►  Oct 2020 (4)
      • ►  Sep 2020 (4)
      • ►  Aug 2020 (5)
      • ►  Jul 2020 (6)
      • ►  Jun 2020 (6)
      • ►  May 2020 (5)
      • ►  Apr 2020 (9)
      • ►  Mar 2020 (6)
      • ►  Feb 2020 (9)
      • ►  Jan 2020 (2)
    • ►  2019 (12)
      • ►  Jul 2019 (1)
      • ►  May 2019 (4)
      • ►  Apr 2019 (1)
      • ►  Mar 2019 (2)
      • ►  Feb 2019 (3)
      • ►  Jan 2019 (1)
    • ►  2018 (6)
      • ►  May 2018 (2)
      • ►  Apr 2018 (1)
      • ►  Jan 2018 (3)
    • ►  2017 (9)
      • ►  Dec 2017 (1)
      • ►  Nov 2017 (2)
      • ►  Oct 2017 (1)
      • ►  Sep 2017 (5)
    • ►  2016 (3)
      • ►  Sep 2016 (1)
      • ►  Apr 2016 (1)
      • ►  Mar 2016 (1)
    • ►  2015 (7)
      • ►  May 2015 (6)
      • ►  Mar 2015 (1)
    • ►  2014 (25)
      • ►  Nov 2014 (1)
      • ►  Oct 2014 (2)
      • ►  Jun 2014 (1)
      • ►  May 2014 (2)
      • ►  Apr 2014 (6)
      • ►  Mar 2014 (3)
      • ►  Feb 2014 (7)
      • ►  Jan 2014 (3)
    • ►  2013 (12)
      • ►  Dec 2013 (7)
      • ►  Oct 2013 (2)
      • ►  May 2013 (1)
      • ►  Jan 2013 (2)
    • ►  2012 (12)
      • ►  Dec 2012 (3)
      • ►  Nov 2012 (2)
      • ►  Jun 2012 (2)
      • ►  May 2012 (2)
      • ►  Jan 2012 (3)
    • ►  2011 (14)
      • ►  Dec 2011 (3)
      • ►  Nov 2011 (11)

    Labels

    Artikel Ilmiah Bincang Buku Cerpen Curahan Hati :O Essay harapan baru Hati Bercerita :) History Our Victory Lirik Lagu little friendship Lomba menulis cerpen :) Memory on Smaga My Friends & I My Poem NOVEL opini Renjana Review Tontonan Story is my precious time Story of my life TravelLook!

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • bloglovin
    • youtube
    • pinterest
    • instagram

    recent posts

    Powered by Blogger.

    Total Pageviews

    1 Minggu 1 Cerita

    1minggu1cerita

    Follow Me

    facebook Twitter instagram pinterest bloglovin google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top