Ihwal Genre Musik

7:38 AM

Buka-bukaan emang momentum sekarang tuh.


Gimana enggak, dari ihwal perubahan genre musik pun aku masukin dalam daftar list tulisan yang akan aku buat. 

Oke baiklah, lanjut!

Mengenal musik merupakan sebuah satu dari banyaknya kesatuan yang membuat kita hidup. Kita singkirkan mazhab yang mengatakan musik haram atau halal ya.

Mazhab yang aku anut adalah moderat. Asalkan musik bertujuan pada hal-hal baik sepertinya tidak masalah, ya kan. Bisa jadi dalam setiap lagu yang didendangkan kita secara psikologis merasa tenang, atau termotivasi, atau malah tambah galau, haha. Kita kembalikan lagi pada jenis musiknya. 

Ketika bocah SD, ku bisa apa... 

Waktu aku masih bocah SD, bapakku mengenalkanku pada penyanyi legendaris Ebiet G. Ade. Satu kaset dalam satu album diputar berulang kali. Kadang diputar kalau bapak lagi galau. Ngotak ngatik radionya. Atau setelah dia mendengarkan siaran BBC Indonesia.

Jadi, waktu SD pun aku belum memutuskan pilihan politik. Genre lagu apa yang aku pilih, haha. Kecuali Sherina yaa. 

Menginjak Masa Remaja

Ok. Awal aku SMP justru dibuat gila sama artis legendaris 20-an. Agak telat sih, emang. Tapi ya gtu, cinta emang suka datang terlambat gtu kan. Yap. Adalah Avril Lavigne. 

Lagu judul Complicated,  My Happy ending, I Will be, dan lain-lain. Diajari sama Qonita aku, haha. Avril dan Qonita adalah dua hal yang tak terpisah bagaimana aku mengenal lagu western dan aku dibuat kegandrungan.

Kelas 2 SMP, aku digilai oleh boygroup asal Korea Selatan. Iyaaa, Super Junior dong. Haha. Parah sih. Gimana Super Junior merubah hidupku. Sampai komputer di rumah isinya semua album Suju. Hebatnya, kadang aku diajak bapak ke rumah temen yang ada bisnis Internet gtu. Warnet adalah dewa waktu itu. Parah sih. Tiap ke warnet yang dibuka adalah YouTube. 

Membuka YouTube dan mengulang semua lagu Suju berasa oase. Awal suka sama Siwon. Trus ke Kyuhyun, Donghae dan Kibum. Aduh, sekarang bagaimana yaa kabar Kibum. Huhuhu. 

Oiya, pertama kali liat MV-nya Suju adalah Don Dont. Aku sampai pernah suatu ketika berkonflik dengan teman dekatku, Winta. Karena sempat menghilangkan CD yang semua berisi konser dan performnya Suju. Racun emang. 

Selamat datang masa terbaik di umurmu, sebut saja Masa SMA! 

Masuk SMA, kegandrunganku pada Super Junior sedikit berkurang. SMA Negeri 3 membuat hidupku tidak mudah. Aku banyak sekali menghabiskan waktu untuk belajar. Dan terjebak dengan banyaknya agenda organisasi. Padahal cuma ikut 2 organisasi aja sebenarnya. Pramuka dan Rohis. Dua tok. Tapi entahlah, agak susah ngatur kegandrunganku. Aku harus belajar mengendalikan diri. 

Tapi, masih satu dua kali ngikuti drama yang lagi bagus. Meski yaa cuma sebatas nonton-nonton doang. Suka sekali kehilangan episode jadi yaa cuma nganggap "cukup tau" aja. 

Perkuliahankuuu

Sudah kuhempas per-Kpop-an di awal masuk kuliah. Menurutku suka Kpop itu gak banget. Apalagi udah umur masuk kuliah gini kan yaaa. 

Sialnya, aku punya teman baik namanya Nasita. Dari obrolan kita di Rica Isi kita mendiskusikan mengenai showtime EXO. Waduh fiks, setelah itu aku mulai kegandrungan lagi sama Kpop. Tapi gak separah pas suka sama Super Junior dulu. Suju membuatku bucin, sedangkan EXO yang aku suka hanya showtime dan first album mereka. Tak lama aku suka EXO, beberapa personel malah pada cabut. 

Dimulai dari Kris Wu, Luhan, kemudian Tao. Ketiga memberi itu dari Cina. Aku harap Lay gak ngikuti jejak mereka. Alhamdulillah sampai sekarang, dia masih bertahan. Hanya saja gak begitu aktif di grup. Dia lebih fokus berkarya di Cina nya sendiri. 

Gakpapa, yang penting gak keluar aja wkwk. 

Sekarang, ketika Negara Bumi menghancurkan... 

Sekarang adalah momentumku untuk bahagia. Alasan membuat tulisan ini karena melihat instagram Story dari Mbak Titin yang nanya lagu apa yang sering aku putar. 

Aku jawab Ed Patrick - Eyes On You

It was dark
Streetlights threw shadows through the park
I was late
First impression I've failed to shake
You were stood
A little bit shorter than I expected
I was sure
I'd lose my cool but somehow I kept it
That was the first time I laid my
Eyes on you
You were mad
I gave you every excuse that I had
And as we wondered
Oh, how I lusted for longer
Through alleyways, romantic games
The next few days
We fell into each other
You were my one true real life lover
That was the first time I laid my
Eyes on you

Namun, ketika aku menuliskan tulisan ini lagu yang terdengar adalah Barcelona, Babe. Masih di musisi yang sama.

Ed Patrick memang belum harum namanya sih. Tapi aku harap dia akan harum selamanya di hatiku. Selama aku butuh galau dan mendengarkan lagunya, dia tetap juara.

Lirik Barcelona, Babe. 

Barcelona you're heavy on my heart
Sunburnt shoulders
Painted in the parks
Daylight goodbyes
Cheek to cheek
Pretty people
Sat out in the street
I think I'm gonna stay
In Barcelona, babe
Something tell's me
I won't be coming

Simpel. Wkwk. 

Isi playlist spotify-ku terlalu banyak nama baru. Seperti Iron & Wine khusus lagu Call it Dreaming, Joshua Hyslop, William Fitzsimmons, Mandoline Orange, dan tentu masih banyak lagi.

Aku ingin berbagi kebahagiaan sebenarnya kalau blog bisa link kan lagu kesukaanku ini.

Menginjak tahun kedua aku merubah Genre musik menjadi Indie lokal Amerika itu, kini aku semakin bahagia. Entah kenapa. Ini benar benar membuatku relaks. Mikir gak berat. Seolah ada yang mendorong untuk aku melakukan banyak perubahan dalam hidupku. 

Aku suka tahun ini. Tahun dimana aku menginjak 25 tahun. Dan, aku pun sebahagia ini. Aku harap kamu pun merasakan hal yang sama. 


Cherrs dulu yuk. 

Nabila Chafa
Otw kehabisan paket data 
21.36
Kamis, 12 Maret 2020

***

You Might Also Like

0 Comments