Artikel Ilmiah: PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH POPULER TINGKAT SMA
12:38 AM
PEMBELAJARAN
MENULIS ARTIKEL ILMIAH POPULER TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS
Nabila Nurul Chasanati C0513036
Ilmu Sejarah FSSR UNS
ABSTRAK
Artikel
yang berjudul Pembelajaran Menulis Artikel Ilmiah Populer Tingkat Sekolah
Menengah Atas yang ditulis oleh Nabila Nurul Chasanati menjelaskan tentang
kepahaman siswa terhadap kepekaan dalam penulisan artikel ilmiah populer. Artikel
ilmiah populer harus menarik. Untuk memenuhi syarat ini, guru memberitahukan
topik-topik yang mengandung ciri-ciri kebaruan, kedekatan, cuatan (prominence), keanehan (unusualness), daya pikat manusiawi, dan
konsekuensi. Prinsipnya adalah memilih topik berciri itu dengan bahasa yang
populer. Ciri khas dari artikel ilmiah populer ini adalah keobjektifan
pandangan dan kedalaman pemikiran. Dengan menulis artikel ilmiah populer
membuat kesadaran setiap siswa menjadi peka dan meningkatkan daya kompetensi
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang baik.
Kata Kunci: Objekif, gayut,
keterpaduan, otentik, kebaruan, ketertautan (kontekstual).
1.
Pendahuluan
Era
kertebukaan informasi dan maraknya kemajuan teknologi memberi banyak celah bagi
masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dalam berbagai cara termasuk tulisan.
Secara sederhana sebuah tulisan dapat dikatakan deskripsi tentang suatu hal, pengalaman, atau kejadian. Pun dapat
berupa ungkapan hati penulisnya. Dalam tulisan yang merupakan ungkapan, penulis
mencoba berbagi dan berupaya membuat orang yang dirasakan penulis, baik
terhadap suatu kejadian, suatu kebijakan ataupun apa yang terjadi pada dirinya
sendiri.
Di sisi lain, melalui
tulisan, adakalanya seseorang ingin membentuk atau memperbaiki citra diri atau lembaga yang
diwakilinya. Dalam hal pembentukan citra ini, sebagai penulis memerlukan upaya
lebih keras agar pembaca dapat mengambil sari dari pesan yang ingin
disampaikan. Tulisan-tulisan semacam ini dapat kita jumpai antara lain dalam
penulisan release, advertorial, atau
profil. Supaya tidak berkesan sangat subjektif, ada teknik-teknik untuk
mengemas sedemikian rupa agar tetap menjadi suguhan penulisan yang layak dibaca
maupun layak dipublikasikan (Mathilda AMW Birowo, 2012:1-2)
Pembelajaran
menulis artikel ilmiah populer adalah pembelajaran bahasa yang berancangan
komunikatif. Ancangan komunikatif ini mencerminkan kebutuhan yaitu ketrampilan
menggunakan bahasa secara nyata dan bermakna. Sehingga menempatkan mahasiswa
ataupun siswa di jenjang sekolah manapun untuk turut aktif. Karena terdapat dua
hal pokok mengenai pengertian artikel ilmiah dan pembelajarannya.
2.
Artikel
Ilmiah Populer
Kata artikel
didefinisikan sebagai satu karangan faktual tentang suatu perihal secara
lengkap, yang panjangnya tertentu untuk dimuat di surat kabar dan atau majalah
dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan,
mendidik dan menghibur (Mappatoto, 1993:113).
Fakta merupakan bahan
pokok dalam artikel ilmiah populer. Hal ini dinyatakan oleh Siregar (1982:95)
bahwa fakta adalah kejadian yang sungguh ada dalam kehidupan dan merupakan
bahan baku dalam penulisan jurnalistik. Hal ini merupakan titik awal kegiatan jurnalistik.
Mencari dan menemukan objek dalam realitas kehidupan manusia adalah langkah
yang harus ditempuh. Tidak setiap orang dapat menemukan fakta, meskipun dia
menghadapi realitas yang dihadapi secara langsung. Oleh karena itu, penulis
dituntut untuk menemukan fakta. Kepekaan menemukan fakta inilah yang memperkaya
topik tulisan. Singkatnya, penulis dituntut untuk dapat menjelaskan fakta.
Sebuah tulisan yang
isinya fakta berikut masalah yang tidak hanya satu tetapi beberapa sekaligus
yang saling terkait, diikuti pendirian subjektif yang disertai argumentasi
berdasarkan teori keilmuan dan bukti berupa data statistic yang mendukung
pendirian itu dikemukakan oleh pakar bidang keilmuan tertentu, yang semestinya
pakar juga (Soeseno, 1993:105).
Tulisan berbentuk
artikel tidak mempunyai struktur lengkap, bergantung pada sistematika yang
dipilih penulis. Penulis bebas menuangkan masalah yang dibahasnya, kemudian
menyambungnya dengan pendiriannya yang subjektif asal jelas dan mudah
dimengerti isinya.
Ada jenis-jenis tulisan
yang dapat dipilih, misalnya argumentasi, narasi, eksposisi, dan deskripsi.
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap
dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan penulis (Keraf, 1993:3).
Narasi adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Unsur
yang penting dalam narasi adalah unsur pembuatan atau tindakan (Keraf,
1993:136).
Eksposisi atau
penjabaran adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk
menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas
pandangan dan pengetahuan seseorang yang membacanya (Keraf, 1993;136)
Deskripsi atau pemerian
merupakan bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan
perincian-perincian dari objek yang ditulisnya (Keraf, 1993:9).
Pilihan terhadap salah
satu bentuk tulisan itu dominan bahkan kadangkala bentuk tulisan yang satu
dengan yang lain saling tumpang tindih dengan yang lain. Contohnya, ada artikel
yang menekankan model argumentatif, dikemukakan pendiriannya secara subjektif,
yang sama sekali bukan tulisan tentang berita, fakta, peristiwa, atau proses
seperti dalam feature. Karena artikel
berisi sikap, penulis cenderung untuk mengeluarkan pendirian sebagai penegasan
atau ketidaksetujuannya, yang dapat berupa kritik, terhadap sesuatu yang
dipermasalahkan.
Istilah ilmiah populer
digunakan bagi tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi sekaligus juga ditulis
dengan cara penuturan yang mudah dipengerti (Soeseno, 1993:1). Istilah bersifat
ilmiah itu bukan berarti bahwa artikel itu selalu berupa hasil penelitian
ilmiah. Dapat juga tulisan itu berupa petunjuk teknis atau bahkan pengalaman
nyata dan pengamatan biasa. Ciri khas tulisan ilmiah adalah keobjektifan
pandangan dan kedalaman pemikiran. Tulisan ilmiah mengandung kebenaran objektif,
didukung oleh informasi yang sudah teruji kebenarannya. Tulisan ilmiah
disajikan secara mendalam berkat penalaran dan analisis yang objektif pula.
Artikel ilmiah tidak bersifat ilmiah lagi apabila isinya mengemukakan ilmu
(teori dan fakta) pengetahuan saja, yang sudah lama diketahui oleh umum dan
ditulis berulang kali dalam berbagai media masa. Ilmiah dalam artikel ilmiah
bukan ilmu atau sains, melainkan sifat yang diperoleh dengan suatu metode yang
mengkaji objek, fakta atau gejala secara objektif. Dalam pengkajian itu selalu
mungkin timbul kesalahan (pengukuran), penyimpangan (hasil), atau kelainan
(mutu).
Artikel Ilmiah populer
mampu menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu objek, fakta, dan gejala itu
terjadi secara objektif. Kalau tidak, artikel itu hanya merupakan tulisan yang
dangkal, dan perlu diolah lebih lanjut menjadi tulisan ilmiah populer yang
memenuhi syarat-syarat. Syarat-syarat itu antara lain, adalah (1) fakta atau
gejala dan analisisnya objektif, dan (2) teknik penulisannya secara populer, mudah
dimengerti, tetapi bukan berbentuk tulisan sendau gurau. Artikel ilmiah populer
juga bukan fiksi sains, yang dikarang sebagai fantasi (rekaan) yang menggunakan
fakta ilmiah, tetapi ditambahi uraian spekulatif untuk menciptakan keadaan
sensasional. Khawatir kalau sensasi yang diciptakan tidak akan percaya, fiksi
sains itu kemudian dihias dengan fakta ilmiah (Soeseno, 1993: 3). Unsur
spekulatif tidak boleh dimasukkan ke dalam artikel ilmiah populer.
Demikian juga, agar
mudah dipahami, artikel yang sudah menarik itu mampu menyederhanakan persoalan
yang dikemukakan. Dengan mengemukakan persoalan, biasanya pengertian dan
definisi tentang sesuatu juga dikemukakan. Untuk memberikan batasan tentang
suatu hal, penulis menguraikan suatu hal dengan beberapa kalimat, bahkan
paragraf. Definisi merupakan persyaratan yang tepat mengenai arti suatu kata
atau konsep. Definisi yang baik akan menunjukkan batasan-batasan pengertian
suatu kata secara cepat dan jelas. Sebagai persyaratan dalam dalam artikel
ilmiah populer ialah pemakaian kata-kata secara konsisten, baik berupa bentuk
dan maknanya. Persyaratan ini timbul karena sifat bawaan bahasa yang rumit dan
tidak tepat, pada hubungan kata dan maknanya. Untuk menjaga konsistensi ini,
perlu ditetapkan arti kata atau istilah yang ditulis. Menetapkan kata berarti
membatasi pemakaian kata itu. Arti yang sudah ditetapkan itu disebut batasan
kata, yang lebih lazim disebut definisi (Akhadiah, 1988: 159-164). Ketepatan
definisi diperlukan dalam artikel ilmiah populer untuk mendukung argument
penulis yang dikemukakannya, yang diarahkan kepada konsumen masa.
Karena artikel ilmiah
populer itu dikonsumsi massa dan dimuat di media masa cetak, ada beberapa hal
yang harus dipenuhi yaitu singkat, padat, sederhana, lancer, lugas, menarik dan
populer. Artikel ilmiah populer menggunakan kalimat-kalimat yang pendek, tetapi
lengkap, padat, dan sederhana. Artikel diupayakan betul dapat dibaca dan
dimengerti dengan cara panulis berusaha menjauhi pnggunaan kata-kata yang tidak
populer.
Segi-segi kebahasaan
tidak kalah menariknya dalam tulisan ilmiah populer. Hanya saja, untuk
sementara dikesampingkan mengingat terbatasnya media.
3.
Pembelajarannya
Artikel ilmiah populer
harus menarik. Untuk memenuhi syarat ini, guru memberitahukan topik-topik yang
mengandung ciri-ciri kebaruan, kedekatan, cuatan (prominence), keanehan (unusualness),
daya pikat manusiawi, dan konsekuensi. Prinsipnya adalah memilih topik berciri
itu dengan bahasa yang populer.
Menulis artikel ilmiah
populer dapat diibaratkan sebagai suatu pertukangan. Kemahirannya dapat
dipelajari, dilatih, dan dipraktikkan. Kesuksesan seorang penulis dapat
dikomposisikan berikut ini, 90% latihan dan 10% bakat. Tidak benar beranggapan
bahwa orang harus berbakat alam terlebih dahulu sebelum mampu menulis. Asalkan
calon penulis mengingat dua prinsip, yaitu (1) kejelasan dan ketepatan
(presisi) dan (2) menulis secara sederhana dan wajar (Anwar, 1979: 124), dia
akan mampu memperoleh kemajuan.
Dengan bertolak dari
tujuan dikemukakannya topik makalah ini sebagai materi pembelajaran menulis
artikel ilmiah populer, ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
penyampiannya (Pusat Perbukuan Diknas, 2005).
Pertama, prinsip
kebermaknaan. Dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah populer, materi
disesuaikan dengan kebutuhan. Prinsip ini bertumpu pada pemenuhan dorongan bagi
siswa untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi kepada
orang lain melalui artikel ilmiah populer. Topik yang mengena antara lain
adalah topik kesiswaan, keremajaan, kesehatan reproduksi remaja, dan topik yang
dekat dengan kehidupan keseharian anak muda.
Kedua, prinsip
keotentikan. Jika dikenakan pada pembelajaran menulis artikel ilmiah populer,
prinsip ini bertumpu pada pemilihan dan pengembangan materi pembelajaran
populer. Pembelajarannya bersifat aktif dengan cara memberikan banyak
kesempatan untuk mengembangkan kemahiran menulisnya. Penekanan fungsi
komunikatif bahasa-tulis dengan menekankan proses menulis-nyata diwujudkan. Syarat
sedapat mungkin otentik, yaitu benar-benar otentik tulisan siswa, dimungkinkan
karya mereka dimuat bersama secara intern. Diharapkan setelah menulis artikel
ilmiah populer, ada rasa kompetensi antarmereka sehingga terkandung kemampuan
berbahasa yang bersifat selektif dan fungsional.
Ketiga, prinsip
keterpaduan. Penataan materi pembelajaran menulis artikel ilmiah populer harus
mempertahankan keutuhan materi. Hal ini dilakukan dengan cara bertahap. Prinsip
ini juga gayut keterpaduan materi lain, misalnya membaca, berbicara, menyimak
dan sastra. Sikap pandai-pandai memilih topik dan melatihkannya kepada siswa
harus dimiliki pengajar. Mendorong kreativitas siswa untuk memilih topik
artikel yang terpadu dengan materi pembelajaran sebelumnya diperlukan.
Keempat, prinsip
keberfungsian. Penataan materi
pembelajaran menulis artikel ilmiah populer harus jika pemilihan metode dan
teknik pembelajarannya memperhatikan (1) guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih topik artikel, (2) guru memberikan kesempatan dan contoh
artikel ilmiah populer sesuai dengan prinsip kebermaknaan, keotentikan, dan
keterpaduan, (3) guru mengarahkan siswa akan kegiatan nyata menulis, bukan
pengetahuan tentang teori artikel ilmiah, (4) guru memberikan penghargaan
kepada siswanya yang berhasil menembus media massa cetak atas artikel ilmiah
populernya, dan memberikan semangat kepada mereka yang belum berhasil.
Kelima, prinsip
performansi komunikatif. Pengalaman menulis adalah pengalaman yang memungkinkan
kegiatan berbahasa secara nyata melalui dukungan atas pembentukan performansi
komunikatif yang bersifat sebagai berikut, (1) materi harus disesuaikan dengan
bahan pembelajaran, (2) Hasil tulisan artikel itu bermakna bagi pengembangan
potensi dan kemahiran berbahasa-tulis anak didik, (3) penyesuaian bahan
pembelajaran dengan kurikulum menjadikannya sesuai dengan tuntutan
didaktif-metodik mutakhir, (4) kemampuan berbahasa-tulis diajarkan secara
berkelanjutan antarsemester dan atau antarkelas dan berkaitan dengan pengalaman
belajar berbahasa secara terpadu.
Keenam, prinsip
ketertautan (kontekstual). Pemanfaatan media cetak yang memuat artikel ilmiah
populer merupakan media dan sumber belajar. Media massa cetak sebagai sumber
dan media belajar akan memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk belajar
menulis sebagai kegiatan produktif berbahasa-tulis. Pemanfaatan media lebih
cocok, karena kualitas maupun kuantitasnya mudah diakses dan murah.
Ketujuh, prinsip
penilaian. Pembelajaran menulis artikel ilmiah populer dengan ancangan
komunikatif menurut sistem penilaian. Guru mengukur dengan langsung kemahiran
tulis siswa secara bertahap, menyeluruh dan terpadu.
4.
Kesimpulan
Dari prinsip-prinsip
yang dijelaskan diatas, pendekatan dalam pembelajaran menulis artikel ilmiah
populer adalah, konsep kegiatan menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa.
Berbagai unsure bahasa mulai kosakata, kalimat, paragraph sampai wacana artikel
ilmiah populer bukan unsure-unsur terpisah, melainkan terpadu. Pembelajarannya
bertahap dan terkait satu sama lain. Kedua, kegiatan menulis artikel ilmiah
sebagai komunikasi untuk menyampaikan pendapat penulis atas masalah umum yang
muncul dengan bahasa populer.
Materi kemampuan
menulis artikel ilmiah populer ini dimuat secara proposional dengan materi
kemampuan berbahasa, seperti membaca, berbicara, dan menyimak serta bersastra. Topik
antarmateri kemampuan berbahasa dan bersastra saling terpadu. Diorentasikan
kearah pembelajaran praktik menulis, bukan pada teori. Kesesuaian dengan
kurikulum diperkaya dengan pengayaan materi, yaitu materi tambahan pilihan yang
sejenis. Ada rincian materi pokok, misalnya definisi artikel ilmiah populer,
ada uraian dan langkah-langkah menuliskannya dan ada contoh. Semua ini
berelevansi dengan tujuan pendidikan, sehingga menimbulkan dorongan dan
penghargaan terhadap salah satu tujuan pendidikan dan isi wacana mengacu pada
berbagai segi kehidupan manusia. Tujuan itu antara lain, adalah pencapaian
kebhinekaan dan kebersamaan, pengembangan budaya bangsa, pengembangan iptek dan
seni, serta pengembangan kecerdasan berpikir, kehalusan perasaan, dan
kesantunan sosial dengan isi artikel yang mengacu ke berbagai segi individu,
masyarakat, binatang, tumbuhan, dan benda alam (Sugihastuti, 2008: 195-199).
5.
Daftar
Pustaka
Akhadiah,
Subarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Anwar,
Rosihan. 1979. Bahasa Jurnalistik dan
Komposisi. Jakarta: Pradnaya Paramita.
Birowo,
Mathilda AMW. April 2012. Bercermin lewat
tulisan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Departemen
Pendidikan Nasional-Pusat Perbukuan. 2005. Pedoman
Penilaian Pelajaran Bahasan dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas. Jakarta.
Keraf,
Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende:
Nusa Indah.
----------------.
1993. Argumentasi dan Narasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Mappatoto,
Andi Baso. 1993. Siaran Pers. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Panitia
PIBSI-27, “Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Rangka PIBSI
XXVII”, Yogyakarta: leaflet.
Tim
Penyusun Kamus. 2003. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka.
Siregar,
Ashadi dkk. 1982. Bagaimana Menjadi
Penulis Media Massa. Jakarta: Karya Unipress.
Soeseno,
Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah
Populer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo,
Wahyu. 2006. Berani Menulis Artikel.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
--------------.
Januari 2011. Cara Cerdas Menulis Artikel
Ilmiah. Jakarta: Kompas.
1 Comments
informasi yg jelas dan akurat
ReplyDeleteMy blog