Lebih dari itu...
8:48 PM
nabila chafa:
Solo, 20 Februari 2014 at 7.37
pm
*)Memperingatkan tentang keberadaanmu, ndi?
Silahkan bersih-bersih Gunung Kelud, ya!
Salam Cinta Lestari dariku untukmu…
Semoga pertemuan kita tidak hanya di masa SMA saja,
Bukan berarti aku terlalu berharap,
Hanya menunggu takdir yang tepat untuk mengatakan…
‘Aku di sini!’
Embusan napas masih terasa sama…
Kau tak kan jauh lagi, itu yang aku percaya.
Kau tak kan menghapus langkah besarmu, itu yang aku yakini.
Kau akan selalu sama dengan tingkah konyolmu yang
membuatku tertegun sendiri, itu yang aku bayangkan sekarang.
Aku ingin satu nama dari milyaran bintang bernama
manusia.
“PARTIKEL ‘TITIK’ ITU”
Itu adalah satu nama, yaitu KAMU :’)
Lebih dari itu…
Jarak satu ke daerahmu itu
terbentang luas bak melewati lautan penuh ombak,
Jarak di sini sampai ke
tempatmu melewati ribuan titik pencahayaan siang malam,
Jarak titik koordinat ini
sampai di sana melewati puluhan derajat yang satu derajatnya adalah 111km,
Jarak kita terpisah dengan
embusan angin muson tiap musimnya yang bergerak mengitari berbagai belahan
benua,
Aku sungguh di ambang
ketidakpercayaan antara semua itu.
Tapi aku hanya ingin kamu
yang memikirkan itu!
Bayangkan?
Sedemikian rumit jarak memisahkan…
Ini tentang keberadaan kita diantara penghuni
milyaran manusia di bumi,
Kau tidak sadar dengan paradigma rumus yang aku
ajukan?
Ingin membantah?
Silahkan…
Sesak
rasanya…
Aku
tak tahu kenapa?
Hanya
masih mencoba mencari tahu setiap inti jawabnya…
Mengapa
aku bertahan di titik ini’?
Membayangkannya saja, rasanya malas sekalii…
Tak bisa lagi mengingat detail raut wajahmu…
Menghilang dalam kabut transparan…
Jarak yang menjadi tokoh antagonis di antara kita.
Aku ingin bertanya, Kenapa sampai di sini di titik
kita?
Bukankah
lebih indah jika tak berjarak??
Bukannya cinta memang tak ada batas jarak?
Lalu kenapa kita lakukan ini?
Kau tak pernah mengerti…
Tak pernah memahami…
Silahkan…
Bayangkan?
Rumus tersulit dalam perjalanan hidup kita!
Antara susah dan senang.
Hanya perlu satu kata!
Aku bertahan sampai detik ini.
Jadi, tak perlu kau ragu untuk menanyakan bagaimana
rasaku.
Kau hanya perlu percaya dan menyakini alih-alih
bisa mengamini!
Tak jauh lagi, aku ingin tahu sebenarnya sebuah
harapan yang timbul dari keniscayaan…
Dan harapanku tak pernah lekang oleh jarak yang
begitu jahat memisahkan kita.
Tak perlu ragu…
Tak perlu bingung…
Aku di sini berusaha memaknai apa yang kau berikan!
Satu kata untuk semua,
‘Aku masih sama’
Ku tunggu kau di sini dengan sejuta bunga…
Karena hanya aku tempat kamu pulang~~~
Dan kita akan kalahkan jarak itu sendiri…
Memutuskan mata rantai rumus yang aku berikan.
Sesungguhnya, Jarak adalah
cara terbaik memaknai bahwa sejauh apapun kamu berada…
Dengan embusan angin aku
bisa sampaikan dimana saja,
Asalkan masih dalam
galaksi yang sama,
Asalkan masih dalam satu
planet yang sama,
Kita juga akan selalu
sama,
Aku hanya berdoa untuk
kita…
*)Ingin seperti embusan angin di porak-porandakan di
pohon…
Batang kokoh, daun rindang, ranting bercabang,
Menjulang dengan keberadaannya yang berbeda,
Aku ingin meneriakkan satu nama…
KAMU :D
*) Jadi, kamu percaya nggak ndi?
Kalau sampai rentang waktu ini aku masih menunggu
mencari tahu,
Dengan caraku
sendiri, aku ingin mengapresiasi penolakan halusmu,
Tapi bolehkah aku pinta sesuatu?
Bolehkah kita bertemu sekali lagi untuk mengukur jarak
sejauh mana kita berada.
Jejak antara kita.
Tak terukur rentang waktu dan jarak.
Hanya kita.
Dalam hening, aku berdoa…
Kamu kuat sendirian bersih-bersih Gunung Keludnya, ndi?
Salam
Lestari…
Nabila,
Untuk
orang yang bersih-bersih di ‘Gunung Kelud’ :D
0 Comments