Njomplang, Bagai Langit dan Bumi

5:01 AM


Rasanya njomplang ya.

Kamu di sana, dan aku masih rebahan di sini. Kamu sibuk dengan hal-hal baik, aku stag memikirkan kapan gajian. Kapan aku foya-foya membelanjakan uangku.

Mendadak rembulan bersinar terang malam ini. Menaungi kegelisahan akan hari hari esok yang suram. Ah suram kan. 

Tetapi terangnya rembulan tak bisa memaksaku untuk terus berdiri tegap dan berharap rasa percaya diri yang timbul manenggelamkan mantra jahat. Jika waktunya tiba bakal segera tamat, tamatlah riwayatmu. 

Hal yang kamu Sukseskan tak ubahnya bak gelombang buih. Gara-gara terus mengeluarkan hal kosong ke permukaan. Tapi meninggalkan jejak kenangan bukan. 

Sama. Seperti kita merindukan akan mendekat bulan ketika purnama tiba. Laut tak bisa menyentuh langit, tanpa seizin Pencipta. Ya, nanti pasti akan tiba waktunya. 

Di siklus kehidupan yang baik-baik saja ini, semuanya teratur. Sama seperti bagaimana kita menjalani hidup. Sekolah, makan, tidur, bermain. Bercerita dengan kawan lama, terus mengkhayalkan sesuatu yang tidak kasat mata. Hal membahagiakan di depan mata meski perih pada akhirnya. 

Karena sejatinya jika takdir tidak bersahut, buat apa pula kita berharap. Nah sama seperti aku. 

Bagaimana aku menatap jalanan ramai meski yang kupandangi hanya kesepian belaka. Bagaimana bisa aku hidup damai, meski meninggalkan luka sebelumnya. 

Jadi mari, kita euh, bergandengan tangan. Saling memaafkan. Kemudian jatuh cinta lagi selamanya. Meski tangan kita tidak saling bertautan menggenggam tangan. 

(*) 

25 april
19.01
Habis gajian dan makan makan


You Might Also Like

0 Comments