Memoar of Grandma

10:03 PM

Hari ini sekolahku pulang pagi. Tidak terlalu pagi hanya sekitar pukul 11.15 WIB. Ibu dari guruku meinggal dunia. Pak Aris namanya. Teringat saat hari Sabtu 22 Oktober 2011 saat nenekku harus tiada.
            Awalnya kaget. Tapi aku bisa merasakan. Lama sekali bahwa diminggu-minggu terakhir ini aku merasakan akan kehilangan nenek untuk selamanya. Aku kaget.
            Mengenang nenekku disurga. Aku yakin bahwa beliau tersenyum senang. Sudah banyak kebaikan didunianya. Aku memahami mencerna sosok nenek. Apakah kau merasakan kalau nenekku itu orangnya terlalu pelit. Hm…kupikir iya. Karena aku merasakanya.
Ibuku memberitahuku kemarin. Nenek selalu makan makanan yang sederhana walau banyak rezeki. Nenek selalu menghemat uang bahkan makanan yang Ia punya untuk cucunya. Ia bagikan sama rata. Tidak sedikitpun ia merasa mengeluh. Pernah suatu ketika, aku membuka wajan tempat pemasakannya. Ada beberapa gorengan daging ayam. Saat kuambil, sudah tercium bau busuk. Sebegitukah nyatakah perhatian nenek??? Aku menangis seketika.
Nenek adalah orang yang dermawan, tak kenal lelah dalam bekerja. Lihat jempol dikpaki kanan nenek. Jempol yang begitu kuat untuk menyangga beras yang ia jual di gendongan punggungnya. Seusia aku SMA, nenek sudah berjuang keras berdagang. Berpuluh-puluh kilometer ia tempuh dengan kaki kokohnya. Hebat bukan???
Selama berpuluh tahun ia mengarungi hidup dengan berjualan. Tak lekas membuatnya patah harapan. Ia bahkan punya harapan yang menjulang tinggi diatas awan. Menarik semua orang agar mau melihatnya. Bahwa nenek mampu…. Bahwa, nenek ada… Bahwa nenek bisa….
Harapan yang sungguh mulia. Ia pekerja keras yang luar biasa sampai membuahkan banyak hasil. Coba liat!!! Puluhan hektar sawah itu sekarang milik siapa?? Anak cucumu hanya bisa memanfaatkannya saja tanpa bisa berbuat yang lebih. Wujud nyata pengorbanan nenek terlupakan.
Nenek begitu mulia…
Nenek sungguh berharga….
Nenek juga yang membuatku bisa bertahan..
Nenek juga yang rajin menasehatiku agar rajin belajar..
Tapi aku bodoh, nek…
Aku bukan professor Habibi, atau apalah itu.
Tapi…
Sungguh aku menikmati semua keterbatasanku ini. Aku ingin nenek tau, bahwa aku akan berusaha menjadi apa yang nenek mau.
I Promise that, grandma….


*      Nenek disurga banyak dikelilingi biadadara ganteng ya, nek?
*      Minta sama Tuhan supaya diturunin satu, nek!
*      Aku lagi kesepian….
*      Kayaknya Kak Cakra sudah punya pacar deh, nek.
*      Ada ngga nek, bidadara yang lebih cakep dari kak Cakra?
*      Kalau ada kirim ke sini ya, nek… Aku mau pamerin di depan kak Cakra besok!


>>>By Nabila.

You Might Also Like

0 Comments