Akhir dari penyesalan

6:15 PM



Semusim berganti dengan tawa, harusnya. 
Katanya memperjuangkan butuh pengorbanan. 
Memang iya. 
Tapi tak semudah jika dengan berlari dan menggapai lenganmu.
Kemudian selesai. 

Setiap malam kulewati dengan pergulatan. 
Tentang diri yang kian pasrah. 
Termakan beberapa kenangan. 
Bukan sesuatu yang indah, tapi mencengangkan. 

Jiwa jiwa lain entah hidup dalam kondisi seperti apa. 
Aku tidak tahu. 
Ada yang menggadaikan hidupnya dengan sejumlah uang. 
Ada yang berpeluh kasihan mencari sesuap. 
Ada yang tengah frustasi pada pelik soal.
Semuanya bergeliat mengelindan, kemudian kusut. 

Tidak hanya aku yang bertahan. 
Kemudian berjuang lagi. 
Tidak ada lagi kita di masa depan. 
Pikiran berantakan menggumpal.
Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan. 

Sama. 
Sepertimu. Sepertiku.
Mencoba mengerti dan menanggapi. 
Kicauan burung terdengar. 

Tuhan tolong kuatkan persoalan yang tak tahu menahu ini. 
Bukan karena aku tidak tahan. 
Karena aku tidak bisa mengurai. 
Mana yang menjadi awalan. 
Lagi mana yang menjadi akhir dari penyesalan. 



***
On random thought
09.11
Sabtu, 15 februari 2020
Still rebahan, waited for 12.00 to work

You Might Also Like

0 Comments